F O U R

119 43 4
                                    

Kiara penasaran, jika dia terlambat. Akankah Farel akan menciumnya. Ia rasa tak mungkin, apa lagi sepertinya Farel hanya menganggap Kiara sebagai adik kecilnya. "Oke dari pada gue mati penasaran, gue coba aja." Ucap Kiara.

***

Farel sedari tadi hanya mondar-mandir sambil melihat kearah jam. "Udah gak usah ditungguin, bentar lagi dateng kok." Ucap Laras.

"Tapi ma, Farel minta Kiara gak boleh lewat dari tujuh menit sudah sampai disini. Tapi ini kan sudah lima belas menit mama" Jawabnya.

Laras terseyum tipis melihat tingkah anaknya itu. "Kalau gitu, kamu pilih Kiara atau Hanna nih?" Tanya Laras.

"Ahh apaan sih ma." Ucap Farel yang langsung beranjak dari meja makan.

"Anak itu, ditanyain selalu menghindar." Gumam Laras.

***

"Farel nungguin gue gak ya?" Tanya Kiara sambil terkekeh.

Kiara baru saja ingin menekan bel rumah Farel namun. "Lamban banget sih ra!" Seru seseorang yang datang dari sebelah Kiara.

"Farel." Ucap Kiara.

"Lo ngeremehin ancaman gua ya? Bener-bener pengen gue cium nih?" Tanya Farel

"E-enggak gi-gitu kok." Jawab Kiara dengan gugup.

Farel tidak menjawab, ia langsung menggandeng Kiara masuk kerumahnya. "Lihat nih ma, siapa yang terlambat." Ucap Farel.

"Wah Kiara, udah lama nih gak main kerumah." Ucap Laras.

"Kemarin tugas numpuk, ma." Jawab Kiara.

Farel menarik kursi, dan mempersilahkan Kiara untuk duduk. Kiara sedikit kaget, dengan sikap Farel. Beda dengan sikapnya saat beberapa minggu yang lalu.

"Kiara hari ini makin cantik deh." Ucap Laras.

"Enggak kok ma, biasa aja." Jawab Kiara yang malu-malu kucing.

"Pantas saja lama datangnya, touch up makeup dulu ya?" Tanya Laras.

Farel kini memperhatikan wajah Kiara, yang berbeda saat yang ia temui di kamar, dan yang sekarang bersamanya.

"Lihatnya biasa aja dong rel, gue tau gue cantik." Ucap Kiara dengan sombongnya.

"Ai pede banget dah lo, dah nih makan." Jawab Farel yang langsung memberi suapan soto daging, sedangkan Laras terkekeh kecil melihat aksi anaknya.

"Enak!" Teriak Kiara.

"Weh buset, gak usah teriak juga kali!" Seru Farel yang langsung menutup mulut Kiara.

"Lepas rel, tangan lo bau terasi tau gak!" Ucap Kiara.

"Beneran? Tadi gue makan pecel lele sih, tapi udah cuci tangan kok. Gue juga yakin, udah gak bau." Ucap Farel sambil mengendus tangannya.

"Becanda kok." Ucap Kiara sambil terkekeh.

Farel langsung menarik hidung Kiara. "Sekarang ngelunjak lo ya sama gue."

"Ayo, dimakan soto dagingnya. Nanti dingin kurang sedap lo." Ucap Laras.

"Siap ma." Jawab Kiara dan Farel berbarengan.

***

"Biru? Terakhir kali gue kekamar lo warnanya cream kan?" Tanya Kiara.

"Iya gue ganti karena bosen." Jawab Farel.

Sedangkan Kiara hanya ber'O ria saja. "Cuman O gitu? Kamu gak tanya kenapa harus biru?" Tanya Farel.

"Gue males nanya rel." Ucap kiara sambil terkekeh.

Cup

Baru saja Farel mendaratkan bibirnya dikening Kiara, sontak badan kiara membeku matanya membulat sempurna. Sedangkan Farel tersenyum melihat respon Kiara. "Ihh kok gue dicium sih!" Teriak Kiara.

"Eh jangan teriak, mau nyokap gue tau? kalau lo gue cium?" Tanya Farel.

Kiara hanya menggelengkan pelan kepalanya dengan bibirnya yang dibekap oleh tangan kokoh Farel. "Lepasin, susah napas!" Seru Kiara.

Farel langsung melepaskan bekapan tangannya dibibir kiara. "Oh iya, sorry."

"Terus kenapa gue dicium?" Tanya Kiara.

"Karena--." Jawaban Farel terhenti.

"Ih jangan bikin penasaran, karena apa?" Tanyanya lagi.

"Lo kenapa penasaran banget sih ra?" Tanya Farel balik.

Kiara memutar malas kedua matanya. "Pertanyaan gue dijawab dulu ngapa? Malah langsung tanya balik." Ketus Kiara.

"Gue cium kening lo, karna hukuman lo telat dateng kerumah gue." Ucap Farel.

"Hah? Gitu aja?" Tanya Kiara.

"Iya." Jawab Farel.

Ekspresi kiara berubah, terlihat awan-awan sudah mengelilingi moodnya. "Apa yang lo harapkan dari dia ra." Gumam Kiara.

"Apa ra? Lo ngomong pelan banget." Tanya Farel.

"Enggak kok." Jawab Kiara.

"Yaudah deh, gue gak jadi nginep dirumah lo." Lanjutnya.

Farel kaget dengan keputusan Kiara yang tiba-tiba. Dia tak pernah seperti ini. "Lah kenapa? Dirumah lo kan sepi." Tanya Farel.

"Gue nginep dirumah Fanny, gue lupa janji nginep dirumahnya. Fanny pasti nungguin gue" Ucap Kiara.

"Seneng banget lo terlambat, terus bikin orang nunggu." Ucap Farel.

"Mana lo PHP in gue juga." Ucap Farel.

Kiara mengelus rambut Farel dengan lembut. "Lain kali ya." Ucapnya sambil tersenyum.

"Yaudah lo nginep aja dirumah fanny." Ucap Farel.

"Tapi, gue yang antar lo kerumah Fanny." Lanjutnya.

"Okeyy." Jawab Kiara.

Farel mengantar Kiara dengan mengendarai sepedah motornya, tidak ada yang memulai percakapan diantara mereka. Hanya keheningan terasa, namun terlihat mereka berdua sama-sama menikmati perjalanan singkat ini.

***

"Bye ra!." Ucap Farel.

"Hati-hati ya rel!" Teriak Kiara.

"Seharusnya gue gak berharap lebih ya." Ucap Kiara, yang melihat Farel makin menjauh.

"Berharap sama siapa ra?" Ucap seseorang yang berhasil mengkagetkan Kiara.

"Jangan gitu dong Fan, kasihan jantung gue tau!" Ucap Kiara.

Fanny terkekeh kecil. "Maaf ra, lo diantar siapa kerumah gue? Gak jalan kan?" Tanya Fanny.

"Gak jalan kok, gue diantar sama Farel." Ucap Kiara.

"Farel? Kalian kapan jadian sih? Mau friendzone aja nih?" Tanya Fanny.

***
TBC

Hi semua!
Gimana? I hope you like it yay♡

Oke, jangan lupa meninggalkan jejak ya'3'
Vote, coment, and share ketemen-temen kalian;))

follow author juga ya;)

Thank you<3

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang