"Bismillahirahmannirahim,Saya terima nikah dan kawinnya Aisyah binti..."Adalah sebuah kalimat yang diucapkan oleh Dokter Rangga di hadapan para saksi atas kesungguhan cintanya kepada Ustazdah Aisyah,yang mana akan menyatukan mereka dalam cerita cinta bahtera rumah tangga yang mereka nanti natikan.
2 tahun yang lalu...
Dari kejauhan,Rangga melihat sesosok gadis muslimah yang tampaknya sedang kesusahan untuk mengambil sebuah buku yang ada di luar jangkauan tangannya. Melihat hal tersebut,lantas membuat Rangga tergerak untuk membantu gadis muslimah tersebut.
" Butuh bantuan mbak?" Tanya Rangga yang ingin memberikan pertolongannya
" Oh,iya mas. Saya ingin mengambil buku yang itu" jawab gadis muslimah itu sembari menunjuk ke buku yang diinginkannya
Rangga pun mengambilkan buku yang di inginkan oleh gadis muslimah tersebut
" yang ini ya mbak?" Tanya Rangga sembari ia memberikan buku tersebut
" Iya mas" jawab gadis tersebut sembari menerima buku dari Rangga
" Terimakasih ya mas" ujar gadis itu
" Sama-sama mbak" jawab Rangga dengan ramahnya
" Oh iya, boleh kenalan mbak?" Tanya Rangga
" Boleh kok mas" jawab gadis itu
" kenalin,saya Rangga. Panggil aja Rangga" Rangga memperkenalkan dirinya
" Saya Aisyah mas,eh maksudnya Rangga" gadis itu memperkenalkan dirinya
Mereka pun sedikit berkenalan dan pada akhirnya kembali untuk melanjutkan kegiatan mereka masing masing
Sejak saat itu, mereka mulai mengenal satu sama lain dan semenjak hari itu,mereka menjadi sering bertemu pada saat ingin melakukan sholat sunnah Dhuha di masjid yang sama. Sebenarnya sih,mereka sudah sering bertemu di masjid itu,namun karena mereka tidak saling kenal,mereka tidak peduli.
Rangga sendiri merupakan seorang yang ramah,tampan,bertubuh tinggi dengan kulit putihnya dan memiliki hidung yang mancung. Rangga juga seorang mahasiswa kedokteran semester 8 yang mana sebentar lagi ia akan menyelesaikan study S1 nya di sebuah universitas swasta yang terkemuka. Sementara itu, Aisyah adalah sesosok gadis yang memiliki wajah manis,pintar,lembut dan juga sholehah. Aisyah sendiri di besarkan oleh keluarga yang sederhana namun sangat menjunjung tinggi agama islam.
Setelah selesai sholat Dhuha, Aisyah melihat sebuah poster di mading masjid yang memberitahukan akan di adakannya sebuah pengajian Ahad pagi di masjid ini akhir minggu ini. Melihat hal itu,tentunya menarik perhatian Aisyah untuk datang menghadiri acara pengajian tersebut. Aisyah sendiri memang sering hadir di pengajian pengajian. Meskipun, sepertinya pengajian kali ini ia hanya akan datang sendiri. Biasanya ia selalu datang ke pengajian bersama dengan kedua orang sahabatnya,yaitu Bella dengan Nurul. Namun kelihatannya kedua sahabatnya itu sedang memiliki urusan penting yang tidak bisa mereka tinggalkan. Walaupun begitu,hal itu tidak tak sedikitpun menurunkan semangat Aisyah untuk menghadiri acara pengajian tersebut.
" Pokoknya aku harus datang " tekad Aisyah dalam hatinya
Subuh di Ahad pagi pun tiba. Dimana cuacanya begitu dingin menghantui kulit. Sampai sampai membuat teh hangat kehilangan kehangatannya. Meskipun begitu,hal itu tak menyurutkan semangat Aisyah untuk bangun dan mengerjakan kewajibannya kepada Sang Ilahi untuk sholat subuh bersama dengan ibunda tercintanya. Sementara ayah dan adik, Toni sholat berjamaah di masjid di tempat tinggalnya.Setelah selesai dari itu semua,hati dan pikirannya menjadi tenang dan juga sudah siap untuk memulai hari yang gemilang.
Pada pukul 07.00,Aisyah berpamitan kepada ayah dan ibunya untuk berangkat menuju pengajian tersebut. Meskipun dengan cuaca yang masih sangat dingin,ia tetap pergi ke pengajian tersebut meski harus bertarung dengan dinginnya udara yang bergentayangan. Dia berusaha pergi pagi agar tidak terlambat, karena jarak antara tempat ia bernaung dengan masjid tempat pengajian tersebut cukuplah jauh.
Pukul 08.00 Aisyah menginjakkan kakinya di halaman masjid tujuannya. Dengan hanya mengenakan setelan gamis yang biasa ia gunakan untuk menghadiri acara pengajian,udara dingin masih saja bersemangat untuk bersemayam di tubuh Aisyah. Setibanya di masjid,Aisyah langsung duduk di teras mesjid. Setelah duduk,ia memperhatikan ke sekeliling,dimana yang ia lihat hanyalah para panitia pengajian tersebut.
Tak lama setelah Aisyah duduk,tampaknya ada seorang pemuda mengenakan jaket berjalan mengarah ke tempat Aisyah duduk. Tak lain dan tidak bukan,pemuda tersebut adalah Rangga, laki laki yang baru di kenal nya tempo hari lalu. Rangga datang menghampiri Aisyah sembari mengucapkan salam kemudian meminta ijin untuk duduk di sebelah Aisyah. Aisyah pun mengijinkan nya
" kamu datang ke pengajian juga Aisyah?" Tanya Rangga membuka percakapan
" iya " jawab Aisyah dengan nada lembut
" kamu ikut pengajian juga Rangga?" Tanya Aisyah
" hmmm...aku kesini sih Cuma sekedar bantu bantu di acara pengajian ini aja" jawab Rangga.
Tiba tiba,tanpa permisi tanpa memberi kabar
" hacim..." Aisyah bersin sembari menutup mulutnya menandakan tubuhnya sedang kewalahan bertarung dengan dinginnya cuaca.
" dingin ya?" Tanya Rangga
" hmm...Iya? Jawab Aisyah
Tanpa memberikan sepatah kata lagi,dengan sigap Rangga membuka jaketnya yang kemudian langsung saja di pakaikan ke Aisyah yang masih menutup mulut dan hidungnya menandakan tubuhnya sedang kedinginan.
" menuntut ilmu itu bagus,tapi jangan sampai lupa dengan kesehatan diri sendiri" pesan Rangga sembari ia memakaikan jaketnya ke kedua bahu Aisyah
Mendapat perhatian tak terduga dari Rangga,sontak membuat Aisyah tersipu malu. Pipinya memerah dan ia pun menunduk. Ini adalah pertama kali baginya mengalamai hal seperti ini. Aisyah sendiri memang sosok seorang wanita yang pendiam dan tidak pernah menjalin hubungan yang namanya pacaran.
"baiklah kalau begitu, aku mau kembali melanjutkan pekerjaan ku" ucap Rangga
" Oh ya,jangan kembalikan jaketnya sebelum bersin kamu hilang ya" ucap Rangga kepada Aisyah dengan senyuman sembari ia kembali untuk melanjutkan pekerjaan nya.
Rangga pun menjauh menuju ke dalam masjid. Meskipun Rangga tak lagi duduk di dekatnya,namun Aisyah masih saja menunduk tersipu malu. Ia masih saja memikirkan apa yang terjadi barusan. Malu dan bingung,itulah yang Aisyah rasakan. Sekitar 2 menit dia memikirkan hal itu.
" Astagfirullah....Aisyah sadar,kamu kesini untuk menuntut ilmu,bukan nyari calon suami" ucap Aisyah dalam hati
Detik demi detik pun berlalu. Satu demi satu para jamaah pengajian pun mulai berdatangan. Dari orang dewasa hingga anak muda. Semuanya datang dan duduk bersama tanpa adanya rasa perbedaan. Orang dewasa merangkul yang muda dan yang muda pun menghormati mereka. Suasananya begitu indah. Saling menyatu bagaikan setetes air yang masuk kedalam segelas air. Aisyah yang tadinya duduk di teras masjid juga ikut masuk kedalam masjid. Dengan masih mengenakan jaket dari Rangga,ia ikut duduk bersama barisan akhwat lainnya. Meskipun cuaca masih dingin,namun tidak halnya dengan komunikasi para jamaah yang begitu hangatnya menyapa di telinga.
Jam menunjukkan pukul 09.00 yang mana sudah seharusnya acara pengajian di mulai. Dan benar saja,baru saja Aisyah melihat ke arah jam dinding, MC acara langsung saja mencuri semua perhatian para jamaah yang hadir di masjid itu yang mana merupakan tanda bahwa akan dimulainya pengajian Ahad pagi. Setelah beberapa waktu MC berbicara,Aisyah pun terkejut. Aisyah terkejut bukan karena kepiawaian MC dalam membawakan acara. Hal yang membuat Aisyah terkejut adalah sang pengisi pengajian pada hari itu. Yang mana pengisi pengajian tersebut adalah seorang laki laki yang pagi tadi meminjamkan jaketnya agar Aisyah tak kedinginan,yaitu Rangga. Mendengar hal itu,Aisyah kembali tersipu tertunduk malu dan tak menyangka saat mengetahuinya.
Rangga pun mulai membuka ceramahnya dengan salam serta pujian dan shalawat. Di dalam pembawaan ceramahnya, Rangga sangat piawai dalam menyampaikan nya. Dengan berjudulkan "Allah itu dekat" ia membuat para jamaah tak memalingkan perhatian mereka sedikitpun saat Rangga menyampaikan ceramahnya.
Singkat cerita,pengajian pun usai. Meskipun dengan waktu pengajian yang "Cukup lama",tak ada satu orang jamaah pun yang merasa mengantuk.
Sebegitu hebatnya lah penyampaian ceramah yang di bawakan oleh Rangga. Selanjutnya,karena waktu untuk sholat dzuhur sudah dekat,semuanya bersiap siap untuk melaksanakan sholat.
Selesainya sholat,Aisyah berencana untuk mengembalikan jaket milik Rangga. Namun sepertinya ia harus menunda niatnya tersebut karena begitu banyaknya jamaah yang ingin kembali kepada aktifitas mereka masing masing, sehingga menyulitkan Aisyah untuk menjumpai Rangga. Ditambah lagi ia melihat Rangga sudah keluar dari area masjid. Pada akhirnya,Aisyah harus menyimpan jaket itu untuk sementara waktu. Kemudian Aisyah pun memutuskan untuk pulang kerumah nya.
1 jam perjalanan pulang ia lalui dan akhirnya ia sampai di rumahnya. Ia masuk ke dalam rumah dan sepertinya di rumah tidak ada orang. Aisyah pun langsung masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri dari lemahnya perjalanan ia hari ini. Setelah selesai membersihkan diri, ia pun berbaring di tempat tidurnya untuk mengistirahatkan sejenak rasanya yang letih. Di dalam istirahat nya, ia memikirkan hal hal yang terjadi di masjid tadi dari awal ia melangkahkan kakinya di area masjid hingga pulang dari pengajian yang begitu apiknya. Dan yang paling ia pikirkan adalah tentang yang terjadi antara dirinya dengan Rangga. Sepertinya Aisyah mulai terpesona oleh sosok laki laki yang bernama Rangga tersebut. Di dalam hatinya ia berkata
" sepertinya aku mulai menyukainya" ucapnya dalam hati sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rangga Dan Aisyah
Roman d'amourSebuah kisah cinta antara Rangga dengan Aisyah yang berawal dari sebuah pertemuan di perpustakaan yang merupakan awal dimulainya kisah cinta mereka yang akhirnya mereka mampu sampai ke jenjang pernikahan dengan begitu banyaknya kisah hidup mereka.