Aku tidak tahu bagaimana cara menyampaikan kepadamu. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membuatmu paham. Aku tidak tahu bagaimana cara meluluhkan hatimu. Aku tidak tahu,apakah aku harus bertahan atau memilih merelakan.
Apa yang sebenarnya kamu inginkan atas hubungan ini? Apa yang sebenarnya kamu mau atas hadirku? Apa yang membuatmu meragu atas perasaanku?
Jangan menjadi egois. Mengatakan 'tunggu' tapi sebenarnya tidak pernah menginginkanku untuk menunggu. Jangan bersikap seolah segalanya baik-baik saja. Aku dan kamu sama-sama tahu dengan jelas. Bahwa kita hanya terikat dalam sebuah hubungan menyakitkan tanpa ada perasaan. Lebih tepatnya kamu.
Ada banyak hal yang mungkin saja belum kamu pahami perihal aku. Perasaanku tulus kepadamu. Jauh sebelum kamu melirikku,aku sudah memperhatikanmu. Dada ini bergemuruh tiap kali tidak sengaja bertemu tatap dengan matamu. Menyimpan harap,di hari depan paling tidak bisa menjadi temanmu.
Tapi ternyata semesta menginginkan lebih dari itu. Segalanya mengalir begitu saja. Kita berteman. Kemudian semakin dekat. Dan tergesa-gesa saling mengikat. Tanpa berusaha lebih keras lagi untuk saling memahami. Untuk saling mengenal. Hingga kini,kita bertemu satu titik yang membuat kita sadar bahwa ternyata aku dan kamu hanya mengenal sebatas permukaan. Ibarat lautan,kita hanya berdiri di bibir pantai. Namun dengan sok berani mengumumkan pada dunia bahwa diantara kita sudah saling memahami dan memiliki perasaan yang bukan mainan.
Lantas siapa yang harus disalahkan? Waktu? Bahkan waktu memberikan kesempatan kepada kita untuk tertawa bersama. Kita yang terlalu tergesa-gesa? Tidakkah kamu ingat,kita pernah sepakat bahwa menjalani segalanya bersama kita sangat bahagia.
Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku bingung. Aku hilang arah. Aku merasa asing denganmu. Aku tidak tahu seperti apa kamu yang sebenarnya. Tiba-tiba bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Apa maksudmu? Jadi selama ini,apapun yang telah kita lalui tidak berarti untukmu? Hanyalah sebuah permainan? Kamu kira perasaanku ini sebuah lelucon? Kamu pikir kepercayaanku hanya sebuah candaan?
Aku tidak mengerti,ku fikir perasaanmu benar nyata untukku. Atau paling tidak,ku fikir setelah semua yang terjadi hubungan ini cukup memberikan arti yang penting untukmu.
Ternyata aku salah. Aku yang benar-benar tidak mengenalmu sama sekali.
Semudah itu kamu mengabaikanku. Menghindari perasaanku. Memilih merasa tidak pernah menjalani hubungan ini. Tidak pernah merajut asa bersamaku. Membagi mimpimu denganku. Tahukah kamu,ini menyakitkan. Sungguh.
Agar segalanya terasa lebih mudah. Coba katakan padaku. Apa yang harus aku lakukan? Aku harus memilih yang mana? Langkah seperti apa yang sebaiknya kuambil? Jangan menggampangkanku. Jangan merasa aku baik-baik saja atas sikapmu yang seperti ini. Berikan kejelasan kepadaku.
Bila memang segalanya tidak memberikan arti untukmu. Maka lepaskan aku seutuhnya. Jangan pernah lagi menanyakan aku dan perasaanku. Pergilah dan menghilang. Atau mintalah aku yang melakukannya.
Bila menginginkan waktu untuk meyakinkan dirimu. Mintalah dengan baik-baik. Jangan tiba-tiba acuh tak acuh. Membuatku merasa seperti semua adalah salahku.
Aku lelah berjalan tanpa arah. Bertahan tanpa kepastian. Mencoba mengerti tapi tak dihargai.
Sikapmu benar-benar melukaiku.
Selasa,31 Maret 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA
Romansa"Tentang sebuah perjalanan mencintai dalam diam dan perjuangan merelakan."