Chapter 9| Mulut Cabe

322 93 89
                                    

Say Hiii to Beby!!! 😌😂

Jam bewarna violet yang melingkar di pergelagan tangan Natasya sudah menunjukkan pukul 8 malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam bewarna violet yang melingkar di pergelagan tangan Natasya sudah menunjukkan pukul 8 malam.

Kakak beradik itu sekarang tengah berada di sebuah cafe, masih di sekitar Galata street tentunya.

"ini pesanan kita kenapa kagak datang datang ya? Gatau apa, kalau aku gak suka nunggu? Apalagi nunggu kepastian dari dia." celoteh Fahri sembari menopang dagunya di atas meja.

"apasih Rii... Celoteh gajelas mulu dari tadi." balas Natasya.

"ini cacing di perut aku meronta ronta kak, minta di beri jatah. Aku bisa mati kelaparan kalau gini! kalau pesanan kita masih lama lagi, aku bakal tuntut cafe ini, karena udah bikin cowok ganteng kayak aku mati kelaparan!" sambung Fahri lagi, sambil mengelus ngelus perutnya yang di baluti hoodie bewarna abu-abu.

"bego di pelihara! Ya kalau kamu mati kelaparan, mana bisa tuntut cafe ini? Kan udah mati! Gimana sih Rii... " Natasya memutar bola matanya jengah.

"ehh iya yah." Fahri cengengesan mengingat kata-katanya tadi.

Natasya tak memperdulikan adiknya yang masih ngomel-ngomel ga jelas kayak orang gila, eh... Kan emang gila ya:')

Natasya sibuk memperhatikan smartphone merek apel di gigit yang berada di tangannya, banyak sekali notifikasi whatsapp dan line dari Ashraf, tapi tak ada satupun yang dibalas, hanya di read.

Tidak lama kemudian, datang seorang pelayan membawa nampan yang berisi lahmacun, tavuklu döner, mantarlí çorba, misir çorba, masing masing satu porsi dan 2 gelas lemonata. Pelayan itu meletakkan pesanan itu di meja Natasya dan adiknya. Fahri tersenyum sumringah.

"Afiyet olsun (selamat makan)" ucap pelayan itu dan melenggang pergi.

Tanpa basa basi, Fahri langsung menyantap lahmacun pesanannya.
Natasya hanya geleng-geleng kepala melihat adiknya yang rakus, ganteng-ganteng tapi gak jaga image.

"untung aja pesanan nya udah datang, coba kalau masih lama... Aku tutup nih cafe! Tapi kasian juga sih... Yaudah aku beliin cafe lagi pemiliknya, terus cariin koki bintang 5 yang gak lelet kalau masak, pelayannya juga yang dapat di handalkan yang gerceppp." gumam Fahri sembari memasukkan potongan lahmacun ke mulutnya.

"terserah Fahri lahh... Terserahhh." balas Natasya malas, sembari memasukkan döner (kebab) ke mulut mungilnya.

"anak sultan mah bebas."

****

Selang beberapa menit.

"udah kenyang kan?" tanya Natasya ke adiknya yang sedang sibuk memainkan ponselnya.

Everything is Chaotic  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang