Rambut pendek sebahu,hidung mancung,putih,dan pakai kacamata bulat ditambah sikap yang gugup seperti gadis polos,wahhhh sungguh imutnya.
"Bar?woi!"ucap Ogi dengan memukul pundakku."Melamun ape kau"ujarnya.
"Hem?nda ade kok"sahutku,kembali memainkan handphone.
Selain itu,rumahnya sungguh besar,perabotannya pun seperti barang yang mahal-mahal.
"Wah,kebetulan kau ade bar"ucap Doni."Ha?"tanyaku.
"Ini si Vika ni teman adik aku nah,adik aku rekomenkan aku untok bantu Vika nulis lagu"ujar Doni.
"Dulukan kau tu yang paling banyak nulis lirik dibanding aku,jadi aku minta tolong gantikan aku"sambungnya.
"Perfect timing!"sahut Ogi sedikit pelan.
"Aku nda bise ni don,lagi sibuk cari kerja aku"ucapkku.
"Walau nda ade yang buka lowongan ye bar"ejek Ogi."Please bar"ucap Doni.
"Ini teh nya"ucapnya memotong pembicaraan kami."thanks ya"ucap Ogi.
Doni pun melanjutkan pembicaraan tadi,padahal aku berharap dia tidak melanjutkannya karena sudah ada Vika.
"Ayolah bar"ucap Doni."Aku sibuk ngampus,banyak tugas"sambungnya.
"Eee..kalau memang ngerepotin gakpapa kok kak"ucap Vika pada Doni.
"Sans aja Vik"sahut Ogi.
Hal yang aku rasakan ada dua,antara mau dan tidak mau.Mau karena takut tidak di terima kerja dimanapun,dan tidak mau karena takut tidak bisa memenuhi sesuai harapannya.
"Gimana bar"tanya Doni memaksaku.
"Anu..aku pikirkan dulu nanti aku kasih kabar lewat Ogi"ujarku.
"Yaelah lewat aku,ni nomor WA nya Vika sama Doni"sahut Ogi.
"Maaf ya kak,malah ngerepotin"ucap Vika,sedikit menundukkan kepalanya.
"Eee..gak juga,hehe"ucapku salting.
Disaat kami mau pulang hujan mendadak deras.
"Wah,lebatnye"ucap Ogi.
"Aku gas jak,lagi buru-buru soalnye"ucap Doni yang langsung pulang.
"Hati-hati"ucap kami bertiga.
"Anu bar,kau pulang pakai MRT bise nda?"tanya Ogi mendadak.
"HAH!!,kau gile ke?"ucapku sedikit keras.
Disaat itu aku melihat wajah Vika yang sedikit terkejut.
"Eh,maaf"ucapku."Gakpapa"balasnya,tersenyum.
"Jadi,ngape mendadak?"tanyaku.
"Aku ade kerkom powerpoint untuk besok,maaf ye"ucapnya yang langsung pergi naik motor.
"Oi!!!"teriakku."Maaf ya bar"teriaknya sedkit mengejek.
Wah,canggungnya suasana ini ditambah hujan lagi udah kayak drama.
"Kalau gitu aku duluan juga ya"ucapku.
Begitu aku melihat ke arahnya,jantung ku bedegup cepat dan mataku tak ingin berkedip rasanya.Apa yang aku pikirkan ini,ucapkku dalam hati.
"Eh..gak nunggu reda dulu?"tanyanya."Hehe..gak usah,yaudah aku duluan ya"ujarku,gugup.
"Tunggu"ucapnya,menarik ujung baju kemejaku.
"Heh!!!apa ini,benar-benar udah adegan drama,sesorang bilang cut please"ucapku dalam hati.
"Anu..aku ambilin payung duluya"ujarnya,malu-malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAME WOUND(Debar&Vika)
Teen FictionHay,selamat pagi,siang,dan malam. Senja bercanda, Diakala sepasang mata sudah tertipu daya, Kau pergi dengan begitu saja, Gelap kau sisakan, Membuat diri kembali cemas, Kau hadirkan satu sumber cahaya, Entah dengan sebuah alasan apa, Tapi berkat cah...