Hurt

5.8K 806 62
                                    


Lili duduk di kasur Jasmine setelah meminta izin, mereka banyak bercerita mengenai masa sekolah, saat itu Jasmine masih bisa berlari, banyak pria yang suka padanya. Jasmine mengatakan kelumpuhannya di sebabkan kecelakaan saat ia baru saja keluar dari rumah sakit untuk periksa, ia juga mengatakan kalau pelakunya mengaku bahwa ia merasa marah pada Jasmine karena selalu mendapat yang ia mau. Jasmine akui ia memang memiliki ayah yang kaya raya, semua yang Jasmine minta selalu diberikan, tapi Jasmine tidak tahu kalau kekayaan bisa menimbulkan kebencian.

“Apa aku bisa bertanya sesuatu padamu?” Lili berujar.

“Ya, kita sekarang teman.”

“Kenapa Jungkook menikahimu?”

“Kami dijodohkan.” Lili tidak ingin bertanya lebih. Ini sudah cukup, mungkin Jasmine akan tersakiti jika ia bertanya banyak.

“Ehmm..” Jasmine berdehem.

“Katakan saja..”

“Sejak kapan kau dan Jungkook bertemu?”

“Saat itu aku masih sekolah, bisa dibilang aku lebih muda darinya, dari kalian. Kami bertemu di kereta, saat itu keluargaku sedang bermasalah, aku sering naik kereta untuk menghindari pulang ke rumah, di kereta aku akan duduk berjam-jam sambil mendengarkan musik. Dan saat itu juga aku melihatnya, sedang terpejam dengan banyak beban tersirat di wajahnya. Saat itu Jungkook mengatakan kalau umurnya masih 25.”

Jasmine mengangguk-angguk.

“Apa kau mencintainya?” Jasmine bertanya.

Lili bergeming. Tapi akhirnya menjawab. “Ya.”

Jasmine tersenyum. “Itu bagus, itu artinya cinta Jungkook tidak bertepuk sebelah tangan.”

“Dia tidak mencintaiku Jasmine, dia hanya memanfaatkanku.”

“Dia bisa memanfaatkan puluhan wanita lain jika dia ingin. Jika kau pikir dia memanfaatkan tubuhmu, dia bisa membayar wanita penghibur, dia punya banyak uang.”

Lili terdiam. Yang dikatakan Jasmine ada benarnya.

“Dia mencintaimu Lili, kau harus percaya itu.”

Lili tersenyum lalu berdiri.

“Sebenarnya aku sedang mencari alat menjahit, mungkin kau punya benang atau jarum?”

“Benar sekali, aku pernah menyulam sebelumnya.”

“Sebenarnya aku sedang ingin merajut.”

“Kupikir benangnya akan berbeda Lili, begitu juga jarumnya, bukankah dibutuhkan yang lebih besar?”

“Ya, benar. Tapi akan kucoba.”

Jasmine mendorong kursi rodanya untuk membuka laci, mengeluarkan benang dan jarum yang ia maksud lalu memberikannya pada Lili.

“Kau akan pergi?”

“Ya, aku ingin segera merajut.”

“Baiklah, aku selalu di bawah jika kau ingin bertemu.”

Lili mengangguk lantas pergi dari sana.

“Lili..”

Lili tidak menyahut panggilan Jungkook.

“Apa yang kau lakukan di bawah sini?”

Lili cepat-cepat menaiki undakan tangga, tapi Jungkook mengekorinya dari belakang.

“Jangan masuk!”

“Ini kamarku juga.”

“Ini kamarku, pergi!”

Jungkook tidak mengubris, ia mendorong pintu lebih lebar lantas duduk di atas ranjang. Lili mendengkus kesal.

“Apa yang ingin kau lakukan?”

Lili tidak menjawab, lebih memilih duduk si sofa, memasukkan benang ke jarum lalu memulai kerja tangannya.

“Kau suka menjahit?”

Lili tetap tidak menjawab.

“Aku akan belikan banyak benang kalau kau memang suka.”

“Tidak perlu.”

“Dari mana kau mendapatkan benda itu? tidak ada di sini sebelumnya.”

“Jasmine.” Lili mendongak setelah mengatakan itu, sementara Jungkook terdiam. Mata mereka saling beradu.

“Kau bicara padanya?”

“Y-ya.”

“Apa yang dia bicarakan.”

“Kau tidak perlu tau.”

“Apa dia mengatakan sesuatu yang aneh.”

“Dia menceritakan semuanya padaku, bagaimana kalian menikah, dan bagaimana kelakuanmu padanya.”

“Dia bicara seperti itu?”

Lili terdiam.

“Dia dijodohkan denganku.”

“Aku sudah tau.”

“Dia sakit.”

“Aku juga tau, apa itu alasannya kau bersikap jahat padanya? Karena dia sakit?”

“Aku tidak mencintainya.”

“Apa itu alasan yang wajar untuk mengabaikan kehadiran seseorang, kau sudah menikahinya, kau

“Berikan aku kesempatan Lili, aku masih Jungkook yang kau cintai.”

“Kau benar, tapi aku sudah menjadi Lili yang berbeda.”


🌷🌷


Malam hari ketika Lili terbangun karena haus, ia mendapati banyak jenis benang dan berbagai jarum berbeda bentuk di atas meja. Jungkook membeli semuanya untuknya. Lili senang menemukannya, tapi rasa bencinya pada Jungkook memang sulit untuk dihilangkan.

Ia mendesah tatkala gelasnya kosong, ia harus turun ke bawah untuk mengambil air.

Saat hendak membuka pintu ia terkejut tatkala mendapati Jungkook tidur di sofa.

Lili berdecak, memutuskan mengambil selimut untuk menutupi pria itu karena kedinginan.

Suasana di lantai bawah begitu hening ketika ia turun, tapi tidak sehening itu ketika ia telah berada di dapur. Ada suara kesakitan, suara menangis, dan Lili tahu itu adalah Jasmine.

Tanpa menunggu Lili membuka pintu kamar Jasmine, di sana wanita itu susah payah menyeret kakinya di lantai.

“Jasmine!”

Jasmine menangis, ia mengusap matanya ketika akhirnya duduk di ranjang dengan bantuan Lili.

“Maaf mengganggu tidurmu, apa aku berisik?”

“Tidak Jasmine, itu terlalu pelan sehingga aku harus bertanya dari mana asalnya.”

“Maaf merepotkanmu.”

“Jasmine, kita teman.”

Jasmine tersenyum lembut.

“Aku terjatuh dari tempat tidur, aku mimpi buruk.”

“Apa yang kau mimpikan.”

“Mati.”

_IS IT_✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang