Selepas shalat subuh ogi yang kembali tidur hingga mentari yang kian menaik.Tidak enak membangunkan ogi aku meninggalkan pesan untuk pergi terlebih dahulu bersiap berjualan.Sebelum ke toko terlebih dahulu aku menjunguk paman,sekalian memberi salam.
"yosh,udah siap,bismillah."mulai berdagang.
Kali ini aku berkeliling di rute yang tidak biasanya,rute ini menuju ke arah taman kota,yang mungkin saja bisa laris manis.Melewati gang kecil yang menjadi perantara ke jalan raya,banyak ibu rumah tangga yang berbelanja di tukang sayur keliling,dan tidak sengaja bertemu teman lamaku semasa sekolah.
"Debar kah?"tanyanya.
"iya,dewi ya?tanyaku balik.
"iya"jawabnya.
Selepas berbincang singkat ia membeli keripik daganganku,awal yang baik ucapku dalam hati.Ah,jadi teringat masa sekolah,perasaan yang masuk dalam pikiran dengan bayangan masa-masa dimana beberapa anak kecil yang mempunyai impian berdasarkan ke naifannya bermain layaknya ia seorang polisi yang menangkap penjahat di sekolah.
Terlintas membayangkan tempat dimana internet tidak menjadi segalanya untuk mewujudkan sesuatu yang diinginkan.
"oi,oi,"terdengar dari kejauhan dengan suara yang tak asing.
Ternyata sebutir manusia yang memiliki dua kelereng dengan tiang yang lentur yang tertidur setelah shalat subuh.Ia terus berlari menuju ke arahku dengan wajah bodoh yang bergairah.
"oh,ogi"ucapku saat ia ngosngosan.
"ha!cuman oh,sialan."balasnya
"ngape nda kau bangunkan aku?tanya ogi
"tak tege liat muke kau macam agi mimpi basah."jawabku melanjutkan berkeliling.
"ehhhhhh!kok tau,hahaha."balasnya dengan wajah malu-malu.
Suasana kota yang sungguh padat,penuh akan udara tak sehat meski begitu semua orang orang masih bersemangat untuk bekerja.Hanya taman kota dan di sekitarnya yang memiliki udara yang lumayan enak untuk dihirup.
"woi,dagang masa cuman jalan ke sana ke sini yak"ucap ogi.
"Berisik"sahutku.
"pantas laku setengah yak."ujar ogi menggeleng kepalanya
"yaudah,sana teriak-teriak."ucapku
"oke boss."balasnya.
Ogi pun melepaskan teriakannya.
"Keripik..keripik ayo di beli"teriakan yang sangat keras.
plakkkk!
Dengan teriakan itu spontan tanganku bergerak cepat menghampiri pundak dari sumber suara.
"kalo teriak kayak gitu yang ade terganggu orang-orang,di kontrol lah!"ujarku.
"ya ya ya!"balasnya.
Kami mangkal di bawah pohon rindang yang tepat di tengah teman kota.Aku menyiapkan beberapa keripik sementara itu ogi menarik para pelanggan.
"Oi Vika!"Ogi berteriak menuju ke seseorang.
Aku yang tidak mengenal orang itu tetap menyiapkan keripik,karna mungkin itu kenalan si ogi.
"wah,lucky sekali"ucap ogi datang bersamaan kenalannya itu.
Mereka terlihat sangat akrab meski kenalannya terlihat tidak terlalu banyak bicara.
"Ini Vika bar,teman kecilku dulu"ucapnya
"Salam kenal"sahut kami berdua.
Aku tidak percaya kalau Ogi punya teman kecil secantik ini ditambah dengan gaya dan wajah polosnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAME WOUND(Debar&Vika)
Teen FictionHay,selamat pagi,siang,dan malam. Senja bercanda, Diakala sepasang mata sudah tertipu daya, Kau pergi dengan begitu saja, Gelap kau sisakan, Membuat diri kembali cemas, Kau hadirkan satu sumber cahaya, Entah dengan sebuah alasan apa, Tapi berkat cah...