T H R E E

124 52 14
                                    

Fanny mulai melangkah mendekati Kiara, sebaliknya, Kiara berusaha melangkah mundur menjaga jarak dengan Fanny.

"L--lo ke-kenapa F--fan? J--jangan bi--bikin g--gue ke--kena serangan ja--jantung disini do--dong!" Lirih Kiara dengan suaranya yang bergetar.

Grepp

Tangan Fanny berhasil menggapai pundak Kiara, jantung Kiara hampir meledak dengan pergerakan Fanny yang tiba-tiba. Kini sekolah sudah sangat sepi, tinggal mereka berdua disini.

"Ra, gue... gue itu." Ucap Fanny lalu ia kembali terkekeh.

Kiara mencoba melepaskan tangan Fanny, yang mencengkram pundaknya dengan begitu kuat. "Fan, gue mau balik." Lirihnya.

"Kiara! Gue, jadian sama putra!" Teriaknya dengan bersemangat.

"Gue gak nyangka banget, orang yang gue suka bakal nembak gue. Bener-bener keberuntungan gue hari ini ra." Ucap Fanny, sambil mengguncang-guncangkan tubuh Kiara.

Kiara yang kesal, dengan reflek mencubit kasar pipi Fanny. "Sakit Ra." Ujar Fanny, sambil mengelus pipinya.

"Lo kalo mau cerita, cerita aja. Gue kira lo kesurupan hantu sekolah tau gak. Wajah lo udah kayak zombie difilm-film." Ucap Kiara, sambil membayangkan imajinasinya itu.

"Ya gimana lagi, gue kebawa happy nih." Ucap Fanny, dengan senyum semeringahnya.

"Happy? Tapi muka lo malah kayak zombie gitu, creepy." Ucap Kiara, sambil mengusap bulu kuduknya yang merinding.

"Btw congrats Fanny! dah ya gue mau balik. Bye!" Lanjutnya.

"Yah masa cuman selamat doang sih, Ra kok gue ditinggal sih?." Ucap Fanny, yang melihat punggung Kiara yang makin menjauh dari padangannya.

Hari ini cukup melelahkan bagi Kiara, wajahnya tampak lesu. Kini Kiara berjalan menuju rumahnya, yang tidak begitu jauh dari sekolahnya. Ia terpaksa berjalan karna Daniel ada urusan, dan tidak bisa menjemputnya.

***

Ceklek

Kiara hanya menghela nafas, melihat suasana rumahnya yang sangat sepi. Yaps kiara terlahir dikeluarga yang super sibuk, dan dengan harta yang melimpah. Papanya adalah direktur perusahaan internasional. Mamanya mengurus usaha restoran bintang lima, yang cabangnya sudah banyak tersebar diindonesia. sedangkan Daniel baru memberi kabar kepada Kiara melalui chat, bahwa dia tidak pulang. Hari ini dia akan pergi ke amerika sebagai perwakilan dari perusahaan papanya.

Kiara kini duduk ditepi ranjangnya, tatapannya lurus kedepan, pikirannya entah sekarang ada dimana. Ia merasa sangat kesepian sekarang. Lalu tiba-tiba ada yang mengetuk pintu balkonnya.

Tok tok

"Farel?." Tanya Kiara.

"Iya ini gue." Ucap Farel.

Kiara bergegas membukakan pintu, dan membiarkan Farel masuk kekamarnya. "Lo Kenapa gak lewat pintu biasanya aja si Rel? Malah lewat pintu balkon." Tanya Kiara.

"Gue mager jalan ra." Ujar Farel.

Farel Andreas, sahabat Kiara dari kecil. Main, tidur, makan, semuanya bareng. Apa lagi didukung dengan rumah yang bersebelahan, dan kamar mereka juga bersebelahan.

"Terus lo gak takut apa, loncat dari balkon lo, buat kekamar gue?" Tanya Kiara.

"Ya abisnya gue kangen sama lo." Ucap Farel, sambil memainkan rambut panjang Kiara.

"Kangen, kangen apa? Tiap hari juga ketemu." Ketus Kiara.

Farel terkekeh. "eh kok rumah lo sepi amat? Pada ngurusin kerjaan tah?" Tanya Farel.

"Pinter, seratus buat lo." Ucap Kiara, sambil memberikan kedua jempolnya.

"Lo nginep dirumah gue aja deh. Dari pada dirumah lo, kan sepi." Ajak Farel.

Kiara menggelengkan kepalanya. "Yaudah, gue tidur disini nemenin lo." Tawarnya lagi.

Mata Kiara membulat sempurna. Tangannya mulai mengambil ancang-ancang, siap untuk memukul dengan tenaga terisi penuh.

Plakk

"GAK BOLEH." Ketusnya.

Farel berusaha menahan sakit dari pukulan kiara. "Gak boleh, sih gak boleh. Gak usah pakai mukul juga kali ra, buset." Ucap Farel.

"Nanti awas aja kalo lo teriak-teriak, manggilin gue ya." Ancam farel.

Kiara diam sejenak, memikirkan keputusan yang akan dipilihnya. "Gue sebenernya---" (terpotong karena Farel langsung menyerga ucapannya).

"Mau kan? Tapi lo ga enak sama nyokap gue?" Ucap Farel cepat.

"Eh bukan gitu rel---" (terpotong kembali karena Farel langsung menyerga ucapannya).

"Udah gak usah gengsi Ra, udah siap-siap kerumah gue aja." Ajak Farel.

"Kebetulan nyokap gue abis masak soto daging kesukaan lo." Lanjutnya.

Mendengar makanan kesukaannya membuat mata kiara berbinar-binar. "Gue tunggu dirumah ya, kalo sampai tujuh menit gak dateng. Gue cium lo!" Ancam farel.

Farel beranjak pulang kerumahnya, dengan melewati balkon pastinya. Sedangkan Kiara terpaku, wajahnya kini memerah.

"Dasar bawel, tapi aku suka sih". Ucap Kiara sambil terkekeh kecil.

***
TBC

Hi semua!
Gimana? I hope you like it yay♡

Oke, jangan lupa meninggalkan jejak ya'3'
Vote, coment, and share ketemen-temen kalian;))

follow author juga ya;)

Thank you<3

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang