Sehun duduk kursi kerjanya, ia menghembuskan nafas pelan. Sudah satu minggu dan Seungwan belum juga sadar. Keadaannya semakin hari semakin membaik, tapi matanya entah kenapa masih enggan untuk terbuka. Ia juga sudah melakukan pemeriksaan lanjutan, dan hasilnya tidak ada yang salah dengan kondisi Seungwan. Sebagai dokter, tentu saja ia merasa curiga.
Polisi yang berjaga di depan kamar rawat pun masih sama. Lalu Jongin yang rutin mengunjungi Seungwan setiap hari.
"Sehun Oppa."
"Terima kasih," Sehun menerima sekaleng soda dari Sejeong. Ia menatap juniornya itu sejenak. Sejeong seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi hanya diam menatapnya, "ada yang ingin kau katakan?"
Sejeong mengangguk, tampak ragu. Lalu duduk dihadapan Sehun, "Oppa, apa kau mengenal pasien mafia itu?"
Sehun mengernyit mendengar panggilan Sejeong, bukan panggilan untuknya, "Yang mana maksudmu?" ia tidak suka ada yang menyebut Seungwan seperti itu. Ya, walaupun kemungkinan besar Seungwan memang benar seorang mafia, tapi Sehun hanya akan meyakini apa yang Seungwan katakan sendiri dan meskipun memang benar, tidak sepantasnya Sejeong memanggil Seungwannya seperti itu.
"Siapalagi jika bukan Wendy Jung."
"Kenapa kau berpikir aku mengenalnya?"
"Kau terlihat sangat memperhatikannya." Sejeong memicing curiga.
Apa sangat kentara perhatiannya pada Seungwan selama ini? "Wajar saja. Dia pasienku." Kilahnya. Selama ini ia telah berusaha menutup rapat fakta jika dirinya mengenal Seungwan. Tidak ada alasan lain selain dirinya yang ingin bisa berada didekat Seungwan dengan aman. Bisa saja jika ada yang mengetahui hubungannya dengan Seungwan di masa lalu akan menimbulkan masalah. Entah masalah apapun itu, fisarat Sehun mengatakan sesuatu yang buruk akan terjadi.
"Aku sudah lama mengenalmu. Aku yakin jika kau menyembunyikan sesuatu."
Sehun terdiam, menimbang dalam pikirannya apakah ia akan menceritakan semuanya pada Sejeong atau tidak, "Apa jika aku mengatakannya kau akan diam?" Sejeong adalah orang yang ia percayai selain ibunya, "aku bisa mempercayaimu?" selama ini ia telah bercerita banyak hal termasuk masa lalunya dengan Seungwan pada Sejeong, dan wanita itu adalah pilihan terbaik untuk bercerita.
Sejeong mengangguk, "Berapa lama kita mengenal Oppa? Satu bulan? Dua bulan? Tidak Hyung. Kita mengenal hampir sepuluh tahun. Kau tidak percaya padaku? Katakan saja. Kau tau kan, aku penjaga rahasia yang baik."
Sehun mendengus. Sejeong benar, ia adalah penjaga rahasia yang baik sekaligus pendengar dan pemberi sosuli terbaik. Satu-satunya hal yang tidak ia suka dari Sejeong adalah sikapnya yang menyebalkan. Sejeong mudah sekali merasa besar kepala dan sangat cerewet, "Kau ingat Seungwan?"
"Seungwan? Maksudmu Lee Seungwan?"
"Ya, Wendy adalah Seungwan."
"Tidak mungkin."
"Kenapa tidak mungkin?" Sehun menatap Sejeong yang terlihat tidak percaya. Sejeong saja tidak percaya Seungwan menjadi seorang mafia, apalagi Sehun?
"Berdasarkan Seungwan yang kau ceritakan, tidak mungkin dia menjadi mafia."
"Itu juga yang kupikirkan."
"Kau yakin dia orangnya?"
Sehun mengangguk. Dirinya tidak mungkin salah mengenali Seungwan.
.
.
Sesuai jadwal rutin, Sehun memeriksa keadaan Seungwan.
"Keadaannya baik, Dokter. Bahkan bisa dikatakan normal."
Sehun mengangguk setuju dengan yang dikatakan suster Jang. Normalnya, Seungwan hanya perlu melakukan perawatan untuk luka operasinya. Keadaannya sudah pulih, sangat mengherankan jika Seungwan belum sadar, "Kau bisa keluar dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
In a Different Life
أدب الهواةJust you and me in a different life. Pairs in this story: - Sehun x Seungwan - Chanyeol x Seungwan - Chanyeol x Joohyun - Jongin x Soojung - Doyoung x Sejeong - Lee Dongwook x Boa - Yunho x Boa