Jangan lupa buat VOMENT guys.
🍁🍁🍁
Aku menutup mulutku saat melihat Jungkook oppa berada di ruangan yang berbeda denganku, tubuhnya terkulai lemah disana, dengan selang oksigen yang berada diwajahnya. Pertahananku luruh, menangis dipelukan Daddy melihat kondisi Jungkook oppa. Pria itu terluka. Pria itu terluka karena menyelamatkan diriku. Oh ya Tuhan, jika bisa aku saja yang menggantikan tubuhnya untuk berada disana.
“Apalagi Tuhan.. Apalagi..”
Suraku tertahan dipelukan Dad. Aku hanya bisa menangis dan menangis, melelahkan sekali rasanya.
“Ini salahku Dad..”
Dad menggeleng, mencium pucuk rambutku dan mengelus punggungku dengan penuh perhatian.
“Tidak sayang.”
“Jungkook oppa terluka karenaku..”
Aku tidak bisa tidak menyalahkan diriku. Oh Tuhan.. kenapa harus Jungkook oppa.
🍁🍁🍁
Hari ini Lalice sudah diperbolehkan pulang, Lalice mengalami trauma akibat tragedi dua hari yang lalu, dan dokter menyuruhnya untuk berkunjung ke psikiater di rumah sakit untuk mengobati rasa trauma tersebut.
"Terimakasih dok.." ucap Marco sembari menjabat tangan dokter tersebut.
"Semoga anda segera pulih nona Lalice, saya permisi.."
Lalice tersenyum. Tua Marco mengelus rambut putrinya.
"Ingin mengunjunginya?" Marco bertanya membuat Lalice mengangguk.
Mereka berdua sudah berada di dalam ruangan, dimana Jungkook masih tergeletak tidak sadarkan diri disana. Marco duduk bersama Tuan Jeon di sofa tunggu di dalam. Sedangkan Lalice berada disebelah Jungkook sembari menggenggam tangan Jungkook yang terbebas dari selang infus.
Matanya terus menatap sendu ke arah kekasihnya. Sudah tidak ada air mata lagi, meski begitu ia selalu merasa bersalah apa yang terjadi dengan kekasihnya.
"Sayang, kau sudah makan?" Nyonya Jeon bertanya pada Lalice, Lalice segera menolehkan kepalanya dan tersenyum kecil.
"Sebentar lagi ibu.."
"Makanlah, kau baru saja pulih.. aku sudah memasakkan sesuatu untukmu.."
Nyonya Jeon mengajak Lalice untuk makan, Lalice tidak bisa menolaknya. Ia melepas tangan Jungkook, mengelus rambut Jungkook sebelum akhirnya mengikuti langkah Nyonya Jeon.
Lalice mendekati sang ayah yang juga akan memulai makan bersama tuan Jeon. Nyonya Jeon memang sengaja memasak sesuatu ketika pulang ke rumah tadi untuk dibawa ke rumah sakit.
"Cicipi supnya Lice... itu sup kesukaan Jungkook."
Lalice menatap sup tersebut sejenak, kemudian memasukkan sendok berisi sup tersebut ke dalam mulutnya. Matanya sedikit berkaca-kaca.
"Ada apa sayang?? Supnya tidak enak??" Tanya Nyonya Jeon khawatir ketika melihat mata Lalice berkaca-kaca, Marco memperhatikan putrinya yang hanya menggeleng dan mencoba tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT ✔
RomanceLalisa Manoban seorang desaigner ternama, yang memiliki kehidupan yang dapat dibilang sempurna. Kisah cintanya tidak pernah berakhir mulus, tapi ketika ia bertemu dengan seorang CEO perusahaan jeon's company semuanya berubah. Akankah mereka bersatu...