Tahun 2045 : 5 Tahun Setelahnya (Part 2)

54 13 0
                                    

Dengan Generator jadul dari abad 20 awal yang telah dikemukakan oleh Michael Faraday pada tahun 1831-1832 bahwa perbedaan potensial dihasilkan antara ujung-ujung konduktor listrik yang bergerak tegak lurus terhadap medan magnet. Dia membuat generator elektromagnetik pertama berdasarkan efek ini menggunakan cakram tembaga yang berputar antara kutub magnet tapal kuda. Proses ini menghasilkan arus searah yang kecil.

Desain alat yang dijuluki cakram Faraday itu tidak efisien dikarenakan oleh aliran arus listrik yang arahnya berlawanan di bagian cakram yang tidak terkena pengaruh medan magnet. Jadi listrik di distrik ini tidak terlalu besar daya-nya, Ayah Joe yang bekerja di Government of Distrik Twenty One saja sudah mengajukan berkali-kali untuk meningkatkan kualitas pembangkit listrik di distrik ini, tapi selalu belum terwujudkan. Tidak seperti di Distrik 1 sampai 10 yang level-nya sudah lebih jauh dari distrik-distrik 11 kebawah, sayangnya distrik-distrik mewah itu berbeda negara, sangat jauh dan memerlukan biaya mahal untuk menaiki transportasi di atas permukaan tanah, padahal ada sesuatu di antara distrik-distrik itu.

***

"James...makan malam sudah siap..." suara Ibu Joe memanggilku untuk makan malam.

"Iyaa Bu..Im Coming..." jawabku.

"Ibu memasak enak untukmu karena sudah bersusah payah mengantri untuk mengambil air" ucap ibu sambil mempedulikanku.

"Wah terimakasih Bu...untung aku tadi tidak jadi menyuruh Joe untuk mengambil air hehe" jawabku sambil mengejek Joe.

"Yah...mengapa kau tidak meminta saja kepadaku tadi. Heuh...tapi tak apa lah, aku kan sudah bisa memasak sendiri, lain kali aku akan memasak lebih enak dari Ibu" jawab Joe sambil sedikit menyombong.

"Haha, iya aja deh buat Joe yang baru ulang tahun ke-16...udah bisa masak yaaa. Bagus deh...tapi tetap saja masakan Ibu paling enak wlee" jawabku sambil mengejek Joe lagi

"Hahaha...sudah kalian. Jangan bercanda terus, fokus makannya nanti tersedak" sahut ayah menyuruh kami berdua diam.

Satu suap pertama masakan Ibu malam ini pun masuk ke mulutku. Wahh..ini enak sekali. Tak sering ibu memasak seenak ini, rempah-rempahnya sangat terasa, jarang sekali rempah-rempah di Distrik 21 seenak ini, pasti impor. Sepertinya ibu sedang memiliki banyak uang sampai membeli rempah-rempah mahal ini.

Ternyata benar, Ayah Joe baru saja menerima gaji pagi ini dari kantornya, pendapatan Ayah Joe lumayan besar. Karena Ayah Joe menjabat sebagai Wakil Kepala Staff di kantornya, ia mendapat upah tambahan tiap 3 Bulan sekali. Aku pun berpikiran meminjam sedikit uang ke Ibu Joe untuk membeli keperluan Laboratorium Pribadiku besok.

***

Keesokan harinya aku diberi uang banyak oleh Ibu tanpa sepengetahuan Ayah dan Joe. Jika Ayah yang mengetahuinya sih tak apa, kalau joe yang tahu pasti dia meminta uang jajan kepadaku, bisa-bisa projek ku di Lab tidak akan selesai.

Dengan semangat menerima uang dari Ibu Joe aku langsung berangkat ke toko menggunakan Scooter jadul milik Ayah Joe. Dengan suasana kota yang padat, banyak orang melintang disana-sini yang sudah benar-benar seperti kota tikus dibawah tanah. Tapi aku bersyukur terjebak di waktu ini, karena ada keluarga yang mau membantuku. Aku harus bersemangat untuk mengejar projek ku, seketika meninggalkan semua ini dan tak tahu bisa kembali atau tidak. Intinya aku tidak akan melupakan kalian semua.

Ditengah jalan menuju ke toko, aku berhenti sejenak di kedai minuman di sebrang gedung Pemerintahan tempat Ayah Joe bekerja. Penjaga kedai ini seorang gadis cantik, ia sangat ramah denganku sejak aku pertama kali minum disini 2 bulan yang lalu. Hari ini, dia pun menanyakan tentangku. Nama, pekerjaan, asal, tempat tinggal.

"Hai kak, apa aku boleh bergabung denganmu?" tanya gadis itu perlahan menghampiriku.

"Oh, iya silakan" aku menjawabnya dengan senyum.

"Hmmm, kalau boleh tau siapa namamu?" kata dia sambil sedikit menahan malu untuk berbicara pada orang yang tak dikenal seperti ku.

"Namaku James, salam kenal." Namamu siapa? tanyaku.

"Namaku A..."

Triiinggg triiinggg. Alarm arloji ku berbunyi, aku harus segera pergi ke toko.

"Anu...maaf ya. Aku harus segera pergi, kita mengobrol lagi lain waktu. Senang berkenalan denganmu" kataku sambil terburu-buru ingin pergi. Gadis itu pun melemparkan senyum padaku, seakan dia lebih senang dari biasanya.

ShrinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang