At the Edge of Night
© Vini Apriliani
.
.
.
Standard Disclaimer Applied
.
.
Alternative Universe, Out of Character
.
Lembar IV – Best Part
.
.
If life is a movie, you're the best part.
.
.
Dua puluh tahun lalu
Haruno Sakura bukan gadis kecil yang istimewa, pikirnya sendiri. Bagi Sakura, dia hanya gadis kecil yang tidak tahu apa-apa, pun tidak punya teman. Bahkan dalam pandangan polosnya yang baru saja mencoba mengenal dunia, ia menganggap teman-teman di sekitarnya tidak menyukainya. Mereka hanya bisa menatap iri pada barang-barang mahal yang ia punya dan mencibir pada dahinya yang terlihat lebih lebar daripada anak-anak seusianya itu.
Tidak banyak yang bisa seorang gadis kecil berusia lima tahun lakukan. Apalagi dengan kenyataan bahwa Ayahnya terlampau sibuk mengurus pekerjaan─seorang neurosurgeon, spesialis bedah saraf, yang bertugas di Rumah Sakit Internasional terbaik di negeri ini dengan kerja shift 48 jam dan operasi yang tiada habis─sedangkan separuh lebih waktu yang dimiliki Ibunya dihabiskan pula di rumah sakit. Yang bisa Sakura dapati setiap hari hanyalah asisten rumah tangga yang setia menemaninya sarapan dalam keheningan. Dan tatapan mencela yang sering dilayangkan teman-teman sekelasnya itu.
Gadis kecil itu tumbuh kikuk, pemalu, dan tidak mudah bersosialisasi dengan lingkungan baru.
Sudah kali ketiga Sakura didaftarkan masuk taman kanak-kanak yang berbeda. Sakura kecil terus merengek meminta orangtuanya agar memindahkannya ke sekolah lain─seribu satu alasan sudah dia ungkapkan dalam permohonan pada Ayahnya, bahkan yang terparah berhari-hari mogok sekolah. Ayahnya sempat marah besar sebelum akhirnya mengalah dan memindahkannya pada taman kanak-kanak termahal di kota ini.
Tapi ternyata semua sama saja. Semua orang sama saja di mata polos gadis kecil itu.
Tidak peduli dimana pun, Sakura merasa anak-anak lain selalu membencinya.
"Hey, anak baru," Sakura masih mencoba menghiraukan panggilan seseorang di antara kerumunan anak-anak seusianya─atau mungkin lebih tua? Beberapa dari mereka terlihat lebih tinggi dengan pakaian sekolah dasar yang berada satu kawasan dengan taman kanak-kanak tempatnya belajar. "Warna rambutmu itu tidak asli ya? Bagaimana bisa rambut seseorang berwarna pink seperti itu. Norak."
Sakura kecil masih berusaha menundukkan kepalanya sedalam mungkin dan berpura-pura tidak mendengar apapun.
"Hey, aku bicara denganmu. Sok sekali pura-pura tidak dengar," suara lain menimpali dengan nada sinisnya yang sama sekali tidak coba disembunyikan.
"Dia pikir dia cantik?"
"Kau lihat jidatnya saja lebar begitu. Cantik apanya?"
"Kulitnya pucat sekali, seperti mayat saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
At the Edge of Night
FanfictionHaruno Sakura adalah Princess of Tokyo. Begitu dicintai dengan segala popularitas, karir cemerlang, dia nyaris sempurna. Tanpa semua orang pahami bahwa bagian dari hatinya ikut lenyap bersama Uchiha Sasuke yang memutuskan pergi tanpa satupun jejak...