˗'ˏ01ˎˊ˗

662 53 3
                                    

pakai mode dark ya.

┆⋆
┆જ
° °
┆彡

kita semua tau bahwa murid yang bernama azka itu sangatlah nakal, seperti anak yang tidak dididik dengan baik oleh orang tuanya.

tapi disitulah letak kekurangan anak itu, ia berubah menjadi anak yang tidak baik karena berawal dari kelakuan orang tuanya sendiri bukan karena kemauan ia sendiri.

tapi disitulah letak kekurangan anak itu, ia berubah menjadi anak yang tidak baik karena berawal dari kelakuan orang tuanya sendiri bukan karena kemauan ia sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hari ini anak mana?" tanya azka kepada temannya yang sedang menghisap benda elektronik ditangannya.

"gak ada, kita hari ini bebas" jawab bagas membuat azka bingung.

"maksud lu bebas?"

"y-ya bebas"

"gua gak ada merintah gitu"

tubuh bagas seketika tegang saat azka berbicara seperti itu disebelah telinganya.

"emang bukan lu yang ngasih perintah, tapi-"

"siapa bangsat"

tangannya mulai nyengkram pundak bagas, sampai seseorang datang dan narik azka untuk menjauh.

"gua yang merintah, kenapa?"

mata azka mulai menyelidiki orang itu dari atas sampai bawah lalu mengeluarkan senyum sinisnya.

"lu gak ada hak buat ngasih perintah ke dia" jawab azka sambil mendorong badan laki-laki yang berdiri depannya.

"sopan sama kakak kelas"

"tcih, gak sudi gua"

"lu sekolah kan? ya seenggaknya lu tau sopan santun sama yang lebih tua"

"banyak bacot lu"

orang yang sedari tadi berdiri didepan azka itu mulai tertawa seperti orang tidak waras, entah kenapa itu malah membuat tubuh azka sedikit merinding.

"masih kecil mending lu belajar ngitung dulu baru belajar tawuran"

tangannya mengusak rambut halus azka lalu pergi begitu saja.

"dia temennya kakak lu" tiba-tiba saja bagas sudah berada disebelah azka.

"kakak gua?"

"iya, namanya riyo"

"kayak pernah dengar"

"dia terkenal dikalangan anak tawuran karena kalo ikut gak pernah yang namanya kalah, dan ganteng juga"

kepala bagas langsung dipukul sama azka.

"gitu doang"

sebenarnya azka dari tadi sudah takut dengan anak yang namanya riyo itu, tapi karena azka tidak mau dibilang penakut jadi ia pura-pura sok berani saja.

sebuah acting yang bagus.

"mulai sekarang kalo lu ketemu dia gak usah diladenin, paham?"

"paham sayang"

"najis"

sepulang dari sekolah yang pastinya azka tidak langsung kerumahnya, karena dia harus menyelesaikan masalah dulu seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sepulang dari sekolah yang pastinya azka tidak langsung kerumahnya, karena dia harus menyelesaikan masalah dulu seperti biasa.

bagas selaku sahabat azka dari yang masih polos sampai jadi berandalan wajib menemani anak itu.

"ka, lu beneran mau ketemu dia?"

"gak ada alasan buat takut"

"aduh gua yang takut lu kenapa napa"

azka menepuk nepuk pundak sahabatnya, maksud ingin menenangkan.

"gas, kalo hari ini jadi hari terakhir gua, gu--"

dengan nyamannya bagas mendaratkan pukulan kecil di pipi azka yang mulus nan bersih itu.

"akh! sakit goblok!"

"makanya kalo ngomong tuh jangan sembarangan"

disaat mereka berdua sedang adu bacot, tiba-tiba orang yang ingin ditemui azka itu datang.

"hai?"

  to be continued

migliore amico'woosan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang