Atas nama debar dalam dada.

9 1 0
                                    

Rinduku masih yang dulu. Aku merindukanmu sedalam aku terluka karenamu. Jadi bagaimana aku bisa mengambil keputusan dengan cepat? Aku mencintaimu sebesar bahagiamu karenanya. Lantas apa yang harus kulakukan saat aku dipaksa melepas? Banyak hal terjadi dengan cepat. Bahkan sebelum sempat aku menyembuhkan luka yang kudapat.

Kamu dekat dengannya,bukan bagian bahagiaku. Dia menjadikanmu penenang,adalah hal terakhir yang kusenangi atas perasaan ini. Aku ingin aku saja yang memilikimu sebagai penenang. Aku ingin aku menjadi tempatmu bercerita. Aku ingin menjadi temanmu bicara tentang masa depan. Aku ingin menjadi sesuatu yang kamu pertimbangkan dalam keputusan-keputusanmu. Dan aku ingin menjadi bagian yang tak pernah kamu lupa disepanjang usia.

Cukup berlari padaku saat kamu merasa 'hilang'. Bersandarlah pada pelukku saat kamu merasa lelah. Genggamlah tanganku saat kamu merasa dunia tak pernah memperhatikanmu. Mengeluh padaku saat perjalananmu terasa begitu berat. Aku akan selalu disana. Menjadi apapun yang kamu butuhkan.

Maafkan aku. Aku belum mempunyai hati yang luas untuk melupakanmu dan merelakanmu sebatas kenang.

Rasanya aku mulai kehabisan kata untuk menjelaskan apa yang aku rasakan. Semua sudah kuceritakan. Dan semua sudah kusampaikan meski tak kubiarkan angin mengabarkannya padamu. Aku takut. Terlampau takut. Hingga bingung rasanya. Sebenarnya apa yang sedang kulakukan. Dengan mengharapkan seseorang yang bahkan sama sekali tidak pernah tahu siapa aku.

Jauh dalam lubuk hatiku,selalu timbul tanya yang tak pernah bisa kujawab. Apa yang sebenarnya sedang kuperjuangkan,atas nama debar dalam dada?

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang