Kaila sedang duduk dipinggir lapangan basket seorang diri. Bibirnya tak sanggup untuk menahan senyumnya ketika melihat sosok tampan pujaannya sedang berlatih ditengah sinar mentari sore yang meneduhkan namun terasa menghangatkan jiwanya.
Kaila menengadahkan kedua tangannya dan berdoa dalam hatinya dengan sungguh-sungguh. "Duhai langit yang menjadi saksi bagaimana aku selalu mengangguminya. Duhai bumi yang paling mengerti bagaimana rasanya hanya berputar pada satu poros seperti engkau yang selalu memutari matahari. Begitupula aku yang hanya berputar disekitarnya. Duhai tanah yang menjadi jejak bagaimana langkahku selalu mencari dan menuju dirinya. Duhai Sang Pencipta yang telah menciptakan aku dan dia. Maka jodohkanlah Kaila Senja ini dengan Fajar Prasetyo itu. Hamba hanya mau dia Ya Allah. Hamba mohon. Meski harus terluka yang penting bersamanya dalam kebahagiaan"
Kaila mengaamiinkan doanya dan mulai kembali menatap pujaan hatinya dengan perasaan berbunga-bunga dan cinta yang meluap-luap. Sampai-sampai Kaila tidak sadar bahwa bola basket yang ditembak Fajar memantul dari pinggir ring dan menuju dirinya.
"Aww!" Kaila meringis ketika bola basket itu mengenai jidatnya.
"Aduh duh duh. Sakit. Duh geger otak nggak nih gue? Nggak kena bola basket aja otak gue udah geger" omel Kaila yang masih memegang jidatnya.
"Maaf banget. Maaf. Aku nggak sengaja" ucap Fajar yang membantu Kaila berdiri.
Kaila terdiam dan terpana menatap ketampanan Fajar dari jarak dekat. Pasalnya biasanya Kaila hanya berani menatap Fajar dari kejauhan.
"Aku nggak sengaja. Kamu nggak apa-apa?" tanya Fajar khawatir sambil memegang jidat Kaila yang memerah.
"Nggak. Nggak apa-apa" jawab Kaila setengah sadar karena wanita masih sangat menikmati ekspresi cemas Fajar dan wajah tampan pujaannya itu.
"Sakit nggak? Sakit pasti" Fajar meringis dan Kaila tersenyum.
"Jidat aku nggak sakit kok. Yang sakit itu hati aku sekarang lagi cenat-cenut" balas Kaila dengan malu-malunya membuat Fajar tertawa kecil.
"Perlu ke UKS nggak?" tanya Fajar sambil meniup-niup jidat Kaila.
Kaila menggeleng pelan. "Perlunya ke KUA" timpal Kaila.
"Apa?" tanya Fajar bingung dan Kaila menggeleng kuat-kuat.
"Maksudnya aku cuma perlu pulang kerumah aja kok. Ha-ha-ha. Ha.." ralat Kaila dengan tawa canggungnya.
Fajar tersenyum kecil dan Kaila kembali terpesona. Apapun hal kecil yang dilakukan pria itu sanggup membuat hati Kaila bergetar senang.
"Mau aku ajarkan obat ampuh yang selalu diberikan mama aku saat aku luka nggak?" tanya Fajar dan Kaila mengernyit.
"Apa?"
Mata indah Kaila membulat sempurna saat Fajar mengecup jidatnya yang memerah akibat lemparan bola basket. Jantung Kaila serasa berhenti berdetak saat kulitnya disentuh oleh bibir Fajar.
"Bagaimana? Udah nggak sakit kan?" tanya Fajar dengan senyum cerahnya.
Wajah Kaila memerah saat menatap wajah cerah Fajar. Dengan malu-malu, Kaila mengangguk.
"Ajaran orangtua memang selalu tepat" timpal Fajar dan Kaila tertawa malu-malu.
"Kalau begitu..." Kaila berusaha mengumpulkan seluruh keberaniannya.
"Abang mau jadi orangtua untuk anak-anak kita nantinya?" tanya Kaila yang merasakan debar luar biasa yang bercampur dengan rasa takut yang teramat dahsyat.
"Maksudnya?"
Kaila menghela napasnya dalam-dalam lalu diberanikannya dirinya untuk menatap tepat dimanik pria itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/218409826-288-k25094.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REVISHIT (TAMAT)
Storie d'amoreApa yang akan kamu lakukan ketika dosen pembimbing kamu adalah pria yang pernah kamu tolak saat pria itu sedang bucin-bucinnya? Cerita Fiksi yang tidak untuk ditiru serta tidak untuk diplagiat! Cover Made from Canva.