20 | Spesial

233 22 11
                                    


Kutatap gerbang bertuliskan SMA Aciel Jakarta, yang menjadi tempat berbagi kisahku selama kurang tiga tahun ini. Suka dan duka bersatu bagai zat yang tak dapat terpisahkan. Sekarang aku baru sadar, kalau kehidupanku di sekolah ini sangat mengagumkan.

Berbeda dari siswa lain.

Para siswi kelas sepuluh berhambur melewatiku ketika kaki kananku baru saja melewati gerbang sekolah. Lantas mereka berbalik menatapku, meminta maaf. Kurasa adik kelas ini lebih sopan daripada kakak kelasnya, kelas sebelas. Jadi aku membiarkan mereka pergi begitu saja dan masuk ke kelas.

Sudah lewat beberapa bulan setelah teror itu selesai. Tidak ada yang tahu siapa pelaku dari permasalah besar itu selain kepala sekolah, aku, teman-temanku, keluarga Jaehyun, dan tentunya keluarga Eunwoo. Tidak ada yang berani menyebarluaskan masalah ini lebih lanjut, kecuali ia memang berniat bunuh diri.

Semua berjalan normal, juga dengan Dokyeom dan Yugyeom yang juga ikut ke dalam lingkar pertemanan kami. Entah bagaimana dengan Yugyeom dan Kyulkyung, tapi tampaknya kedua insan itu sedang dekat-dekatnya. Menurut kalian, Yugyeom-Kyulkyung cocok tidak? Haha, aku bercanda.

Sedangkan Dokyeom, lelaki itu tampaknya dekat dengan teman-temanku karena ingin mendekatiku. Beberapa kali Jaehyun memperingatkanku agar jauh-jauh dari manusia tengil itu. Katanya, Dokyeom ini sewaktu-waktu bisa berbahaya juga seperti Eunwoo. Terlalu terobsesi.

Sedangkan aku dan Jaehyun? Yahh... hubungan kami sebagai saudara sepupu bisa dibilang biasa-biasa saja. Tidak membaik seperti Yugeom dan Kyulkyung, juga tak memburuk seperti aku dan Eunwoo. Flat. Kesibukanku untuk persiapan lomba dan kesibukannya untuk menyiapkan ujian sedikit merenggangkan hubungan kami.

Masih pagi, tapi aku sudah dikejutkan dengan pemandangan tak lazim di hadapanku. Kyulkyung memanggilku ke kantin, tapi nyatanya ia malah main suap-suapan dengan Yugyeom. Menggelikan.

"Kalian mau membuatku sebagai jomblo abadi ini kepanasan?" sindirku dengan tangan terlipat di depan dada.

Lantas keduanya tersentak melihat keberadaanku yang tiba-tiba. Yugeyom malah menyuapkan sesendok nasi uduk dengan paksa ke mulut Kyulkyung. Kutebak, itu nasi uduk buatan ibu Yugyeom, spesial untuk Kyulkyung si pencinta nasi uduk.

"Eh aduh udah dateng ternyata, hehe." Kyulkyung yang sudah mengeluarkan sendok di mulut langsung tersipu melihatku. Ia menepuk punggung tangan Yugyeom yang tadi menyuapinya dengan kencang bagai sabetan.

Yugyeom meringis merasakan punggung tangannya panas. "Makanya jangan ngejomblo terus seumur hidup. Masih ready stock tuh, ada Jaehyun, Dokyeom, Wooseok, Eun ...." Cepat-cepat Kyulkyung menyumpal mulut Yugyeom dengan sendok bekasnya.

Aku mengerling sinis. Dokyeom menyuruhku untuk duduk di hadapan Jaehyun. "Jadi, ini rencana liburan kita gimana?"

"Hah liburan?"

Jaehyun mengangkat kepalanya, menatapku. "Iya, liburan. Mumpung ada waktu sebulan juga kan? Mainlah kita, sebelum nanti pisah di kampus masing-masing."

Lalu, entah kenapa Kyulkyung jadi memelukku sambil mengeluarkan suara sedih dari mulut bawelnya. Astaga, padahal aku tahu di akhir nanti kita akan selalu bersama.

"Tentuin dulu nih tanggalnya! Eh, pas tahun baruan aja yuk! Seru tuh kayaknya, nunggu x
countdown tahun baru!" usul Yugyeom yang disambut oleh anggukan dari Dokyeom dan Kyulkyung.

"Nggak bisa." Jaehyun menatap kami satu-satu. "Aku sama Keluarga Jung yang lain ada acara sendiri. Formasi lengkap, nggak mungkin cuma gara-gara aku yang nggak dateng, jadi malah nggak lengkap."

Aku sontak menoleh. Kelaurga Jaehyun keluargaku juga. "Lho, Keluarga Jung ada acara akhir tahun nanti? Kok aku nggak tau?"

Jaehyun mengangkat bahu. "Ya, nggak tau. Tapi kamu bakal ikut juga kan?" Mendengar pertanyaan itu, aku mengangguk ragu. Entah, keluargaku belum mendiskusikannya.

Semesta Ingkar | Jaeyeon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang