[10]

90 26 10
                                    

Are You Mad At Me?

|||

"Gue duluan ya." Ucap Tyo, setelah dirinya dan Inggrit berjalan keluar dari area parkir motor Student Center.

Inggrit tampak tertegun sesaat ketika mendengar Tyo mengatakan itu. "Hmm...ya udah." Balas Inggrit, seraya sedikit mengangguk.

Tersenyum kecil, lalu Tyo melangkah pergi menuju gedung fakultasnya. Inggrit masih berdiri di tempatnya, memandangi punggung Tyo yang semakin lama semakin mejauh. Dia bertanya-tanya kenapa sikap Tyo sedikit berbeda hari ini. Dari Tyo datang menjemputnya tadi, pria itu tidak banyak bicara.

Menghembuskan nafasnya, lalu Inggrit melangkahkan kakinya untuk pergi ke fakultasnya. Selama berjalan, Inggrit terus memikirkan apa yang kira-kira membuat sikap Tyo berubah hari ini. "Dia lagi marah sama gue? Marah gara-gara apa? Apa karena gue belum jawab pertanyaan dia waktu itu?" Inggrit bergumam, bertanya pada dirinya sendiri.

Setelah pertanyaan Tyo waktu itu kepadanya, Inggrit memang masih belum menjawabnya karena dia bilang dia butuh waktu untuk berpikir. Sebuah alasan klasik yang sepertinya memang dikatakan hampir seluruh wanita di dunia jika mereka mendapat pertanyaan seperti itu dari seorang pria.

Begitu sampai di kelasnya, Inggrit langsung melangkah menuju bangku kosong di samping kanan Louisa.

"Hi." Sapa Louisa dengan sebuah senyuman, tapi Inggrit justru tidak merespon apapun. Louisa mengernyitkan keningnya. "Oi, ada yang lagi lo pikirin, ya?" Tanya Louisa yang langsung tau alasan kenapa Inggrit tidak meresponnya tadi karena dia bisa membaca dengan jelas ekpresi Inggrit jika sedang berpikir keras.

Inggrit menoleh ke arahnya. "Keliatan jelas, ya?" Tanya nya, dan langsung dibalas anggukkan oleh Louisa.

Louisa memiringkan sedikit posisi duduknya. "Soal Tyo, ya?" Tanya Louisa, membuat Inggrit sedikit membulatkan matanya.

"Lo itu cenayang, ya?" Kata Inggrit, yang kontan membuat Louisa terkekeh.

"Ada masalah apa sama dia?" Tanya Louisa lagi.

Inggrit menghembuskan nafasnya perlahan. "Kayaknya dia marah sama gue gara-gara gue belum jawab juga."

Kali ini Louisa yang sedikit membulatkan matanya karena perkataan Inggrit. "Grit, lo serius belum jawab juga? Ini udah mau sebulan setelah dia nanya itu ke lo." Kata Louisa dengan nada tidak percaya.

"Gue kan perlu waktu buat mikir."

"Mikir apa lagi? Lo masih ragu sama dia? Apa yang lo raguin dari dia?" Ditanya seperti itu, Inggrit tampak mengangkat kedua bahunya tanda dia sendiri juga tidak tau apa yang dia ragukan dari Tyo. Louisa menghela nafas panjang. "Inggrit, Inggrit. Jelas Tyo marah, dia itu capek nunggu lo."

Inggrit mengernyitkan keningnya ketika mendengar perkataan Louisa itu. "Ih, kasih saran gitu kek. Jangan malah buat gue ngerasa makin bersalah sama dia."

"Ya, saran dari gue cuman satu. Lo kasih jawaban ke dia." Jelas Louisa, membuat Inggrit kembali terdiam, tampak kembali berpikir. "Udah gak usah mikir lagi. Nanti pulang kampus, atau selesai kelas nanti lo langsung bilang ke dia apa jawaban lo."

Sekali lagi Inggrit membulatkan matanya. "Hah? Hari ini gitu?" Kata Inggrit, yang masih belum siap harus melakukan hal itu.

"Lo mau Tyo malah ngejauh dari lo?" Inggrit pun tampak menggeleng. "Ya udah. Tinggal jawab doang apa susahnya."

"Ini konteksnya beda tau gak. Gak kayak ngejawab soal bahasa Indonesia yang bisa ngarang bebas." Kata Inggrit dengan nada bicaranya yang entah kenapa berubah kesal.

Arduous [WenYeol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang