Selamat membaca."Ah,nikmatnya."coklat panas ku seduh disuguhkan sebuah gitar.Melihat kawasan rumah yang kumuh.Kawasan kumuh bukan berarti tak layak di tempati,banyak kisah hidup yang bisa dipetik setiap harinya.
Pergi ke teras rumah sambil minum coklat panas adalah rutinitasku di kala fajar datang dan senja hadir.Aku anak yang tidak bersekolah,bukan berarti miskin ilmu dan miskin validasi kehidupan,hanya saja miskin teman dan miskin uang,dan aku senang menulis.
^^^
Sulit mendapatkan kerja bukanlah karna otak ini bodoh,surat kelulusan sekolah penghambat niat untuk kerja gaji tetap.Dilihat-lihat pun bekalan dati s1 saja masih nganggur apa lagi modal ijazah SMP.
Aku melamun,hal yang sangat sering terlakukan dengan sendiri.Malam ini terpikirkan olehku.Layaknya cahaya kala malam yang disisakan oleh senja membuatku ingin terus melangkah,
walaupun hanya niat yang diiringi serjuta keraguan.Mendengar ocehan sang ibu telah menjadi asupanku.Yang tak berhentinya bertanya,
"Kapan kamu kerja bar?"ucap sang ibu dengan menghela nafas.
Melihat kondisi yang begitu rapuh,
hancur,tertekan,sehingga aku terus merasa alam semesta telah mengeliminasi ku.Hidup yang penuh keegoisan,kurang bersyukur,dan sangat susah berinteraksi dengan makhluk sosial yang lain kian menghambat niat kecil,cahaya kecil yang telah disisakan senja.
Malam mulai menghampiri,tertitih air
air mata saat aku melihat ibu yang selalu banting tulang mengganti sosok ayah yang pergi tanpa rasa bersalah,
juga rasa tanggung jawab seorang ayah.(Adzan berkumandang)
Selepas shalat,
"Bar,panggil adikmu segera makan malam,"ucap ibu sambil menyiapkan sajian.
"Iya."sahutku keluar kamar.
Menyantap lauk sayur dengan tempe buatan ibu sangat enak,entah mengapa
aku menyukai makanan ini,apalagi kalau ada telur.^
Pagi ini aku ikut ibu untuk berjualan.
Mengelilingi tepian kota yang kumuh,
penuh akan gejala sosial akan faktor kultural dan struktural.Lingkungan yang kumuh namun banyak hal yang dapat di petik jika anda bersungguh-sungguh untuk memahaminya.Andai saja lingkungan ini penuh dengan pengusaha atau petinggi negara,tidak akan ada permasalahan yang membuat salah satu masuk ke dalam jeruji.
Gang ke gang,rumah ke rumah,kami susuri.Dengan sinar fajar yang makin terik menyinari,cahaya yang tak lagi menyehatkan membuat kami terhenti istirahat di teras ruko kosong.
"Bar,kamu mau sampai kapan mau nemenin ibu jualan terus,"tanya ibu menatapku
"Tidak tau bu,debar juga bingung mau ngapain selain bantu ibu jualan."jawabku
"Loh,kamu kan bisa main gitar,suka nulis,coba kembangin yang kamu suka dulu,ndok."ujar ibu
"Hem,yaudah ayo pulang."ajakku
^
Ayam berkukuk,hari mulai terang.Sang mimpi tlah terhenti begitu juga dengan hati,pikiran,juga raga yang harus berhenti istirahat.Iya,harus berhenti istirahat dari pertengkaran tadi malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAME WOUND(Debar&Vika)
Подростковая литератураHay,selamat pagi,siang,dan malam. Senja bercanda, Diakala sepasang mata sudah tertipu daya, Kau pergi dengan begitu saja, Gelap kau sisakan, Membuat diri kembali cemas, Kau hadirkan satu sumber cahaya, Entah dengan sebuah alasan apa, Tapi berkat cah...