Liona pergi keluar dari arena pertempuran tanpa meninggalkan sepatah kata pun kepada teman temannya. Matanya berkaca kaca dan lari ke kedai minum terdekat. Dia membeli teh dan pergi ke halte bus dan duduk disana. Dia menangis sebagai seorang perempuan yang dikatai seperti itu, terlebih lagi dari seorang lelaki yang ia cintai.
Lisa dan Elia mencoba menelpon Liona namun panggilan nya ditolak. Karena hal tersebut, Lisa pergi ke bench pemain crazywolf. Lisa menemui Kyoto dan berkata "hey, kamu sadar gak tadi ngomong apa?" Kyoto pun membalas "emang kenapa sih?, rese banget jadi cewek". Elia membalas Kyoto "kamu liat gak teman ku tadi? Dia nangis karena kamu tau gak!" Lisa kembali menyambung kata kata Elia "kalo dari kita berdua, enggak masalah lo ngomong gitu tapi masalahnya temen gue sampe nangis". "Intinya sekarang gue gak mau tau lo harus minta maaf sama Liona".
Mendengar kata kata tersebut, Kyoto merasa bersalah. Dia memikirkan harga diri seorang wanita yang telah ia kata katai dengan tidak layak. Kyoto pun pergi dari arena perang dan menitip pesan untuk temannya "kalian berdua urus dulu grand finalnya, gue ada urusan". Kyoto pergi ke mobilnya dan segera mencari Liona.
Kyoto menemukan Liona di halte bus tidak jauh dari arena lomba. Dia mendapati Liona tengah menangis dan mendekatinya. Kyoto duduk disampingnya dan berkata "hei ini aku.". Liona kaget akan kehadiran Kyoto di sampingnya. "Maaf ya soal yang tadi itu, memang biasa aku suka keceplosan kalo lagi disituasi begitu" Ucap Kyoto.
Liona langsung mengusap air matanya dan berkata "gak apa apa kok kak hehe" sambil tersenyum namun dengan mata yang masih berkaca kaca. Ia tidak bisa marah karena dia mencintai Kyoto. "Apanya yang gak apa apa, tuh mata kamu kek masih mau nangis".
Tiba tiba hujan turun dan Liona kedinginan. Kyoto membuka hoodie nya dan memakaikannya untuk Liona. Liona kaget dan ia tidak bisa berkata apa apa. Kyoto bertanya kepada Liona "kamu tinggal dimana sini aku anterin, soalnya udah hujan" Liona menjawab "aku tinggal di distrik 23 kak". Kyoto kaget sambil berkata "eh aku tinggal di distrik 24, kuylah kita pulang kan searah". Liona pun diantar pulang oleh Kyoto kerumahnya.
Saat dijalan pulang, perut Kyoto berbunyi. Dia ternyata belum makan dari siang. Kyoto bertanya "ini jam berapa?" Liona menjawab "jam 22.12 kak". Kyoto mengajak Liona makan malam di sebuah tempat dan mereka makan disana. Mereka makan bersama namun saat makan, Liona terlalu banyak menuangkan cabai ke makanannya. Dia kepedasan, mukanya memerah dan dia mengambil minuman yang ada di meja. Liona meminum nya dan Kyoto tertawa. "Kok panas sih kan aku tadi minta es?!" Kata Liona. Kyoto berkata "itu minumanku" Liona kaget dan langsung menaruh ulang gelasnya ke meja dan meminum minumannya. Mereka menghabiskan makanan dan pergi pulang. Dijalan pulang, Kyoto menatap Liona dan Liona juga tiba tiba melirik ke arah Kyoto. Mereka berdua tiba tiba melontarkan kalimat yang sama yaitu "maaf ya". Mereka berdua heran dan tertawa kenapa mereka mengeluarkan kata kata yang sama. Mereka pun berbincang bincang dijalan pulang.
Ketika sampai didepan rumah, Liona membuka pintu mobil namun tangan nya ditahan oleh Kyoto. Ini kedua kalinya tangan Liona ditahan oleh Kyoto. "Itu handphone ketinggalan" kata Kyoto, Liona pun langsung mengambil handphone nya. Saat mengangkat kepalanya, mereka saling berhadapan. Dahi mereka terbentur pelan satu sama lain. "Aduh" kata Liona dan Kyoto hanya bisa tersenyum. Saat Liona ingin keluar dari mobil, Kyoto berkata "goodnite". Liona kaget dan hanya bisa berkata "u2". Kyoto pergi dan saat diperjalanan kerumahnya, Kyoto berkata dalam hati "anjir kok bisa gue ngeluarin kata kata kek gitu padahal gak kepikiran njir". Liona pun pulang dan ketika di dalam rumah, dia masuk ke kamarnya dan terus terpikir dengan kata kata yang dikeluarkan Kyoto untuknya. Dia pun terus tersenyum di kasurnya hingga terlelap tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lunox Academy Chapter 1 : Lovely
RomanceKisah ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Liona yang bersekolah di suatu SMA bernama Lunox Academy (salah satu sekolah akademi perang). Di sekolah itu, para siswa harus bersaing satu sama lain dengan cara bertarung menggunakan mesin s...