Tujuh

888 107 17
                                    

Anny sudah tiba bersama Doyoung di area rumah sakit. Taeyong bilang, dia harus registrasi lebih dulu ke pihak administrasi rumah sakit jika ingin diperiksa. Mengingat itu memang sudah menjadi prosedur rumah sakit.

Kenapa tidak sekalian kak Taeyong saja sih yang daftarin? - batin Anny.

Kalau begini, dia jadi harus menunggu lama, dan giliran dia diperiksa juga akan lebih lama lagi. Saat mobil Doyoung berhenti, Anny menggenggam sabuk pengamannya dengan erat. Seakan tidak mau melepas dan keluar dari mobil Doyoung.

Doyoung mulai menyadari perubahan sikap gadis itu saat dia membuka pintu mobil.

"Anny, ayo!"

Yang dipanggil tidak bergeming dan tidak merespon Doyoung. Lalu Doyoung mendekat dan menyentuh pundak Anny, hal itu berhasil membuatnya menoleh.

"Eh, kenapa kak?"

"Ayo turun. Udah sampek dari tadi.  kakak kamu bilang bentar lagi nyusul ke sini."

"Oh. bentar kak. Tunggu kak Johnny dulu aja lah ya?"

"Kenapa? Mending kamu daftar dulu, nanti antriannya bisa makin panjang loh."

"Tapi-"

Dengan menggelengkan kepalanya pelan, Anny tak kunjung beranjak dari posisi duduknya.

"Kamu kenapa?" Ternyata Doyoung menyadari jika ada yang aneh pada diri Anny. Terlihat dari tangan gadis itu yang bergetar.

Walaupun Anny berusaha bersikap biasa, namun suara yang keluar dari mulutnya malah mengatakan hal sebaliknya.

"Kak, bisa minta tolong?"

"Tolong apa?" Masih dengan posisi menunduk, Doyoung menunggunya.

"Kakak aja yang masuk duluan ya? Kalo udah dipanggil kakak bisa telpon aku."

"Lalu ngebiarin kamu jalan sendiri terseok-seok masuk ke dalam rumah sakit? Sebenarnya ada masalah apakah antara kamu sama rumah sakit?"

Anny gelagapan harus menjawab apa.

"Gak ada apa-apa. Kak Doyoung tahu sendiri kan kakiku masih kayak gini. Kalo dipake jalan nanti kelamaan, kayak kata kamu kak."

"Jadi, aku yang daftarin nih?"

Anny mengangguk, "iya, nanti kan bisa pinjam kursi roda rumah sakit. Hehe."

Doyoung-pun menuruti apa mau gadis itu, sambil kepalanya dipenuhi banyak pertanyaan kenapa Anny enggan sekali masuk ke dalam rumah sakit.

Dia hanya menerka-nerka apa alasannya, sepertinya dia harus bertanya pada Johnny. Untuk membuktikan apakah dugaannya memang benar.

...

"Dek, gimana hasilnya? Sorry kakak datangnya telat."
Johnny baru datang dengan nafasnya yang cepat.

Anny sendiri sedang duduk di ruang tunggu ruang pemeriksaan, dengan wajah yang menunduk sedari tadi. Karena dia tak kunjung menjawab pertanyaan Johnny, akhirnya Doyoung yang menjawab.
"Lagi nunggu hasil bang, katanya kalo gak hari ini ya besok."

"Trus gak diperiksa?"

"Udah kok."

Johnny lalu duduk di sebelah adiknya yang sejak tadi diam.

"Dek, sabar ya. Tunggu bentar lagi, oke?"

Anny hanya mengangguk. Doyoung sendiri kini mematung, kepalanya dipenuhi dengan banyak pertanyaan yang harus dia tahan sedari tadi. Tidak mungkin sekarang, di depan Anny yang dia sendiri tahu keadaannya sedang tidak seperti biasanya.

Precognition | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang