episode 10

10K 295 8
                                    

Dalam posisi yang masih erat memegang tangan Elea, Aksa mulai terlelap, dengkuran halus pun sudah terdengar menandakan lelaki itu sudah berada di alam mimpi. Berbeda dengan Aksa, Elea justru tidak bisa memejamkan matanya, ia masih menatap atap kamarnya sambil menahan degup jantungnya yang bertalu kencang, Elea berharap Aksa tidak mendengar dan menyadari kegugupannya.

Menggeser sedikit demi sedikit tubuhnya dan memastikan Aksa benar-benar sudah terlelap, Elea pun melepas pelukan Aksa di tangannya. Dengan sangat hati-hati Elea menggeser tubuhnya dan membelakangi Aksa. Namun di luar dugaannya Elea justru merasakan sebuah tangan kekar melingkari pinggang hingga ke perut bagian depan.

"Jangan pura-pura tuli. Aku tadi bilang jangan pergi," ucap Aksa persis di sebelah telinga Elea, ia semakin mengeratkan pelukannya, bahkan hembusan nafasnya terasa hangat menyapu pelipisnya.

"Aku pegel," elak Elea, mencoba melepaskan pelukan Aksa yang kini membelit pinggang hingga perutnya.

"No sex, bukan berarti no peluk. Gak usah ribut aku ngantuk banget, please diem." Elea tidak bisa berkata-kata lagi, meski canggung rasanya tidur dengan seorang lelaki dalam satu ranjang, namun ia tidak punya pilihan lain hingga akhirnya ia pun ikut tertidur.

Meskipun baru tidur beberapa jam, namun sudah menjadi kebiasaan Aksa bangun tepat jam enam pagi. Aksa merasakan sebelah tangannya terasa pegal, dan begitu ia membuka mata ternyata posisi tidur mereka berubah. Kepala kini Elea bersandar di tangannya, dan tangan kecil Elea balik memeluk tubuh Aksa. Ia tidak ingat kapan mereka merubah posisi, karena yang terakhir ia ingat yaitu ketika ia memeluk Elea dari belakang dan setelah itu mereka berdua terlelap tidur.

Sekilas Aksa menatap wajah Elea dari jarak yang sangat dekat, seulas senyum terbit di bibirnya. Ia terus memperhatikan wajah Elea dari jarak yang sangat dekat, Elea wanita cantik, siapapun yang melihatnya pasti akan langsung memuji kecantikan wajah Elea yang diwarisi dari wajah tampan ayahnya, Revan. Namun dibalik wajah cantiknya, Elea merupakan wanita paling dingin yang pernah Aksa temui, meskipun mereka menikah bukan karena cinta, tapi biasanya perempuan akan tersinggung atau mempermasalahkan wanita lain yang menjadi kekasih dari suaminya. Tapi Elea justru berbeda, mengingat kejadian waktu Salsa datang menghampiri apartemen bahkan semalam ketika ia memergoki Aksa tengah menelpon seseorang, ia tidak bereaksi apapun bahkan terkesan masabodo.

Aksa memang menyadari kehadiran Elea ketika ia menelpon Melody, dan seperti biasanya Elea tidak bereaksi apapun, ia justru keluar kamar dan meninggalkan Aksa seorang diri. Setelah Elea pergi dari kamar, tidak lama Aksa pun menyudahi panggilannya dengan Melody, ia justru menunggu Elea kembali ke kamar, berharap Elea hanya keluar sebentar. Namun ternyata Elea justru baru kembali setelah hampir mendekati dini hari. Elea masih sama seperti biasanya, berwajah datar dan tidak pernah bertanya apapun, bahkan selama mereka menikah Elea tidak pernah sekalipun bertanya jika tidak Aksa yang bertanya terlebih dahulu.

Sejenak Aksa memperhatikan raut wajah Elea, wajah yang biasanya terlihat kaku dan jarang berekspresi itu kini terlihat begitu tenang dan damai. Mungkinkah di balik wajah datarnya itu, Elea benar-benar menyimpan sebuah rahasia besar dan ia hanya menutupi rasa sakitnya dengan berpura-pura tidak peduli.

Tubuh Elea perlahan menggeliat, membuat Aksa kembali berpura-pura memejamkan matanya. Jika Elea tahu Aksa sudah bangun terlebih dahulu, Aksa yakin Elea pasti merasa tidak nyaman dengan posisi mereka saat ini. Jadi akhirnya ia memilih untuk kembali pura-pura tidur.

Perlahan Elea menggeser tubuhnya, meskipun sedikit terkejut dengan posisi tidurnya yang sudah berubah, Elea akhirnya memutuskan untuk bangun dan memilih membersihkan diri.

Begitu Elea keluar dari kamar mandi, Aksa sudah duduk di pinggir tempat tidur, sambil memainkan ponselnya.

"Kamu mandi dulu, setelah itu kita langsung pulang." Elea memberikan handuk baru yang ia ambil di dalam lemarinya,

Aksara untuk EleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang