EMPAT

38.2K 3.4K 198
                                    

FRESH FROM THE OVEN GAIS!!! Karena katanya kalian pada kangen. HAYO YANG KANGEN MERAPAT SINI. Besok mau update lapak yang mana lagi nih?!

SELAMAT MEMBACA! JANGAN LUPA BINTANG DAN KOMENNYA YANG BERBOBOT DAN LUCU YA.

. . .

Kaila berdiri dengan ragu didepan ruangan Adzkan. Wanita itu memegang makalahnya dengan gugup.

"Aduh. Masuk nggak ya? Nggak usah aja deh. Aduh. Tapi nanti kalau nggak lulus mata kuliah ini bisa bahaya" Kaila menggaruk-garuk kepalanya yang tiba-tiba gatal.

Dengan segenap keberaniannya, Kaila mengetuk pintu ruangan Adzkan namun seketika itu juga perasaan menyesal langsung memenuhi dirinya.

"Masuk"

Jantung Kaila berdetak kencang mendengar suara dingin dan tegas Adzkan.

'Duh kata orang kalau jantung berdebar-debar tandanya cinta. Ngigau deh kayaknya yang ngomong gitu. Masa iya gue jatuh cinta sama yang modelan Adzkan. Romantis nggak nyebelin iya. Ramah nggak hobi nyiksa iya' Kaila berdumel dalam benaknya.

Adzkan mengernyit menatap pintu yang tak kunjung dibuka oleh sang pengetuk. Adzkan menutup bukunya dan berdiri mendekati pintu ruangannya yang tertutup rapat.

Tiba-tiba saja fokus Kaila teralihkan ketika melihat sosok Fajar berjalan kearahnya.

"Bang Fajar" sapa Kaila dengan ramahnya dan tak lupa senyum termanisnya.

"Eh Kai. Kamu kuliah disini ternyata?" tanya Fajar ramah dan Kaila mengangguk senang melihat senyum cerah dan ramah Fajar.

'Ini baru benar cinta. Bikin adem nan tentram' Kaila bermonolog pada dirinya sendiri sambil menatap Fajar dengan binar matanya yang berseri.

"Abang mau kemana?" tanya Kaila sambil mengulum senyum malu-malunya.

"Mau ke hati kamu boleh?"

Ingin sekali rasanya Kaila melompat girang saat itu juga mendengar gombalan Fajar yang luar biasa. Namun Kaila masih sadar diri dan hanya melempar senyum senangnya yang teramat lebar.

"Boleh tapi Kaila minta jantung abang boleh? Biar hanya berdetak untuk Kaila seorang" balas Kaila yang memang handal kalau urusan gombal menggombal.

Fajar tertawa kecil dan tersenyum senang menatap sosok Kaila yang ceria dan ramah.

"Kamu mungkin memang bukan yang pertama tapi sepertinya kamu bisa menjadi yang terakhir dalam hidup abang"

Kaila tersenyum menatap manik mata Fajar. "Abang itu selalu yang pertama dan terakhir untuk Kaila. Selamanya"

"Mau ikut nggak?" tanya Fajar.

"Kemana? Kalau ke pelaminan, Kaila mau ikut"

Fajar tertawa mendengar ucapan Kaila. "Mengarungi kehidupan bersama abang"

"Kaila harus mengarungi kehidupannya bersama saya sekarang juga" 

Kaila dan Fajar terkejut ketika suara dingin dan tajam menyela pembicaraan manis mereka. Bibir mungil Kaila menganga melihat sosok Adzkan sudah berdiri dengan angkuhnya didepan pintu. Ia lupa dari tadi berdiri didepan ruanga dosen kampretnya.

"Ahh..Kaila lupa harus ngasihkan tugas"

Adzkan menatap Kaila dengan tajam dan kesal sementara Fajar menatap Kaila dengan tatapan lembutnya dan senyum manisnya.

"Kalau ngasihkan cinta ke abang nggak boleh lupa ya" ucap Fajar menepuk pelan puncak kepala Kaila sebelum berlalu meninggalkan Kaila dan Adzkan.

Kaila menunduk dengan wajah merona malu dan senyum bahagia yang berusaha ditahannya. Mulutnya ingin sekali menjerit senang ketika Fajar menepuk puncak kepalanya membuat jantungnya berdebar tak karuan.

REVISHIT (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang