Untuk kata yang menyesakkan.
Aku pernah berkali-kali iri pada hal yang kadang menurut kalian enggak banget. Aku juga bingung kenapa aku bisa se-absurd itu. Bahkan untuk sekedar rela saja, kadang aku tak bisa.
Jujur, aku iri pada orang-orang yang masih bisa reunian secara bebas tak kenal waktu. Ada waktu luang sedikit, kumpul. Ada jeda sedikit di kegiatannya, bakar-bakar. Ada yang pengen banget kumpul, ya beneran kumpul.
Untuk kuungkapkan, hal ini masih saja sulit. Biarkan saja semuanya ada di sini. Sampai kalian tahu sendiri. Sampai ya tiba saatnya.
Sebut saja aku baperan, ya memang kadang aku begitu adanya. Jujur, aku lebih sering pakai kosa kata saya-kamu atau saya-kalian daripada aku-kalian seperti bagian ini. Kalian terlalu kuanggap keluarga untuk sekadar mengubah kosa kata. Kalian terlalu istimewa untuk pengubahan kosa kata itu.
Ah, back to topic, aku baperan. Iya, kalian udah tahu itu dari dulu. Sejak kita masih sekelas. Saat ini, aku hanya iri pada hal yang seharusnya tak kuirikan. Bukannya tiap orang, tiap kelompok punya sifatnya masing-masing?
Sekadar ingin berkumpul saja, susahnya seperti mengerjakan soal Aljabar pada pelajaran Matematika kita, dulu.