Kita

79 3 5
                                    

   





      " Ayo, cepetan keburu angkanya jadi nol semua!" seru seorang remaja kepada 3 sahabatnya.
      " Bentar arumanisnya belom jadi, dikit lagi" timpal salah satu sahabatnya.
      " Ya ampun, udah beli arumnya aja, gk usah pake manisnya" remaja lainnya mencoba ngelawak.
      " Kalo itu mah di sekolah ada, dan kalo 'arum' yang itu gak ada manis manisnya sama sekali" seloroh remaja yang tadi menunggu arum manis.
      " Iyalah orang buatnya gak pake gula" jawab remaja pertama semakin kesal.
      " Dek, ini arummanisnya" sela ibu penjual arummanis memecah candaan mereka.
      " Oh iya bu, berapa?" kaget remaja penunggu arummanis sambil menyodorkan uang dan menerima kembalian.
      " Udah kan, ayo cepetan, kasihan menaranya udah nunggu dari tadi!" seru remaja pertama sedikit lega.
    
      Mereka pun bergegas berlari menuju menara di tengah lapangan yang menjadi latar tempat pasar malam tahun baru. Lalu menaiki satu demi satu anak tangga dengan nafas memburu. Bergegas mengejar waktu demi tiba di puncak menara sebelum tahun baru tiba. Kurang lebih 10 menit lagi tahun baru menyambut.

      Mereka tiba di puncak menara tepat 20 detik sebelum tahun baru. Masih sempat mengambil posisi duduk wuenak, lalu mengatur detak jantung, dilanjut dengan menghela nafas lega. Tepat setelah mereka selesai melakukan itu semua dentuman kembang api dari berbagai penjuru kota pecah di langit-langit malam yang berhiaskan bintang gemintang. Nampak lebih indah dengan cuatan-cuatan kembang api. Mengesankan.

      " HAPPY NEW YEAR!!!" teriak mereka lantang bersamaan. Kompak
      Tahun baru kali ini begitu istimewa bagi remaja pertama tadi. Dan tentunya juga bagi mereka semua. Karena dengan ini, genap sudah satu tahun mereka membaur menjadi sahabat. Setelah berjuta huru hara pembentukan sahabat mereka rasakan. Berkali-kali kecewa. Lalu menyerah dan kemudian bangkit lagi. Hingga keajaiban datang menyatukan mereka.
      " Gak kerasa ya, setahun kita bareng-bareng. Long last ya gaes. Untill jannah Ya Allah" pekik remaja pertama sambil minitikkan air mata.
      " Aamiin..." sambut sahabat lainnya saling merangkulkan tangan ke pundak sahabatnya.

Bintang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang