Kebenaran

11 1 0
                                    

...

Jika kau dalam kegelapan, jangan tutup matamu.

 bukalah, karena belum tentu semuanya gelap. 

...

gue memandangi cowok asing itu dengan tatapan bersalah, gue duduk di samping dia. sekarang cowok itu di istirahatkan di kamar Putra, dia masih belum sadar namun lebam di mukanya berkurang karena sudah di obati oleh ibu paruh baya itu.

Ibu cowok ini dan Ayah gue sedang berbicara serius di ruang tamu, gue gak berani keluar dari kamar Putra. gue merasa bersalah, karena kebegoan gue dia jadi kayak gini. coba aja gue gak heboh dulu kayak tadi, mencoba bersikap realistis mungkin ini gak akan terjadi.

tapi harga diri gue gak 100% mengakui drama ini karena kesalahan gue. harga diri gue membela bahwa gue gak sepenuhnya menjadi dalang dari keributan ini. coba aja kalo keluarga gue mengabarkan kalo ada anak temennya bermalam di rumah gue, minimal ngasih informasi aja.

biar gue tau kalo dia bukan maling.

lagian siapa yang gak parno coba, bayangin lu cewek, capek, rumah gelap, masuk kamar dengan niat mau istirahat ngeliat pemandangan ajib cuma-cuma dari cowok di depan gue ini.

apalagi tadi dia sempet ngejar gue, otomatis gue kabur lah nyari perlindungan.

ini salah dia dan warga yang main hakim sendiri! 

ya! itu salah mereka!

ayah gue belum bicara lagi sama gue setelah itu, namun dari tatapannya gue udah bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya.

tinggal hitungan menit buat tinggal nama :")

bangsat lah, pagi-pagi udah ada drama aja. mending kalo enak ini mah eneq.

padahal gue gak casting jadi pemain senetron.

gue menelisik muka cowok itu, cakep njir walau ada rona biru-biru ungu janda di sana.

unyu.

muka tegas, rambut dan alis hitam tebal. hidung bengir, bibir cipok-able. gue mendekatkan diri ke muka dia buat menilai. gue perhatikan bulu matanya lentik, sepertinya dia memiliki mata yang besar. gue memperhatikan lebih dalam lagi.

Lumayan nih buat memperbaiki keturunan Huehuehue.

EH!

jari gue terangkat untuk mengelus pipinya.

kulitnya putih mulus euy.

anjirlah merasa kalah gue jadi cewe.

gue perhatikan janggut tipis mulai tumbuh di dagu cowok itu, gue memperkirakan usia manusia ini. di bilang muda tapi mukanya walaupun tampan itu meragukan. mungkin udah memasuki kepala 3?

banyak pertanyaan di kepala gue, kenapa om-om ini ada di kamar gue? kenapa om-om ini bisa di rumah gue sendirian sedangkan keluarga gue gak ada di rumah? dan yang terpenting kenapa om-om ini TELANJANG DI KAMAR GUE.

pandangan gue otomatis melihat ke anu-nya yang tertutup selimut.

sial!

muka gue memanas, teringat kejadian tadi. sangat terekam jelas bentuknya.

argghhhhhh! lumpuhkan lah ingatanku!

gue berdehem untuk menghilangkan bayang-bayang itu, pintu kamar terbuka menarik perhatian gue. putra masuk dengan handuk di pinggang dan rambut yang basah, dia bertelanjang dada.

CAN YOU LOVE ME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang