Sudah beberapa minggu sejak pernikahan kami, dan aku mulai menjalani rutinitas sebagai istri Taemin dengan bahagia. Setiap pagi, aku dengan senang hati menyiapkan sarapan untuknya dan diriku sendiri. Aroma makanan yang harum memenuhi dapur kami, dan aku tahu bahwa dia akan menyukainya.
"Selamat pagi, Sayang," sapaku dengan senyum manis saat Taemin turun dari tangga.
Dia tersenyum lebar, "Selamat pagi, istriku yang cantik. Aku sangat beruntung punya kamu."
Kami duduk bersama untuk menikmati sarapan, berbagi cerita tentang rencana kami untuk hari itu. Taemin memberitahuku bahwa dia akan sibuk di kantor, dan aku mengetahui bahwa aku harus menghadiri acara amal bersama ibu mertuaku.
Setelah sarapan, aku membantu Taemin dengan persiapannya dan memberinya ciuman perpisahan. Aku merasa sedikit kesepian ketika dia pergi, tapi aku tahu dia akan segera kembali. Aku kemudian bersiap-siap untuk pergi ke acara amal bersama ibu mertuaku.
Acara amal berlangsung di sebuah hotel mewah, dan ibu mertuaku membimbingku menghadapi berbagai tamu undangan. Aku mencoba tampil percaya diri dan berbaur dengan para tamu yang datang. Ibu mertuaku begitu bangga padaku, dan dia senang melihatku beradaptasi dengan baik dalam acara seperti itu.
Di tengah acara, aku melihat wanita yang berada di pernikahanku beberapa waktu lalu. Dia tampak murung, berbeda dari saat itu. Aku ingin bertanya padanya apa yang sebenarnya terjadi, tetapi dia menghilang begitu saja sebelum aku bisa mendekatinya.
Setelah acara amal selesai, ibu mertuaku memuji keberhasilanku dan berkata, "Kau sangat baik dalam menghadapi acara seperti ini, Nam. Aku yakin kau akan menjadi istri yang hebat untuk Taemin."
Aku tersenyum dan merasa lega mendengarnya. Aku tahu bahwa menjadi istri Taemin bukanlah hal yang mudah, tapi aku akan berusaha sebaik mungkin untuk mencintainya dan memahami perannya sebagai istrinya.
Beberapa hari berlalu, dan Taemin dan aku semakin dekat. Kami berbagi banyak momen indah bersama-sama. Dia selalu mengajakku ke tempat-tempat yang indah dan mengajakku makan malam di restoran-restoran mewah.
"Taemin, apakah kau bahagia dengan pernikahan kita?" Tanyaku suatu malam saat kami berjalan-jalan di taman yang indah.
Dia menghentikan langkahnya dan menatapku dengan tulus, "Tentu saja, Nam. Aku sangat bahagia bersamamu. Kau adalah anugerah terindah dalam hidupku."
Mendengar kata-kata itu, hatiku berbunga-bunga. Aku merasa bahagia dan bersyukur memiliki Taemin sebagai suamiku. Setiap hari bersamanya adalah kenangan indah yang akan kuingat sepanjang hidupku.
"Dan aku juga bahagia menjadi istri Taemin," ucapku dengan senyum bahagia.
Tidak hanya momen-momen romantis, kami juga mengalami beberapa tantangan dalam pernikahan kami. Namun, kami selalu saling mendukung dan menghadapi semuanya bersama-sama. Aku merasa semakin kuat sebagai seorang istri dan belajar banyak tentang cinta, kesabaran, dan pengertian.
Beberapa bulan kemudian, Taemin memberitahuku bahwa dia akan pergi ke China untuk urusan pekerjaannya. Meskipun aku merasa sedikit cemas karena akan merindukannya, aku mendukungnya sepenuh hati. Aku tahu dia harus menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang pebisnis.
"Hati-hati di sana, Taemin," kataku dengan penuh perasaan.
Dia tersenyum dan mencium dahiku, "Aku akan selalu berhati-hati, dan aku akan segera kembali, Istriku."
Ketika Taemin berada di China, aku memutuskan untuk lebih memahami bisnis keluarganya dan belajar memasak lebih baik lagi. Aku ingin menjadi istri yang baik dan mendukung Taemin dalam segala hal.
Tak terasa, waktu berlalu, dan Taemin akhirnya pulang dari China. Aku sangat senang bisa melihatnya lagi setelah beberapa waktu berpisah.
"Istriku, kau sangat merindukanku, kan?" ucapnya sambil mencium bibirku.
"Benar, aku sangat merindukanmu, Suamiku," kataku dengan penuh cinta. beberapa minggu tinggal bersama suamiku aku sudah memulai rutinitasku sebagai istri taemin. Dipagi hari aku akan menyiapkan makanan untuk sarapan dia dan diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged marriage
FanfictionNamriyoong, seorang anak yang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di panti asuhan, tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan bahagia meskipun tak pernah merasakan kehangatan seorang ibu atau ayah. Di panti asuhan tersebut, dia menemukan cinta dari...