6

38 12 3
                                    

Gambar hanya illustrasi semata
Happy reading ^_^/

Wow dan wow, hanya kata itu yang bisa kuucapkan berkali kali saat berkeliling di kota Ostia ini. Hampir semua orang disini bisa menggunakan sihir yang menakjubkan, seperti para penjual makanan ringan yang digoreng menggunakan Sihir api untuk memasak makan nya, penjual es yang menunggunakan sihir es dan air, tukang daging yang menggunakan telekinesis untuk menggerakkan pisau agar memotong daging lebih rapi dan masih banyak sekali hal menakjubkan disini.

"Kau ingin belanja apa?" tanyaku pada Lecia yang berjalan disampingku

"Bahan untuk membuat sup, nasi, lauk, serta berberapa potong roti" jawabnya sambil menoleh ke kanan dan kiri

"Ohh, baiklah jika begitu" aku jadi tidak sabar mencicipi sup buatan Lecia

"Kita juga harus membeli senjata untukmu, dan peluru perak untuk amunisi senjataku" ujar Lecia padaku

"Senjata untukku?" tanyaku terkejut

"Iya, agar kau juga bisa menjaga diri" jawabnya Lecia dengan dingin seperti biasa

"Apakah uangmu itu cukup?" tanyaku karena mata uang disini adalah koin, ada koin perunggu, koin perak, dan koin emas

"Cukup" jawabnya singkat

Lalu akhirnya kami pun mampir ke beberapa toko setelah sampai di pusat pasar kota Ostia ini dan membeli bahan makanan yang dibutuhkan oleh Lecia, aku hanya membeli telur, beberapa potong daging ayam, bumbu dapur, dan beberapa botol minuman.

Setelah kita selesai belanja, Lecia menyuruhku untuk pulang dan membawa semua belanjaan ke penginapan, lalu ia pergi sendirian untuk membelikanku senjata untuk berjaga diri
Akupun hanya bisa menurutinya.

Aku pun kembali ke penginapan, oiya nama penginapanku adalah Osunfals aku tidak tau apa arti dari nama itu. Saat perjalanan entah mengapa jalan yang kulalui terasa sepi, hanya sedikit orang yang lalu lalang, disebelah kanan kiri jalan hanya ada gang sepi yang gelap dan menyeramkan. Aku takut tersesat dan tidak bisa kembali ke penginapan...

"TOLONG" tiba tiba terdengar suara seorang berteriak dibelakangku, lalu aku menoleh kebelakang dan melihat seorang wanita yang sedang dirampok, perampok itu mengambil kalung wanita itu lalu lari ke arahku untuk kabur. Aku harus mengambil tindakan!
Aku pura pura cuek dan kembali berjalan seperti biasa meninggalkan perempuan itu, dan ketika aku mendengar suara langkah kaki si perampok sudah cukup dekat denganku, aku mengambil langkah dengan menjegalnya dengan kaki ku sampai ia terjatuh, lalu aku menginjak punggungnya agar dia tidak bisa bergerak.

"Kena kau" ujarku dengan senyum jahat, aku pun menaruh barang belanjaan ku

"Sekarang kembalikan barang milik gadis itu" aku berusaha merebut barang curiannya itu dari tangannya dengan paksa, tapi tiba tiba badanku melayang sendiri dan aku dibuat terpental ke udara, aku terpental hingga menabrak tembok ditepi jalan dan pingsan

Setelah membuka mataku, aku sedang berada di sebuah kasur putih dan seperti berada dalam sebuah ruangan kepalaku pusing sekali, dan seluruh tubuhku sangat sakit, aku mulai bangkit dan duduk dipinggir tempat tidur. Seseorang tiba tiba membuka pintu

"Wah akhirnya kamu bangun" ujarnya dengan nada gembira

Sepertinya dia adalah perempuan yang kutolong tadi, aku sangat kaget ketika melihatnya dari dekat, wajahnya benar-benar mirip dengan Nesya tapi dengan warna mata dan rambut yang berbeda.

"Maaf karena aku, kamu jadi terluka seperti ini, aku benar-benar minta maaf" ujarnya merasa bersalah

"Tidak apa, aku hanya ingin menolongmu, ngomong ngomong ini kalungmu" Aku pun memberikan barang yang berhasil kudapatkan dari perampok tadi dalam sakuku.

"Wah terimakasih, kamu sangat hebat, bagaimana caramu mendapatkannya?" tanya gadis itu

"Yah aku beruntung, sebelum dia membuatku terpental aku berhasil mendapatkan kalung itu dan memasukannya dalam sakuku saat aku terpental di udara" ujarku sambil tersenyum padanya

"Syukurlah kalung ini bisa kembali, sekali lagi aku sangat berterimakasih padamu, oiya aku barusan dari toko obat dan membelikan obat ini untukmu, minumlah dan lukamu akan segera sembuh" ujarnya sembari memberikan botol ramuan obat itu padaku.

