"Kai! Abang gue suka sama lo. Lo mau nggak jadi pacarnya?"
Mata indah Kaila membulat sempurna mendengar sahabatnya bernama Alin meneriakan hal tersebut didepan parkiran kampus. Kai dengan segera berjalan menghampiri sahabatnya.
"Lo nggak usah becanda!" timpal Kai menggamit lengan sahabatnya sambil sesekali melirik wajah Adzkan yang datar.
"Masa wajah yang kayak begitu lo bilang suka sama gue sih" timpal Kai lagi sambil menunjuk wajah datar Adzkan dengan gerakan dagunya.
Kaila menelan ludahnya saat melihat Adzkan berjalan mendekati mereka. Adzkan berdiri dengan angkuh didepan Kaila dan Alin.
"Saya memang suka sama kamu" tegas Adzkan dan Kai langsung bengong dengan bibir mungilnya yang sedikit terbuka. Baru kali ini Kai ditembak dengan muka dan nada datar begitu.
"Mau jadi pacar saya?" lanjut Adzkan yang membuat Kai kembali menelan ludahnya dengan susah payah. Baru kali ini ada yang ngajak pacaran tapi mukanya sombong minta ampun dan auranya angkuh tak tertandingi.
Kai bergidik ngeri merasakan aura dingin Adzkan. Sesungguhnya pria dingin bukanlah kriteria idamannya. Kai sangat tidak suka pria dingin.
"Kalau gue nggak mau gimana?" tanya Kai yang memberanikan dirinya.
Kai melihat Adzkan mengangkat bahunya santai.
"Ya nggak gimana-gimana" jawab Adzkan dan Kai kembali mengerjap bingung.
'Udah? Begitu doang? Gampang juga nolaknya' gumam Kai dalam hatinya.
"Tahun depan saya tanyakan lagi" lanjut Adzkan dan Kai terdiam mendengar ucapan Adzkan.
"Apa?" tanya Kaila tidak percaya dengan ucapan Adzkan.
"Jaga hati kamu baik-baik dan hati-hati saat saya kembali. Saya akan mencuri hati kamu tanpa permisi" ucap Adzkan sambil mengacak-acak rambut sebahu Kaila.
"Jangan nakal" Adzkan memperingati Alin lalu mengecup puncak kepala adik kesayangannya sebelum pergi kembali memasuki kampusnya dan meninggalkan Kaila dan Alin.
"Abang lo gila ya?" tanya Kaila kesal.
"Dikeluarga gue kan emang nggak ada yang waras" timpal Alin dengan tawa kecilnya.
"Abang lo lagi nyusun skripsi kan? Katanya kuliah di luar negeri?" tanya Kai.
"Udah selesai sih. Udah sidang malah tinggal revisi makanya dia balik bentar katanya pengen nengokin kesayangannya. Habis tuh Mas Adzkan mau ngambil S2 di luar negri lagi sih. Dapat beasiswa lagi jadi Mas Adzkan diusir mama dari rumah. Disuruh untuk tidak menyia-nyiakan rezeki" ucap Alin dan Kai mengehela napas lega.
"Bagus deh. Jadi kalau gue kuliah disini kan hidup gue bisa tenang. Meskipun cuma sesaat" timpal Kai dan Alin mengulum senyumnya.
"Gue juga mau kuliah disini. Mau ngikutin Mas Wisnu" ucap Alin dengan senyum manisnya mengingat wajah tampan Wisnu.
"Dasar bucin lo" timpal Kaila dan Alin tertawa.
"Bucin itu udah mendarah daging di keluarga gue" jawab Alin bangga.
"Udah ah gue mau pulang" ucap Kaila.
"Gue nggak ikut lo ya. Mau nemuin mama dulu" ucap Alin sambil melambaikan tangannya.
Kai mengangguk lalu membalas lambaian tangan Alin sebelum kembali berjalan menuju mobilnya yang diparkir diluar kampus.
Tiga tahun kemudian...
Kai menyipit memandang jadwal perkuliahannya untuk semester depan.
"Gue salah lihat kali ya" ucap Kai lagi lalu mengucek matanya dan kembali memfokuskan matanya membaca nama dosen disalah satu mata kuliahnya untuk kelas semester depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVISHIT (TAMAT)
RomanceApa yang akan kamu lakukan ketika dosen pembimbing kamu adalah pria yang pernah kamu tolak saat pria itu sedang bucin-bucinnya? Cerita Fiksi yang tidak untuk ditiru serta tidak untuk diplagiat! Cover Made from Canva.