Dikit-Dikit Orang Miskin

47 3 1
                                    


  Raut wajahnya ditekuk menunjukan emosi yang semeraut memikirkan banyak persoalan, bermacam-macam masalah ada di kepalanya, mulai dari masalah bisnisnya karena menerima keuntungan yang berlipat, masalah keluarga sebab isterinya yang terlalu cantik, dan masalah anaknya yang bingung perihal sekolah mana di negara ini yang baik dan mahal. Bagi seorang Rendy, itu adalah permasalahan yang serius.

   Bisnisnya yang banyak meraup keuntungan akan mendatangkan tagihan pajak dari pemerintah. Ia tahu pajak yang ia bayarkan nantinya hanya akan di bagikan kepada orang-orang miskin atau hanya untuk membantu membayar utang negara. Untuk membayar cicilan kartu kreditnya saja sudah berat apalagi membantu membayar utang negara yang bejibun. Sedangkan masalah Isterinya yang selalu minta jatah rutin ke salon supaya selalu terlihat cantik dan sexy. Sebenarnya bisa saja ia memberikannya dengan cuma-cuma dan itu juga bisa dimanfaatkannya sebagai sarana pamer kepada orang-orang bahwa isterinya memang cantik, akan tetapi di lain sisi ia takut jika nanti isterinya banyak yang suka dan takut sang Isteri akan perpaling ke lelaki yang lebih tampan dan mapan dari dirinya.  Dan Anak satu-satunya yang bernama Sultan selalu menuntut untuk melanjutkan jenjang Sekolah Menengah Atasnya di sekolah internasional atau paling tidak sekolah yang bergengsi supaya ia dapat memarkirkan mobilnya.

  "Halo, Pak. Jadi gimana keputusannya ? Pemerintah sudah menyuruh kita untuk melaporkan pembukuan keuangan bulan ini" Manajernya berbicara lewat telepon dengan suara khas sexy-nya. Pelan dan menggoda.

  "Suruh saja akuntan kita untuk memanipulasinya, jangan sampai keuntungan perusahaan sebenarnya di beberkan. Suruh mereka menghitung dengan teliti. Pokoknya jangan sampai tagihan pajak kita melebihi dua persen keuntungan real kita" Jawab Rendy.

   "Baik,Pak. Segera dilaksanakan"

   "Hei.." Sentak Rendy.

    "Kalau rencana ini berjalan baik. Akan ada bonus tambahan untukmu. Mungkin kita bisa pergi berdua ke Erop.."

     Pembicaraan lewat telepon itu segera diakhiri. Mungkin gangguan sinyal. Mungkin tak mau melanjutkan obrolan rahasianya.

    Setelah perbincangan lewat telepon, Rendy langsung beranjak dari meja kerjanya lantas turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama dengan isteri dan anaknya. Di meja makan, Sang isteri dan anaknya sudah duduk rapih siap menyantap makanan yang sudah tersedia di meja kaca impor. Di permukaannya sudah berjajar dengan komplit dan tentu saja makanan mewah. Kadang tak harus mewah tapi genre kebarat-baratan seperti sandwich dan susu harus ada di meja.

   "Jadi kapan, Pah ? Aku daftarkan ke sekolah yang bergengsi. Tak sabar rasanya memakai mobil baru ke sekolah" Ujar Sultan sambil menyantap roti lapisnya terkadang ia harus memisahkan sayuran yang tak ia suka. Setelah di pisahkan ia menikmatinya sebab lidahnya bisa merasakan bahan makanan berbahan impor. Kebanyakan oramg kaya memang punya selera lidah yang tinggi.

   "Mungkin minggu depan, Nak"

    "Akhirnya Aku dapat mengendarai mobil juga  Aku sudah tak kuat lagi dengan panasnya bumi ini. Semua ini akibat orang miskin yang selalu memakai kendaraan yang tak layak pakai" Ujar Sultan dengan suara girang.

    "Pah. Sudah dengar berita di televisi ?"Kali ini Isterinya angkat bicara.

   "Belum. Memang berita tentang apa ?"

   "Ituloh. Tentang kemiskinan yang meningkat di negeri kita. Kenapa, sih. Mereka bertambah banyak, membuat beban pajak semakin tinggi saja. Segala bentuk bantuan pasti akan bertambah. Dan kita-kita yang kaya ini yang akan di suruh membantu mereka dengan subsidi silang" Kata Istrinya dengan nada sedikit kesal.

Dunia Ketawa-KetiwiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang