Suasana sepi disaat jam sudah menunjukan pukul 10.00 pagi yang dimana seharusnya pada pukul tersebut orang-orang sudah berkeliaran entah mencari bahan-bahan pangan untuk disantap siang nanti atau hanya sekedar olahraga berkeliling kampung. Akan tetapi, jalan yang biasanya ramai dilewati lalu-lalang kendaraan kini hanya digantikan dengan suara riuh sahut-menyahut kokok ayam dan hanya terlihat satu dua orang yang lewat menggunakan masker di wajahnya. Seminggu sudah kegiatan warga desa di bungkam oleh makhluk kecil mematikan bernama virus, warga-warga mendekam karena ketakutan karena betapa berbahayanya makhluk ini dengan kemampuan berkembangbiaknya yang cepat jika sudah menemukan inang.
Di tengah sunyi kudengar suara sayup-sayup bunyi sirine dan riung mobil, suaranya mendekat dan semakin mendekat semakin keras suaranya. Merasa penasaran lantas kubuka tirai jendela dan mengintip keluar, kulihat kepala desa dengan di dampingi polisi berbadan tegap lengkap dengan atribut serta beberapa jajarannya berdiri di atas mobil Pick up di susul suara imbauan dari petugas menggunakan Toa yang suaranya sangat menusuk gendang telinga.
Assalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh... selamat pagi semuanya. semoga kalian dalam keadaan sehat. Kami dari kepolisian mengimbau agar kalian tidak berkeliaran jika tidak ada kepentingan yang darurat dan mohon untuk tidak membuat acara yang melibatkan orang banyak. Kami tidak akan segan membubarkannya jika kedapatan ada yang melanggar.
Satu hal lagi yang perlu diketahui untuk para kaum muslim di Imbau untuk tidak solat berjamaah di masjid.
Sial.. kata-kata terakhir membuatku menjadi gusar padahal aku anak muda yang jarang berkunjung ke masjid ini, ingin sekali mencoba salat berjamaah di masjid dan sekarang masjidpun harus di tutup untuk umum. Setelah aku dalami kata-kata peringatan tadi, sepertinya masih ada kesempatan untuk berkunjung ke masjid sebab kata terakhir hanyalah imbauan sehingga masih bisa sedikit di langgar. Mungkin rencana ini akan membuat tetangga dan warga sekitar mengeluarkan omongan sampahnya.
'Dasar muslim gila, Sudah tau sedang wabah dia malah ibadah bersama-sama'
'Muslim ekstrimis, jangan-jangan dia teroris'
'Bisa-bisanya Mereka solat dalam keadaan seperti ini. apa mereka tidak punya akal ?'
'sok Suci'
Kata-kata yang tidak asing dikehidupanku. Bahkan tak sedikit juga kata-kata itu keluar dari kalangan sesama muslim.
Terlalu banyak orang berkata-kata tanpa mau mendalami lebih lanjut masalahnya.
~~~
Kini waktu telah singgah pada pukul 11.50. Hanya kurang dari 15 menit saja adzan akan berkumandang. Aku telah memutuskan secara matang untuk pergi kemasjid untuk salat berjamaah. Tak bisa ku bendung lagi keinginan ini dan entah ada angin apa tiba-tiba keinginan ini semakin kuat, padahal sangat jarang sekali Aku mengunjungi masjid untuk salat berjamaah, terakhir tubuhku menyentuh rumah suci itu adalah bulan ramadhan tahun kemarin saat salat Idul Fitri itupun setelah khatib aku langsung pulang. Astaga.. betapa tidak seriusnya aku dalam beribadah. Semoga saja ini adalah hidayah Allah untukku sebagai sarana pengingat.
Sengaja aku pergi ke rumah suci itu dengan menggunakan pakaian main, Jeans dengan tambalan bordir di lututnya serta kaos oblong berwarna hitam supaya tidak di curigai tetangga dan warga.
Selama perjalanan menuju masjid banyak orang yang memperhatikanku secara sinis dan waspada. Mulai dari Ibu-ibu yang sedang menjemur, bapak-bapak yang sedang meronavasi rumahnya. Walupun mulut mereka di tutupi masker tetap saja mata mereka tidak bisa berbohong. Mata memang indra yang tak pernah menyembunyikan kebenaran.