Keberuntungan atau Kesialan?

600 75 19
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ada beberapa hal di dunia ini yang Taeyong kurang sukai.

Salah satunya adalah melakukan kegiatan di pagi hari. Rasanya kalau boleh memilih, Taeyong ingin melakukan semua kegiatannya secara produktif saat malam hari. Tapi terkadang semesta tidak sebaik itu untuk mengabulkan segala keinginannya karena mau bagaimanapun semua kegiatan akan diawali pada saat pagi menjelang.

Hari pertama masuk sekolah setelah sekian lama liburan kenaikan kelas sangat tak berkesan untuk Taeyong. Paginya kali ini diawali dengan suara lantang sang bunda yang menyuruhnya untuk segera bersiap menyambut hari pertama sekolah ditahun keduanya kali ini.

Rasanya sangat malas karena biasanya ia masih berada di dalam selimut dengan ditemani guling hijau Kerropi pemberian sang bunda saat umurnya tiga belas tahun.

Dan jadilah begini, Taeyong berjalan mengusuri koridorㅡmasih dengan tampang lesu seakan belum rela meninggalkan ranjangㅡberniat ke ruang tata usaha karena daftar nama pembagian kelas sebelas tertempel di mading dekat sana.

Sampai di sana bukannya mendapatkan ketenangan, yang ada Taeyong tidak bisa menahan geram karena sejak tadi ada saja yang menyenggolnya hanya karena berebut melihat kertas tertempel yang menampilkan daftar nama.

Apa orang-orang ini tidak bisa sabar sedikit, kenapa heboh sekali sih. Padahal apa yang spesial dari hari pertama di kelas baru nanti.






"HEYYYY JAMET!!!!"

Taeyong berdecak kesal, kesabarannya benar-benar sedang diuji sekarang. Setelah terkena dorongan dari oknum tak bertanggung jawab, sekarang Taeyong harus bertemu dengan salah satu teman basecamp-nya dan bahkan temannya ini dengan seenak jidat memanggil Taeyong dengan sebutan aneh seraya merangkulnya agar keluar dari kerumunan.

"Ck, sekali aja nggak harus ketemu lo nggak bisa ya, Tuy?!"

Oknum yang dipanggil 'Tuy' oleh Taeyong ini terkikik, tak terlalu memedulikan karena sudah terbiasa dengan sifat Taeyong yang terlihat ogah-ogahan bila di dekatnya.

"Nggak bisa Mas Jametku karena kita ini sudah ditakdirkan bersama," sahut Yuta semakin cekikikan kala melihat Taeyong kembali menunjukkan raut wajah masamnya. "Lo sekelas sama gue tahun ini di ipa satu, apa ini kalo bukan takdir?"

Taeyong menghela napas, setelah tahun pertamanya harus dengan sabar menghadapi Jeffrey. Sekarang tahun keduanya harus menghadapi Yuta, yang benar saja!

"Oh iya, Jeffrey juga sekelas sama kita. Santai aja, temen homo lo itu pasti nggak bakal bisa jauh-jauh."

Double kill.

Semesta benar-benar senang bermain-main dengan kehidupan Taeyong sepertinya.

"Iya, Mas. Enggak usah kesenangan gitu, gue jadi terharu tau nggak, hahaha!"

Jelajah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang