Pertemuan tanpa rencana itu menghantarkan cerita-cerita panjang yang sama sekali tidak bisa ia kendalikan. Hati, fikiran, dan segenap perasaan asing yang belum pernah ia rasakan. Menciptakan bahagia dengan alasan paling sederhana dan luka yang tak terkira dalamnya.
Ia tahu, seharusnya sejak menerima penolakan pertama, ia sudah berhenti mencoba. Mengikhlaskan hal-hal yang tidak direstui semesta. Tapi ia tak menyerah. Ia tetap melangkah. Meski luka itu kian dalam, ia tetap bertahan.
Hingga pada suatu malam, ketika seluruh hati dan perasaannya remuk redam dan penolakan itu kembali datang, dengan penuh keyakinan ia memilih melepaskan.
Ia paham, mungkin saja ia akan menemui penyesalan, sebab dalam kondisi tidak stabil ia mengambil keputusan. Tapi ia memilih menerima segala resiko itu. Ia sadar, semesta bukan untuk dilawan. Ia paham, bahwa mempertahankan sama dengan melukai banyak insan. Ia kalah. Dan ia menyerah.
Kemudian ia mengucapkan salam perpisahan pada barisan-barisan kenang. Ia terluka. Tapi tetap melakukannya. Sebab ia butuh untuk menyelamatkan hatinya dan untuk membahagiakan jiwa-jiwa yang menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA
Romance"Tentang sebuah perjalanan mencintai dalam diam dan perjuangan merelakan."