UntukPertemuan antara dua keluarga akhirnya tiba, keluarga Elea maupun keluarga Aksa, kini sama-sama tengah menikmati makan malam sambil bercengkrama untuk mempererat hubungan dua keluarga yang sebentar lagi akan menjadi satu.
Tidak ada yang menyadari jika kedua anak yang akan mereka jodohkan tengah mengelabui dua keluarga, karena baik Elea maupun Aksa keduanya seperti aktor profesional yang sudah sangat mahir dalam memerankan perannya masing-masing. Bahkan mereka tampak begitu bahagia, saling menyukai satu sama lain dan saling melempar senyum bahagia. Tidak tampak sedikitpun keraguan diantara mereka berdua, karena yang mereka perlihatkan hanya wajah dengan penuh senyum.
Jauh di lubuk hati Elea maupun Aksa, mereka sama-sama sedang berpikir keras, bagaimana caranya agar kebohongan mereka tidak terbongkar. Seakan mereka sudah saling mengerti, tanpa persetujuan dari siapapun mereka sudah menjalankan tugasnya dengan sangat baik.
Acara makan malam berjalan lancar, dan berakhir dengan penentuan tanggal pernikahan mereka. Dan untuk mempersingkat waktu, keluarga mereka berdua menyarankan untuk mempercepat pernikahan menjadi akhir bulan. Rencana awal mereka akan melangsungkan pernikahan bulan depan, namun merasa anak-anak mereka sudah cocok satu sama lain, akhirnya mereka memutuskan untuk mempercepat saja. Lagipula tidak ada penolakan, sehingga semua rencana sudah disusun dengan baik.
Kini hanya tinggal Elea dan Aksa yang masih tinggal, karena kedua keluarga memilih pulang dan membiarkan kedua anaknya itu untuk mempunyai waktu untuk berdua.
"Jadi syarat apa saja yang kamu inginkan?" Tanya Aksa. Elea memang tidak pernah bicara, terkecuali Aksa yang memulai.
"Tidak ada. Aku hanya ingin kita menjalani kehidupan masing-masing seperti biasa, tanpa saling mengganggu, dan tentunya tidak ada kontak fisik."
Aksa menyeringai, ia sudah hafal diluar kepala bagaimana reaksi yang akan dilontarkan Elea.
"Aku setuju. Tapi aku ingin kita tinggal di apartemenku. Aku tidak terbiasa tinggal di tempat asing."
"Aku setuju. Aku bisa tinggal di apartemen milikmu, sediakan saja kamar untukku."
"Kamu tidak berencana ingin satu kamar denganku?" Goda Aksa, menaikan satu alisnya.
"Tidak. Jika kamu butuh teman tidur, silahkan dengan teman kencanmu, atau mungkin kamu mau mengajak salah seorang pelayan waktu itu, tapi jangan pernah bercinta didepan mataku." Tegas Elea. Meskipun ia tidak keberatan Aksa bermain di belakangnya, tapi ia tidak ingin terlihat begitu menyedihkan di mata perempuan lain, meskipun sebenarnya ia sangat menyedihkan.
"Baiklah kalau begitu, aku juga tidak ingin kekasihmu masuk kedalam apartemen milikku." Aksa mengajukan peraturan yang sama.
"Aku akan pastikan hal itu tidak akan terjadi." Tukas Elea.
"Dan terimakasih untuk kerjasamanya hari ini, sampai ketemu lagi lusa, ketika kita fitting baju." Elea segera berdiri dari tempat duduknya, hendak pergi.
"Tunggu!" Cegah Aksa, ia pun ikut berdiri. Sementara Elea menatapnya, menunggu.
"Kita belum bertukar nomor telepon."
Elea tersenyum masam, bahkan untuk hal sepele seperti nomor ponsel pun, mereka belum punya, tapi mereka akan melangsungkan pernikahan akhir bulan ini yang hanya tinggal menghitung hari.
Aksa menyerahkan ponselnya pada Elea agar perempuan itu menyimpan nomornya. Tidak butuh waktu lama, mereka akhirnya bertukar nomor ponsel.
"Hubungi jika memang perlu." Ucap Elea sambil menyerahkan kembali ponsel milik Aksa.
![](https://img.wattpad.com/cover/214175790-288-k420600.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara untuk Elea
RomanceWARNING!! MATURE KONTEN! BUAT DEDEK-DEDEK GEMAY DI LARANG MENDEKAT! Bijak dalam pilih bacaan, jika terjadi baper dan halu berkepanjangan, harap tanggung sendiri! Berkisah tentang Aksara dan Elea yang harus terlibat dalam sebuah perjodohan. Awalnya...