Hampir satu jam acara tersebut berlalu, karena Victoria cukup benci dengan keramaian ia pun berpamitan sebentar dan melangkahkan kakinya jauh dari kerumunan tamu.
Victoria sedang berada di balkon gedung untuk mencari udara segar. Tentunya ia sudah diijinkan oleh sang ibu.
"Aku kangen sama papa mama..." Victoria meneguk secangkir soda yang ia barusan ambil.
Sebentar lagi hari ulang tahun pernikahan kedua orang tuanya akan datang, tetapi keduanya sudah tenang diatas sana kini tinggal Victoria sendiri yang bisa merayakannya.
Dibalik arah pandangan Victoria yang sedang memikirkan kedua orang tuanya, seseorang berpakaian formal putih sedang melirik dirinya dari atas kebawah dengan pandangan mesum.
Pria itu kemudian memegang bokong milik Victoria, secara langsung Victoria terkejut hingga dirinya menumpahkan soda yang ia pegang ke pakaian formal pria mesum tersebut dan membuatnya marah.
"ARGH! KAU!" Pria paruh baya itu menunjuk Victoria penuh emosi.
"Kau tahu tidak berapa harga tuxedo ini? Dasar jalang sialan!" Lalu pria itu menjambak rambut Victoria kasar, Victoria tidak bisa berteriak ataupun menjerit. Jika ia berteriak untuk meminta tolong seluruh tamu bakal bergosip tentang keluarganya.
"Tolong..lepaskan..." lirih Victoria menangis. "Kau menangis?! HA! Rasakan ini!!" Kaki kanan Victoria ditendang sangat keras sehingga dirinya terjatuh duduk.
Kaki Victoria sudah dipenuhi oleh memar biru akibat tendangan pria paruh baya tadi.
"GET YOUR HANDS OFF FROM HER!!" teriak seseorang dari pintu balkon.
Marcel menendang punggung pria itu dengan keras, membuat orang itu terhuyung jatuh.
Bugh!
"Sialan! Beraninya kau!! Kau tahu siapa aku?" ucap pria mesum sambil menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya akibat dipukul oleh Marcel.
"Tidak, aku tidak tahu dan tidak peduli denganmu. Tapi anda yang seharusnya tahu siapa saya." Marcel menarik kerah milik pria tua itu dan menatapnya tajam.
"Sekali lagi saya melihat anda mengganggu wanita saya, saya tidak senggan untuk membunuhmu." Marcel meninju pria itu sekali lagi, lalu meninggalkan sebuah kartu perusahaan di lantai.
Charles International Holdings, perusahaan yang paling berpengaruh di Korea Selatan. Membacanya saja membuat ia meneguk salivanya ketakutan.
Victoria masih memeluk lututnya ketakutan. Marcel menghampiri Victoria dengan cepat, ia menjajarkan tingginya dengan Victoria.
Tanpa aba-aba Marcel langsung memeluk gadis itu dengan erat sehingga ia bisa merasakan detak jantung Victoria yang berdetak kencang.
"Aku takut kak..." lirih Victoria sengungukan. Marcel mengelus rambut adiknya dengan pelan, menenangkan sang adik. "Tidak apa-apa, ada aku disini. Kamu bisa kasih tau aku apa yang pria tua itu lakukan?"
"Dia meraba aku," jawab Victoria ketakutan ketika ia mengulang kejadian yang barusan terjadi.
Marcel menggertakkan giginya. "Sudah, aku akan kasih dia sebuah pelajaran. Jangan menangis ya, ingat aku bakal selalu ngelindungin kamu Vee." Lelaki itu berkata sambil mencium kening Victoria lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stepbrother
RomanceVictoria dan Marcelino sudah berteman sejak kecil. Perasaan tidak akan pernah berbohong. Bagaimana perjuangan Marcel ketika Victoria yang kini menjadi adik angkatnya. "I don't mind if you're my sister, I know that you're mine now." s t a r t : 01/3...