Happy reading 📚
Dont be silent riders!!
Jangan lupa tinggalkan jejak 😙
--------------------------------------------------Arion memasuki rumahnya tanpa sepatah kata seperti biasanya. Menginjak lantai rumah ini sebenarnya tidak pernah Arion inginkan setiap hari. Ia lebih suka menghabiskan waktu diluar rumah untuk bekerja serabutan atau berkumpul di rumah pintar dengan Brian dan anak-anak karate disana.
Kakinya selalu berat untuk melangkah masuk menyusuri setiap ruang dirumah ini, bahkan untuk sekedar berjalan menuju kamarnyapun ingin sekali ia hapus dari list kehidupannya.
Ini adalah tahun ke-5 sejak ibunya meninggalkan Arion untuk selama-lamanya. Ia tidak tau apakah ibunya sehat diluar sana, ia tidak tau sedang apa ibunya sekarang, dengan siapa dan ingin sekali Arion bertanya pada wanita paruh baya itu—mengapa, meninggalkannya bagai seonggok sampah malam itu?
Arion merindukan sosok ibu yang katanya adalah malaikat baik bagi anak-anaknya. Ia ingin merasakannya walau hanya sedetik tapi sayang ia tidak pernah diberi kesempatan untuk merasakan detik berharga itu.
Dulu, kehadiran ibunya tidak juga membuat Arion merasakan kasih sayang ibunya. Sejak bayi ia besar dan tumbuh bersama sang nenek yang menerimanya dengan sepenuh hati, jauh berbeda dengan ibu kandungnya sendiri yang bahkan tidak menganggap keberadaan Arion.
Arion selalu membuncah bahagia saat ibunya itu untuk pertama kali datang kesekolahnya untuk menonton dirinya yang sedang berlomba karate. Ia tau neneknya yang memaksa ibunya mati-matian agar datang, ia juga tau bahwa ibunya tidak memperhatikannya sama sekali saat duduk di tribun penonton.
Tapi Arion tidak peduli, ia sudah sangat senang wanita paruh baya itu mau hadir disana hari itu.
Langkah Arion terhenti didepan pintu saat melihat beberapa laki-laki paruh baya yang tengah asik berkumpul diruang tamu sambil menyesap rokoknya dengan tangan yang menggenggam erat botol kaca bewarna hijau.
Arion tau apa isi botol kaca itu. Bau alkohol yang begitu menyengat saja Arion sudah bisa menebak bahwa botol itu berisi minuman keras yang seharusnya tidak pernah bersarang dirumahnya seperti ini.
Tangan Arion selalu terkepal kuat kala melihat pemandangan menjijikkan seperti ini setiap hari. Hatinya seperti remuk redam hingga tak tersisa.
Seharusnya,
Seharusnya Arion tidak tinggal ditempat yang bahkan tidak layak disebut rumah ini. Seharusnya diusianya sekarang ia tinggal bersama keluarga hangat yang selalu memberikan support guna menuju masa depannya kelak.
Sayangnya, manusia tidak pernah tertutupi dengan kata 'seharusnya'. Garis takdir tuhan juga kehendaknya tetap menjadi skenario paling kuat didunia ini
"Anak lo itu bos?" tanya salah seorang, sadar akan kehadiran Arion didepan pintu.
Lelaki paruh baya yang disebut dengan panggilan 'bos' itu hanya melirik kearah Arion sekilas lalu memfokuskan kembali tatapannya pada lembaran kartu yang ia pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET OUR [On Going]
Teen FictionUPDATE SEMINGGU SEKALI 🔥 Arion adalah siswa biasa yang tidak pernah terlibat masalah di sekolahnya. Ia bukan badboy, apalagi most wanted disekolah. Lelaki itu juga bukan siswa pendiam disana. Good boy? Tidak juga, ia bukan siswa teladan yang selal...