SD - Chapter 3

62 1 0
                                    

*Kiss

Aku senang jumlah viewnya naik walaupun gak signifikan. Tapi aku tetap bersyukur dan terima kasih semuanya yg sudah membaca! :D

Jangan lupa tambahkan diperpustakaan kalian yaa biar dapat update-annya terus~

Dan diusahakan tiap minggunya selalu update hehe

Jangan lupa untuk Vote dan Commentnya ya!

Ahh.. aku mau minta pendapat kalian tentang kasus-kasus pemerkosaan terhadap di bawah umur. Silahkan tulis di Comment ya. Salam kecup 😘

****************************

Edward dan Vinta segera menoleh ke atas dan melihat Eve di atas puncak tangga.

Edward terkejut. Vinta shock dan mulai menangis. Mereka shock melihat penampilan gadis kecil mereka yang jauh dari kata 'baik'.

Eve yang kebingungan melihat ekspresi kedua orangtuanya pun melihat diri sendiri dengan menundukkan kepalanya. Betapa terkejutnya Eve begitu menyadari kalau dress tidurnya dalam keadaan tercaik sana sini, pakaian dalamnya sudah dalam keadaan terbelah dan menggantung di lututnya dan lebih parahnya lagi.... Ada aliran darah yang sudah mengering di antara kedua pahanya.

"Astaga! Sayang!"

_________________________________

Edward menelusuri tangga secepat mungkin dan segera memeluk Eve dengn erat hingga Eve merintih kesakitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edward menelusuri tangga secepat mungkin dan segera memeluk Eve dengn erat hingga Eve merintih kesakitan.

"Aduh. Papa, hati-hati. 'ini'  Eve sakit."

Perlahan-lahan Edward mengendurkan pelukannya dan memperhatikan darah yang sudah mengeringkan di antara kedua paha Eve sambil menitikkan air matanya.

"Papa kenapa menangis??" Tanya Eve sembari mengusap air mata yang mengalir di wajah imut Papanya.

"Eve sayang. Maafin Papa. Maafin Papa, Nak!" Terdengar suara yang sangat tersiksi dari Edward. Eve yang kebingungan segera mengalihkan perhatiannya di belakang Edward. Vinta. Vinta hanya diam membeku seperti patung dengan kedua mata dan wajahnya yang memerah. Seperti menahan amarah. Eve segera kembali beralih ke Edward.

"Emang salah Papa apa? Kenapa Papa minta maaf??"

Diam sejenak. Edward gak menjawab.

"Eve juga bingung ketika bangun tidur tadi, Eve udah kesakitan sampai payah Eve berjalan. Kok bisa ya Papa??" Melihat Papanya gak kunjung menjawab, Eve balik bertanya ke Mamanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I am My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang