3. Jealousy

141 13 0
                                    

Marcel dan Victoria kini telah berada di taman belakang sekolah yang sangat sepi. Semua murid SOA tengah sibuk menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin.

"Ada apa kak?" tanya Victoria disaat Marcel menghentikan langkahnya.

"Kamu sekelas sama Leon?" ujar Marcel penuh penekanan.

"Iya, kenapa?"

Marcel mengangguk, "Nggak kakak cuma tanya," Sedangkan Victoria tahu dengan isi pikiran kakaknya, Marcel sedang cemburu.

Hal itu membuat Victoria membuang nafasnya gusar, ia pun menatap Marcel intens penuh keberanian.

Victoria tidak terkejut lagi ketika dirinya di perintahkan lagi dengan seorang Marcelino Charles ini.

Cukup wanita ini dikekang terus oleh kakaknya. Orangtuanya aja tidak masalah dengan pertemanan Victoria tetapi Marcel sangat menentang mengenai hal itu.

"Kak, Leon itu sudah jadi sahabat adek dari SMP. Dari dulu kakak sudah menentang aku untuk berteman dengannya. Ada apa sih kak?"

Marcel mengubah tatapan bertemannya dengan tatapan marah miliknya. "Ikuti kata aku Victoria."

"Kamu boleh berteman asalkan mereka perempuan."

Jujur saja, Marcel selalu tidak suka ketika adiknya berdekatan dengan lelaki lain. Entah kenapa dirinya ini selalu marah juga menjadi egois kepada adiknya, hingga Victoria susah untuk berteman.

Victoria menangis, ia sudah capek diperlakukan seperti ini oleh kakaknya. Sejak dulu ia tidak bisa berteman dengan baik kepada teman sekelasnya. Marcel selalu mengancam dan melarang Victoria.

"Biarkan aku bebas berteman dengan siapa saja kak!"

Tangisan Victoria membuat Marcel merasa bersalah telah membuat adiknya nenangis.

Ia pun langsung memeluk Victoria erat. "I hate you.." tangis Victoria sambil memukul badan Marcel dengan keras beberapa kali.

Melihat gadis itu menangis, hal tersebut membuat Marcel menjadi lemah. Ia telah membuat Victoria menangis. Setelah kepergian kedua orangtua Victoria, ia menjanjikan dirinya untuk tidak membuat Victoria sedih atau menangis lagi.

Hidup Victoria sudah banyak dipenuhi oleh kesedihan seorang diri, karena kepergian kedua orangtuanya. Marcel mengelus lalu mencium kening milik Victoria.

"Sudah ya jangan nangis, maafin kakak." Marcel menopang wajah Victoria dengan kedua tangannya. Lalu jari jempolnya, menghapus air mata Victoria.

Ia kemudian mengecup kening Victoria dengan lama. Marcel akan menjadi manis sekali ketika berada disamping adiknya. Berbeda Victoria tidak merasakan apapun, karena menurutnya itu adalah kebiasaan seorang Marcel yang menunjukkan rasa sayangnya kepada sang adik.

"Kita makan dulu yuk, kamu belum makan apa-apa kan?" Victoria menggelengkan kepalanya.

"Kak..." panggil Victoria.

"Hm?" Marcel masih sibuk merapikan helai rambut Victoria. "Aku sayang kakak,"

Marcel tersenyum masih menatap adiknya, tetapi ada yang berbeda dari gadis itu. Ia merasa ada yang ganjal dari dirinya sendiri setelah Victoria mengatakan kata sayang.

My StepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang