7

25 10 0
                                    

Untuk cerita kali ini dan seterusnya author akan ganti jadi sudut pandang orang ketiga tidak seperti sebelumnya yang melelui sudut pandang Elions sebagai karakter utama
Enjoy ^_^/







Bruak* Elions jatuh terduduk karena syok melihat pemandangan didalam dapur yang mengerikan.
Dia ingin berteriak tapi karena sangking takutnya, ia tidak bisa bersuara sama sekali.

Petugas wanita pun datang menghampiri Elions yang sedang duduk dilantai.
"Tuan? Apa anda baik-" pelayan hotel itu ikut kaget setelah melihat apa yang terjadi di dapur penginapan, ia berteriak sangat keras dan menyebabkan banyak pelayan dan pengunjung datang melihat.

...

Dokter dan beberapa penjaga kota Ostia pun turun tangan untuk segera mengeluarkan jasad dari penginapan dan membawanya ke rumah sakit kota tersebut untuk diteliti penyebab kematiannya yang tidak lazim.

Elions masih sangat syok dengan kejadian tadi, ia pun hanya bisa terduduk diam di kasur kamarnya, ia ditemani oleh Neira.
"Elions... Apa kau baik baik saja?" tanya Neira lirih sambil menghampiri Elions yang duduk dikasur.

Neira pun menggenggam tangan Elions dengan lembut, dan ia pun merasakan bahwa tubuh Elions sedang bergetar hebat. Itu adalah pertama kalinya ia melihat seorang korban pembunuhan yang mengerikan dengan mata kepalanya sendiri.
Neira pun tak tau harus melakukan apa untuk menenangkan Elions yang sedang syok.

Tiba tiba seorang membuka pintu kamar Elions, ternyata itu adalah Lecia yang sudah kembali, ia membawa sebuah kotak panjang yang ia bawa sepeti mengenakan tas ransel.

"Aku sudah dengar apa yang terjadi dari pelayan penginapan" ujar Lecia sambil berjalan mendekati Elions dan Neira

"Nona Void Hunter, ada yang ingin kubicarakan denganmu" ujar Neira pada Lecia

"Baik" ujar Lecia singkat

Neira pun mengajak Lecia keluar dari kamar dan meninggalkan Elions sendirian.

"Akhir akhir ini banyak sekali orang yang tewas secara misterius setiap malamnya. Pasti ini ada hubungannya dengan Void kan?" Tanya Neira pada Lecia dengan serius

"Belum bisa kupastikan" jawab Lecia dengan dingin

"Aku dengar dari beberapa Void Hunter bahwa kejadian seperti ini juga terjadi dikota kota lain, sepertinya ini adalah masalah yang mengerikan" ujar Neira khawatir

"Setelah makan malam, aku akan patroli malam untuk memastikan sesuatu" ujar Lecia dengan santai

"Ohh baik jika begitu, aku akan meminta tolong pada para Void Hunter lain untuk membantumu Nona" ujar Neira dengan penuh harapan pada Lecia.

"Baiklah" Lecia langsung meninggalkan Neira, ia pun masuk ke kamarnya.

Lecia pun mendekati Elions yang masih tak bergerak diatas kasurnya.

"Kubelikan untukmu, untuk berjaga diri" ujar Lecia sambil memberikan kotak yang ia bawa tadi.

Elions pun menoleh pada Lecia, ia mengambil kotak pemberian Lecia itu lalu membukanya. Kota itu berisi Belati Perak dengan sarung kulit coklat.
"Aku takut..." ujar Elions pada Lecia dengan perlahan

"Tenang saja, aku tau kau kuat" ujar Lecia pada Elions, ia pun lalu beranjak pergi keluar meninggalkan Elions.

Elions pun mulai sedikit lebih tenang karena perkataan Lecia, ia menaruh belati pemberian Lecia di meja lalu mematikan lampu kamarnya

"Sepertinya aku harus tidur, mungkin itu bisa membuatku lebih tenang, aku tau Lecia pasti akan melindungiku dari para monster itu" ujar Elions dalam hati. Ia pun beranjak untuk tidur.

...

Satu jam berlalu, Elions pub tertidur nyenyak dikamarnya, namun ia pun mulai terganggu dengan suara aneh, suara itu membuatnya terbangun dari tidurnya. Suara itu terdengar seperti langkah kaki, dan suara itu mulai mendekati kamar Elions.

"Ahh Lecia sudah pulang" pikir Elions dengan senang, ia pun bangun dari tidurnya dan duduk di pinggir kasur.

Suara itu pun semakin dekat, dan semakin besar, selain langkah kaki kini suara nafas yang berat pun mulai terdengar. "Ini bukan Lecia" ujarnya dalam hati.
Elions pun mulai ketakutan, karena ia tau yang ada diluar sana bukanlah seorang manusia, mungkin mahkluk itulah penyebab pembunuhan mengerikan di dapur itu. Ia hanya bisa ketakutan sendiri dalam kegelapan kamarnya.

Langkah kaki dan suara nafas berat kian mendekati kamar Elions, sepertinya mahkluk itu sudah sampai didepan pintu Elions. Suara langkah kaki pun berhenti dan yang terdengar hanya suara nafas berat yang jika didengar semakin lama semakin membuat bulu kuduk berdiri.

"Sial aku lupa mengunci kamar"

Ceklek* gagang pintu kamar Elions pun turun perlahan
Elions hanya membeku ketakutan, ia tak bisa bergerak.
Pintu kamar Elions pun terbuka secara perlahan.
Makhluk itu mulai masuk ke kamar Elions, suara nafas berat yang mengerikan mendekati Elions, ia tak tau harus melakukan apa karena tubuhnya bergetar hebat.

Kegelepan di kamar itu membuat Elions tak bisa melihat apa apa, ia hanya bisa mendengar suara mahkluk itu yang semakin dekat dengannya.

Ctik* suara jentikan jari yang keras terdengar, makhluk itu menjentikkan jarinya untuk menyalakan lampu kamar Elions, kini sosok makhluk itu sudah bisa ia liat dengan jelas ...

Mata Elions melotot seperti akan keluar dari tempatnya.

Wujud makhluk itu seperti seekor manusia serigala, badannya tinggi besar penuh bulu abu abu kusam, kepalanya berbentuk seperti serigala namun tidak memiliki bola mata, dan badannya pun berlubang besar dari dada sampai perutnya hingga tulang rusuk dan tulang belakangnya dapat terlihat jelas, tapi mahkluk itu tidak memiliki daging dan organ tubuh, badannya seperi kosong tanpa isi.

Makhluk itu tersenyum pada Elions dengan senyuman yang sangat mengerikan.

Elions hanya membeku ketakutan dan tidak bisa melakukan apa apa, bibirnya tak bisa terbuka untuk berteriak meminta tolong, kakinya tidak bisa bergerak untuk lari dan kabur.

"Jiwamu akan kumakan"

To be continued ...




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Coffin GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang