hari pertama jisung masuk sekolah pun tiba. belum jam tujuh jisung sudah wangi dan rapi, pokoknya sudah siap banget ke sekolah.
jisung pun keluar kamarnya sambil bawa roti tawar simpanannya untuk sarapan. disana dia ketemu winwin yang lagi sibuk motongin bawang.
"pagi, u-um..." sapa jisung pelan. dia lupa nama orang itu.
winwin balik badan terus senyum manis pas ngelihat jisung di ambang pintu dapur.
"hai, jisung kan?" jisung mengangguk lalu duduk di meja makan sambil merhatiin kegiatan orang didepannya.
"aku sicheng. hehe pasti susah ya, panggil aja winwin." kata winwin ramah. jisung ikut-ikut senyum. senyumnya winwin emang suka menular.
jisung mulai sarapan.
krik
krik
"hmm tumben sepi ya."
jisung nggak bisa nggak komentar tentang hal ini.dia kagum soalnya baru pertama kali menyaksikan kos-nya sepi kek kuburan.
biasanya rame, entah tereak, jejeritan, nangis, berantem, koprol, sampe tendang-tendangan--pokoknya kayak di pasar malem deh.
winwin cengengesan malu. sebagai makhluk paling normal nomor 2 di kosan, dia ngerti banget sama jisung yang melihat keajaiban dunia ini.
"kamu jangan kaget. tiap hari senin pasti selalu kayak gini. semua yang pada kuliah kebetulan banget punya kelas pagi. terus yang sekolah punya jadwal piket semua."
jisung ber-oh ria sambil angguk-angguk lucu.
ternyata bisa sibuk juga ya manusia-manusia ini. dikira hobinya cuma bokep, rebahan, dan gibah aja.
hehe jisung salah menilai.
"terus winwin-hyung ngapain disini?"
"aku nggak ada kelas di hari senin." winwin merhatiin jisung dari atas sampe bawah lalu melihat jam dinding.
"kamu tahu jalan ke sekolah? perlu aku anterin?"
"nggak usah. aku tahu. dulu pernah orientasi daerah sini kok."
setelah sarapan dan merapikan dirinya sekali lagi, jisung pun berangkat ke sekolah.
...
...
berhubung jisung baru masuk dipertengahan semester pertama kelas 11, dia ditunjukin langsung sama staff sekolah ke kelasnya. sengaja dianterinnya pas bel udah bunyi biar jisung bisa ketemu langsung sama wali kelasnya.
jisung canggung pas disuruh memperkenalkan dirinya di depan kelas. dia denger beberapa temen kelasnya mulai bisik-bisik.
dia sampai nggak berani melihat ke depan saking nervous-nya.
beginilah nasib anak transferan. nggak di-welcome, digibahin iya:(
mending ikut mos. disuruh lari 10 kali, diteriakin kakak kelas, joget pake lagu dangdut koplo, dst.
"namaku park jisung..umm...panggil aja jisung."
tiba-tiba ada yang keprok-keprok pisang di belakang. nggak ding keprok tangan woy. yakali ada yang jualan pisang kepok didalem kelas.
"SALAM KENAL JISUNGIE~"
"HAI JISUNG SUIT SUIT"
"WAH TEMEN SERANJANG GUE NIH"
"SEKAMAR ANJER"
semuanya langsung kicep dan perhatian mereka ke belakang, dimana seru-seruan laknat itu berasal. termasuk jisung. karena matanya minus dia butuh waktu buat melihat siapa yang menyorakinya.
guru wali kelasnya atau pak tuan geleng-geleng melihat kelakuan 'murid-murid luar biasa'-nya ini.
"kalian dibelakang jangan ribut! park, silahkan mengambil tempat duduk di depan."
pak tuan menunjuk bangku kosong tepat di depan meja guru.
mantap. hari pertama dapet kelas yang orang-orang di barisan paling belakang gandeng, alias rame, dan dapet bangku paling depan ngadep guru lagi.
kurang beruntung apa lagi si jisung.
satu jam pelajaran sudah lewat tiba-tiba pak tuan dipanggil kepala sekolah, jadi kelas mereka diberi tugas sampai istirahat pertama.
suasana kelas mulai ramai beda sama jisung. karena masih belum ada yang mengajak jisung ngobrol makanya dia fokus mengerjakan tugasnya.
"park jisung?" jisung kaget namanya dipanggil lalu menoleh.
"i-iya?"
"lo pindah ke belakang."
jisung ngernyitin dahinya.
"hah?"
"disuruh mereka." kata orang itu langsung naruh tas diatas meja jisung. mau nggak mau jisung pun membereskan barangnya lalu pindah ke belakang.
sekarang dia mengerti kenapa mereka pada nyorakin dia.
"ICUNGIE DUDUK SINI SINI~"
ternyata temen se-kos merangkap jadi temen sekelas juga.
tepat setelah pantatnya menempel di bangku, jeno langsung merangkul pundak jisung.
"sudah lama nggak ketemu princess~"
ada aja jeno padahal kemarin juga ketemu.
jeno menoel dagu jisung. mukanya cuma beda beberapa centi dari jisung.
"heh tangannya gue lapor nih ke pawangnya!" seru chenle jijik lihat kelakuan jeno. renjun senyam-senyum aja.
"bacot sia keripik lumba-lumba. emang sudah punya yang ngejagain kamu, sung?"
jisung sama sekali nggak paham apa yang dibicarain antara chenle dan jeno. maksudnya apa? kayak hantu penjaga atau malaikat penjaga atau yang mana sih??
dia diem aja daripada salah.
renjun tiba-tiba ngedeketin mukanya ke jisung terus micingin matanya.
"dahi lo kenapa?"
waktu renjun mau minggirin poninya jisung, jeno langsung nepis tangannya.
"jangan dipegang. kemarin kebentur." jelas jeno. sianjay yang ditanya sapa yang jawab sapa. posesif banget ya aa jeno.
"iya terus kemarin di tutup sama taeil-hyung...nggak kelihatan banget kan?" tanya jisung, sebenernya nggak pede sama luka di dahinya.
"nggak seberapa kok. masih ok."
"oh iyaa, jisung belum keliling sekolah kan?" tanya chenle semangat.
"belum."
"ayok keliling!"
"lho? bukannya masih pelajara—"
"bodoamat ayok!"
____________________
makasih banget yang masih baca n vote work gaje pertama aing:''))maap kalo ceritanya ngga sereceh dulu2
sampe ketemu kapan2 seadanya inspirasi yah:** ehe
KAMU SEDANG MEMBACA
gara-gara siapa;; marksung
Cerita Pendeklee minhyung, bisa dipanggil mark atau kang lapper, adalah seorang ahli dalam mengajak ngomong gebetan. "mau nge-gas saja pakai tanya dulu sama sohibnya. ini benernya niat atau nggak sih?" ----- "awas lho, nanti jebol." "jebol? apanya ya kak?" cerit...