Happy Reading 📚
Jangan lupa tekan 🌟 ya😉
------------------------------------------------------Hari sudah menunjukkan pukul setengah empat sore, siswa-siswi SMA Gamartha sudah berhamburan keluar kelas pertanda kegiatan belajar sudah selesai.
Arion mengetuk-ngetukkan pulpennya resah saat ia melihat jam tangan dipergelangannya. Seharusnya ia dan teman kelasannya sudah melesat pergi dari ruang kelas mereka, tapi akibat guru pelajaran fisika ini datang tidak tepat waktu, jam pelajaran tergeser jauh dari jadwal seharusnya.
Lelaki itu melirik kanan kiri, lalu beralih menatap kebawah lapangan sekolah dari jendela kelasnya yang berada dilantai atas. Letak tempat duduknya yang dekat dengan jendela membuat lelaki itu bebas menatap kesana, terlebih deretan bangkunya berada dipaling ujung belakang.
Entah yang keberapa kalinya Arion menghela napasnya sedari tadi, lelaki itu harus pergi sekarang juga. Ia tidak bisa menunda kegiatan rutinnya yang satu ini, terlebih kemarin ia sudah tidak melakukannya.
"Arion! Coba jelaskan ulang didepan!"
Suara wanita paruh baya dari depan kelas, membuyarkan pikiran Arion. Lelaki itu sedikit tersentak lalu kemudian ia menegakkan posisi duduknya masih dengan ekspresi linglung.
"Hukum aja bu!" Seru salah seorang siswa lelaki dari deretan tengah.
Siapa lagi jika bukan Danil. Semua orang pasti tidak akan heran lagi dengan sikapnya yang seperti itu. Memperkeruh keadaan jika sedang terjadi perkara, terlebih jika itu menyangkut dengan siswa-siswa incarannya beserta anak gang-nya.
Dan Arion, lelaki itu tercatat dalam daftar nama siswa incaran Danil and the gang, para most wanted sekolah yang selalu berbuat seenaknya kepada siswa-siswa yang dianggap lemah. Mereka selalu memperbudak, menindas, memperalat, dan semacamnya.
Tidak ada yang berani membantahnya, bahkan para guru sekalipun. Nasib baik menjadi anak pemilik sekolah membuat lelaki itu selalu menjadi-jadi untuk berbuat semena-mena.
"Arion, sini kedepan!" Perintah guru itu, tegas.
Arion menggaruk tengkuknya yang tak gatal, tersenyum kikuk pada sang guru lalu menggeser kursinya perlahan. Ia melangkah maju kedepan kelas, mengikuti kemauan sang guru walau sebenarnya bingung ingin menjelaskan apa. Ia-— benar-benar tidak menyimak rentetan materi yang dipaparkan oleh gurunya itu.
Arion memejamkan matanya sejenak, mengambil spidol yang diberikan oleh sang guru sambil menghadap kaku bergantian kearah teman kelasannya dan papantulis.
"Jadi, Momentum adalah besaran yang berhubungan dengan kecepatan dan massa suatu benda." Ucap Arion, melirik sang guru yang berada dibelakangnya sambil melipat tangan didada.
Wanita paruh baya itu mengangguk kecil, memberi kode pada Arion untuk melanjutkan. "Momentum dilambangkan dengan simbol huruf 'P'. Dimana rumusnya P sama dengan 'm' dikali 'v'. 'm' disini adalah massa dan 'v' adalah kecepatan benda bergerak." Lanjut Arion lancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET OUR [On Going]
Teen FictionUPDATE SEMINGGU SEKALI 🔥 Arion adalah siswa biasa yang tidak pernah terlibat masalah di sekolahnya. Ia bukan badboy, apalagi most wanted disekolah. Lelaki itu juga bukan siswa pendiam disana. Good boy? Tidak juga, ia bukan siswa teladan yang selal...