Aku pun ragu apakah obat ini benar benar bisa membuatku sembuh? Tapi belum di coba belum tau ini adalah negeri sihir dan semua yang ada disini adalah keajaiban. Aku pun mengambil obat itu dari tangan mungilnya lalu meneguknya sampai habis, obat ini memiliki rasa seperti Matcha latte.

Tak berselang lama, tubuhku menjadi fit dan bugar kembali, rasa sakit yang berada ditubuhku mulai memudar

"Wow obat ini sangat manjur" ujarku kegirangan
"Terimakasih, obatmu sangat hebat" ujarku sambil tersenyum lebar

"Tidak, aku yang seharusnya berterimakasih padamu oiya ngomong ngomong kita belum berkenalan, Namaku Neira, Neira Chalista" ujarnya dengan ramah sambil mengulurkan tangannya untuk mengajak salaman

"Namaku Elions, Elions Treuser" aku pun menggengam tangannya yang mungil dan bersalaman dengannya, tangannya hangat sekali.

"Oiya ini barang belanjaan mu aku sudah membawakannya semuanya masih utuh kok" ujarnya sambil menunjuk kantong belanjaan yang terletak disudut ruangan itu

Aku melihat jam yang ada ditanganku dan itu sudah menunjuk pukul 20.00, sial Lecia pasti sudah pulang dan menungguku

"Maaf Neira, tapi sepertinya aku harus segera pulang karena aku ada acara setelah ini, ngomong ngomong ini ada dimana ya?" tanyaku bingung

"Ohh baiklah jika begitu, tempat ini adalah penginapan Osunfals, aku yang memiliki tempat ini" ujarnya dengan ramah

"Wow kebetulan sekali, aku juga menginap di penginapan itu tepatnya di kamar nomor 19, jadi kau pemilik tempat ini?" ujarku tercengang

"Wah ternyata kamu adalah salah satu pelanggan penginapanku ternyata, karena kau sudah menolongku akan akan menyediakan makanan untuk mu yang akan diantarkan langsung oleh pelayan ke kamarmu, kau bisa pesan apa saja dan kapan saja gratis" ujarnya dengan semangat

"Wah terimakasih sekali, aku akan menerimanya dengan senang hati" aku cukup beruntung juga hehe

"Jika begitu aku pamit untuk kembali ke kamarku ya" aku pun mengambil barang barangku

"Terimakasih sekali lagi, karenamu kalung peninggalan ibuku ini bisa kembali padaku, ini adalah pemberian terakhir darinya" ujarnya sambil mulai memakai kalungnya lagi. Kalung berlian biru yang Indah, warna nya sama seperti warna matanya.

Aku pun berpamitan padanya, setelah itu aku menemui karyawan penginapan untuk mengambil kunci kamar yang kutitipkan dan segera menuju ke kamarku yang berada dilantai 2, untung saja kita tinggal ditempat yang sama, jadi aku tak perlu repot berjalan jauh lagi

Aku sampai di depan kamar, dan ternyata pintunya masih terkunci, syukurlah Lecia belum pulang.
Aku pun segera mempersiapkan meja untuk makan malam dan juga mencuci dan membersihkan bahan makanan yang akan dimasak.
Lalu aku pun meminta izin pada karyawan penginapan untuk meminjam dapur, dia mengizinkan ku, dan memberikan kunci dapur padaku.
Aku langsung menuju dapur.

Setelah sampai disana, aku pun membuka pintu dapur dengan kuncinya tapi hal aneh terjadi, pintunya tidak terkunci. Tiba tiba perasaanku pun menjadi tidak enak. Aku membuka pintu dapur itu, aku pun kaget dan sangat kaget dan shock dengan pemandangan dalam dapur ...

Seorang mayat pria penuh darah dan badannya sudah tercabik-cabik









To be continued ...








BONUS*

1. profil karakter
Nama : Elions Treuser
Umur : 20 tahun
Tinggi : 175cm
Berat  : 67kg
Warna rambut : Coklat gelap
Warna mata : Hitam

2. Profil karakter
Nama : Lecia Graycrimson
Umur : 22 tahun
Tinggi : 150cm
Berat : 63kg
Warna rambut : abu abu
Warna mata : merah

NB : Berat badan Lecia tidak ideal dengan tingginya karena masa otot nya yang besar, setiap hari dia harus membawa peti mati dan isinya kemana mana yang bahkan lebih berat dari beratnya sendiri, hal itu membuat tubuh Lecia lebih kuat dan tangguh daripada manusia pada umumnya





The Coffin GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang