Aku sudah tidak lagi menghitung hari yang kulalui tanpa hadirmu. Kali ini aku benar-benar membiarkan semua berlalu sejalan dengan bergulirnya waktu. Sebab ternyata jauh lebih melelahkan ketika aku selalu mengusahakan yang memang tidak pernah hati inginkan. Aku lelah berlari menghindari bayangmu. Bersembunyi dari segala harapan.
Aku tahu pasti. Jauh di dalam lubuk hatiku,masih tersimpan rapi namamu. Masih ku agung-agungkan debar perasaan karenamu. Masih kurasakan rindu ketika kuinjakkan kaki di kota pertama kali aku bertemu denganmu. Sudut-sudutnya yang selalu menjadi saksi bisu atas cinta yang tak pernah sampai kepadamu.
Aku tidak tahu bagaimana memperbaiki hatiku. Dan melanjutkan perjalanan untuk menemukan hati yang baru. Sebab kamu terlalu erat menjeratku. Segala harap seolah memintaku untuk menetap.
Aku lega melihatmu baik-baik saja. Melanjutkan langkah mewujudkan cita-cita. Hidup dalam kedamaian ditemani seseorang yang membuatmu bahagia. Demi apapun, kebahagiaanmu adalah muara dari segala harapku.
Aku tidak ingin memaksakan apapun lagi. Bila rindu yang hari ini kurasakan sering kali berujung membuatku 'hilang', maka aku akan menikmati perihnya duka kehilangan itu sendiri. Sepenuhnya aku menyadari, bahwa sejak aku memutuskan untuk menyimpan perasaan, aku sudah kehilangan. Jadi aku hanya perlu menikmatinya sekali lagi dan lagi.
Aku akan mencoba berdamai dengan segalanya. Luka itu, saat menerima kabar kamu sudah berbahagia dengannya, akan kujadikan sahabat karibku dalam sebuah perjalanan merelakanmu sebatas angan dan kenang.
Aku ingin mencobanya lagi. Merelakan dan melupakanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA
Romansa"Tentang sebuah perjalanan mencintai dalam diam dan perjuangan merelakan."