P R O L O G U E

275 80 21
                                    

Happy reading, guys<3

"Ra, nih gift gue pasang ditas lo ya?" Kata Daniel.

Kiara menyeringah. Tumben-tumbennya Daniel memberi gift kepadanya, padahal ini bukan hari ulangtahunnya.

Kiara menaikan sebelah alisnya, lalu ia tersenyum kecil. "Gantungan kunci? Gue bukan anak SD lagi loh kak, udah SMA nih."

Daniel mengacak rambut adiknya itu. "Dimata gue, lo tetep jadi adek kecil gue yang imut." Menatap mata Kiara penuh kasih sayang.

Mata Kiara mulai berkaca-kaca. "Kak Dan---" (terpotong karena Daniel langsung menyerga ucapannya).

Baru saja Kiara ingin melontarkan kata-kata sok puitisnya, agar terlihat tambah dramatis.

"Dah sono sekolah, telat juga nanti lo." Ucap Daniel cepat, sambil mendorong pundak Kiara.

Kiara mengangguk pelan, ia menyetujui kata Daniel. "By the way ini jam berapa ya?" Tanya Kiara.

Mata Kiara membulat sempurna, melihat jam tangannya menunjukan pukul 7.26 AM. "Ohh shit, ups." Decak Kiara.

"Bye kak." Lanjutnya.

Daniel menggeleng pelan kepalanya. "Huft, anak itu kapan bakal jadi rajin."

***

Kiara kini berada didepan gerbang sekolahnya, terlihat gerbang hitam tinggi dan kokoh itu sudah tertutup rapat.

"Yang bener aja, gue telat beneran? Kalo papa tau, duh mati gue." Gumam Kiara.

"Pak, gue. Em anu, saya boleh masuk kan pak?" Ujar Kiara dengan nada terengah-engah.

Edi memberhentikan aktivitasnya, dan mendatangi gadis itu dengan tatapannya yang tajam. "Gak boleh, telat ya telat" ketus Edi.

Kiara hanya bisa mengelus pelan dadanya, mencoba sabar menghadapi orang ini. "Bakal susah nih, mana wajah bapak ini sepet banget dah." Gumam Kiara.

Dengan nada yang lembut, ia coba membujuk Edi. "Boleh ya pak? Nanti papa saya---" (terpotong karena seseorang langsung menyerga ucapannya).

Terdengar suara berat, dari samping tepat ia berdiri. Lelaki jangkung, yang nampak asing menyela percakapan Kiara dan Edi.

"Pak, maaf. Boleh saya masuk?" Tanya lelaki itu, tanpa raut muka bersalah.

Raut wajah Edi yang jutek parah, seketika berubah menjadi ramah saat melihat lelaki itu.
"Jangan-jangan dia pakai pelet ya." Gumam Kiara.

"Oh mas Bayu. Kok tumben telat mas?" Ujar Edi dengan basa-basinya, lalu membukakan gerbang untuk lelaki itu masuk.

Kiara menyerengit akan ketidak adilan yang ia alami. "Loh pak, tadi saya mau masuk gak boleh? Kok dia boleh?" Tanya Kiara sambil menunjuk kasar, lelaki yang berdiri disampingnya.

"Dan lo liat apa? Mau mati?" Ketusnya.

Lelaki itu memutar malas kedua bola matanya. "Tadinya gue mau ajak lo masuk juga, tapi karna ucapan lo tadi. Gue jadi berubah pikiran." Ujarnya, dan langsung masuk melewati gerbang tadi.

Kiara terdiam, mulai mencerna kalimat itu. "ehh duh gusti, tunggu! Maafin gue! Please ajak gue masuk juga! Gue gak mau diomelin bokap gue." Teriak Kiara.

Lelaki itu tersenyum, terlihat jelas ia memiliki rencana terselubung. "oke, pak biarin dia masuk ya."

"Oh iya mas Bayu. Eh neng kamu mau disini aja?" Tanya Edi.

Lamunan Kiara terpecah, ia tak menyangka bahwa Edi sangat menuruti kata-kata lelaki itu. Kiara bergegas masuk kedalam sekolah.

"Jangan sampai telat lagi!" Tegas edi.

Senyum menyeringai seketika menghiasi wajah kiara, berbeda dengan beberapa menit sebelumnya. "siyap pak" teriaknya.

"semoga gurunya belum masuk." Harap-harap cemas Kiara.

"Lo mau kemana?" Teriak lelaki itu.

Langkah kiara terhenti, ia membalikan tubuhnya. "Gue mau kekelas!" Teriaknya balik.

"Apa-apaan? senyum licik itu lagi." Gumam Kiara.

Lelaki itu menyilangkan lengannya. "Lo pikir, gue bantuin lo gratis?" Tanyanya.

Kiara memutar malas kedua bola matanya. "nanti aja ya, gue tau lo mau minta bales budi kan? Gue mau kekelas nih, gue juga gak bakal pindah sekolah. Jadi lo bisa nangih kapanpun, oke? Bye!" Ucap Kiara yang langsung bergegas kekelasnya.

"Hah, kiara burhan ya." Gumamnya.

***
TBC

Hi semua! Baru awalan nih (>_<)
Gimana? I hope you like it

Oke, jangan lupa meninggalkan jejak ya'3'
Vote and coment, selalu dinanti ahah

Okey, see u <3

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang