05

405 56 10
                                    

Matamu terpejam
Dengan tangan yang aku genggam

Tak ada yang lebih kejam
Selain menantimu dalam sunyi yang kelam

***

21 Januari.

Sebuah kabar, lagi-lagi sebuah kabar membuat Sehun merasa dunianya berhenti.

Jieun koma.

Hanya satu kalimat dua kata mampu membuat dunia Sehun luluh lantak. Padahal, kemarin malam mereka baru saja saling melempar canda, tertawa bersama, juga saling memberikan kehangatan melalui sebuah pelukan. Tetapi sekarang, Jieun memejamkan matanya begitu rapat. Ketika Sehun memintanya membuka mata Jieun bahkan tak patuh pada boss-nya.

Sekarang, Sehun berada di ruangan dimana Jieun terbaring. Tangannya tak pernah berhenti menggenggam jemari Jieun, berharap ada pergerakan kecil di sana.

Sehun melirik seorang pria yang berdiri tidak jauh dari tempatnya berada. Ia berucap dingin, "untuk apa kau masih merekam? Tak ada gunanya."

Pria itu —Chanyeol— meletakan kamera yang ia pegang, lantas membalas ucapan Sehun, "apa maksudmu, Boss?"

"Un-"

"Kau tidak percaya ia akan sembuh? Ia akan membuka matanya, kau tidak percaya?" Potong Chanyeol.

"Kau ingat kata dokter, Chan?"

"Haha, sejak kapan bossku tidak percaya diri seperti ini?" Chanyeol terkekeh mengejek, ia melontarkan ucapan menusuk pada Sehun yang notabenya adalah Bosnya.

Chanyeol kembali berucap, tak membiarkan Sehun membalas ucapannya. "Sudahlah, biarkan aku menjalankan tugasku seperti biasa."

***

22 Januari.

"Jieun-aah."

"Kau ingin mendengar cerita?"

"Cerita tentang apa, ya?"

"Apa ada dongeng yang ingin kau dengar?"

Sehun terdiam, Jieun tetap terpejam seakan enggan menjawab ocehan Sehun. Sehun menggeleng, ia memaksa wajahnya untuk mengukir senyum. Ia akan menceritakan sepenggal kisahnya pada Jieun.

"Aku ceritakan tentang pria yang kemarin, ya?"

"Pria yang kemarin, namanya Chanyeol dia asistenku. Hari ini dia tidak menemaniku karena ada pekerjaan yang harus dia urus. Kau tahu? Dia sering merekam kita, kau ingin tahu mengapa?"

"Karena aku yang menyuruhnya. Aku tertarik padamu sejak awal, Jieun. Aku ingin hidup bersamamu, bahagia bersamamu, tetapi aku tahu itu hanyalah hal semu. Aku dan kau tak akan bisa bersama terlalu lama."

"Itu sebabnya aku meminta Chanyeol merekam semua kegiatan kita, hari demi hari. Agar suatu saat, ketika aku meninggalkanmu kau bisa memutar ulang rekaman itu."

"Kau pasti ingin tahu, mengapa aku akan meninggalkanmu, 'kan? Ini bukan saat yang tepat, bangunlah dulu, buka matamu dan sapa aku, kemudian aku akan menceritakan segalanya padamu."

Sehun menarik napas dalam-dalam, ia merasa seperti orang tak waras sekarang. Jieun, apa kau mendengarkannya? Kisahku, rahasiaku apa kau mendengarnya? Batin Sehun.

Sehun menyenderkan kepalanya di tepi ranjang, ikut terpejam bersama Jieun. Ia tak tahu air mata mengalir di pipi Jieun.

***

Jangan lupa tinggalkan jejak, agar keberadaanmu bisa menjadi sajak.

Ayolah aku gaakan tahu kalian ada kalo kalian sider:"
Tinggalkan jejak ya ... siapa tahu aku tertarik sama akun kalian

Bossque [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang