Empat Sekawan Reunited

41 2 0
                                    

"Alanna?"

Aku berbalik mendengar namaku dipanggil. Suaranya cukup familiar, namun aku kesusahan mengenali wanita yang berdiri di hadapanku.

"Uhm, ya?"

"Alanna! It's me, Stella!"

Aku terkejut, terdiam beberapa detik sebelum bergegas memeluknya. Seribu pertanyaan muncul di kepalaku namun dari semua itu, hanya satu kalimat yang bisa keluar dari bibirku diikuti dengan linangan air mata.

"I miss you. I miss you." ucapkan penuh isak.

"Aku juga kangen kamu. Aku kangen kalian semua. I realized how hard life is without you all." Stella terisak dipelukanku.

Kami berdua berdiri di depan pintu apartemen Kairo berpelukan dan berurai air mata. Beberapa orang melewati kami dengan tatapan penuh tanya. Tak lama Kairo pun membuka pintunya dan ikut bergabung memeluk kami yang belum bisa mengontrol emosi yang tiba-tiba saja datang menghantam.

"Jay! Move your ass and join us with this hallway group hug!" Kairo berteriak ke dalam apartemennya.

Aku dan Stella tertawa mendengar ucapan Kairo, typical Kairo! Jayda pun berjalan keluar dengan tatapan penuh tanya namun ikut memeluk kami pada akhirnya.

"Kalian kenapa sih? PMS?" tanya Kairo.

Aku dan Stella hanya tertawa mendengar pertanyaan Kairo. Aku tidak tahu kenapa dengan diriku, tapi melihat perubahan drastis pada Stella membuat hatiku terusik. Bagaimana kami bisa hilang kontak dengan dirinya selama lima tahun ini. Apa yang terjadi padanya. Apa yang telah dilewatinya selama ini. Life must be so tough for her.

Kami berempat pun masuk dan melanjutkan sesi kangen kami di dalam sebelum lebih banyak tetangga Kairo mempertanyakan kewarasan kami.

"Choco milkshake, anyone?" Kairo bertanya dari dapur kecilnya.

"Aku mau iced cappuccino aja kalau masih ada stock. Kalau gak ada, aku air ama es batu, please." ucapku sambil menggandeng Stella untuk duduk di sofa.

"Aku apa aja oke kok." jawab Stella.

"I have my infused water." Jay mengangkat botolnya.

"Oh ya Stella, kenalin it's Karen and she does yoga three times a week and only use vegan cosmetics." Kairo menunjuk Jayda sambil memutar bola matanya.

Jay dan aku tertawa atas celetuk sarkastik Kairo, namun Stella diam sambil meremas tangannya terlihat gugup dan bingung. Sepertinya dia tidak mengerti lelucon yang disampaikan Kairo.

"It's a joke. Kamu jarang main Twitter kayaknya ya?" aku tersenyum berusaha membuat Stella nyaman.

"Ah. Maaf ya, aku gak punya akun sosmed. Jadi aku gak ngerti sama jokes sekarang." Stella menjawab dengan muka masam.

Hatiku kembali terusik. Stella yang aku kenal dulu adalah gadis yang ceria, penuh energi, selalu mengikuti perkembangan mode dan selalu update mengenai gosip terbaru. Wanita yang duduk di depanku sekarang benar-benar berbeda 180 derajat. Bahkan penampilannya pun berubah drastis sampai-sampai aku tidak mengenalinya saat pertama bertemu.

"Stel, you are okay kan?" Jay bertanya pelan.

Bagai bendungan yang dibuka pintunya, air mata Stella tiba-tiba bercucuran diikuti isak tangis yang cukup kuat membuat kami semua terkejut dan bergegas memeluk Stella.

Lima menit.

Sepuluh menit.

Lima belas menit.

Her Story [Bahasa Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang