SATU

53.6K 3.8K 191
                                    

Alin dan Kaila berjalan melewati lapangan basket kampus mereka. Senyum Kai merekah dan langkahnya terhenti menyaksikan pujaan hatinya sedang bermain basket.

"Lo kenapa?" tanya Alin yang ikut berhenti dan tatapannya berkelana pada pemain basket.

"Hemmm...pantas aja jadi bengong. Ada Aa' Fajar rupanya" timpal Alin dan Kaila tersenyum manis.

"Kayaknya gue emang berjodoh deh sama Fajar. Senja dan Fajar" ucap Kai sambil menghela napas bahagianya.

"Kurang romantis apa coba nama kami" timpal Kaila yang berjalan mendekati pinggir lapangan basket untuk melihat ketampanan Fajar dari dekat.

Alin mengikuti langkah Kaila. "Bukannya Fajar dan Senja nggak pernah saling bertemu ya? Ketika fajar muncul, si senja entah kemana pun begitu pula ketika si senja pergi aku juga tidak pernah melihat si fajar muncul. Jadi romantisnya dimana?" timpal Alin dan Kai menatap Alin dengan kesal.

"Iri aja lo" timpal Kaila sekilas lalu kembali memfokuskan pandangannya pada Fajar yang sedang mengoper bola. Kaila tersenyum senang bahkan sampai dadanya terasa sesak karena dipenuhi kebahagiaan melihat pujaan hatinya yang sangat mempesona.

"Dan lagi Kai, masa lo lupa kalau Fajar udah punya pacar?" tanya Alin dan Kai menatap Alin dengan senyum manisnya.

"Gue ingat kok. Dan gue juga tidak lupa setiap hari mendoakan agar mereka putus. Sehari 5 kali gue doainnya" jawab Kaila mantap yang membuat Alin ternganga.

"Ya Allah, ada yang lebih gila dari gue ternyata" timpal Alin dan Kaila tertawa.

"Ya kan siapa tau doa gue terkabul" jawab Kaila santai.

"Lagipula ya kalau masih dalam hubungan pacaran ya sah-sah aja untuk dipepet asal mepetnya pakai cara yang anggun dan berkelas. Jangan pakai cara murahan" timpal Kaila.

"Jadi maksud lo ngedoain yang jelek begitu adalah cara anggun dan berkelas?" tanya Alin dan Kaila mengangguk dengan semangat.

"Iya dong. Kan gue memohon dan meminta langsung sama yang menciptakan dia dan aku" jawab Kaila yang tak henti-hentinya tersenyum menatap Fajar. Senyum Kaila semakin lebar saat melihat Fajar juga tersenyum bahkan sesekali tertawa bersama teman satu timnya.

"Dih ngatain gue bucin taunya sendirinya juga bucin" omel Alin dan Kaila tertawa tidak ambil pusing ucapan Alin.

Alin mendengar Kaila menarik napas senang.

"Ya ampun...ya ampun!" teriak Kai tertahan sambil mencengkram lengan Alin gemas.

"Dia buka baju. Ya ampun...ya ampun" ucap Kaila senang sambil meloncat-loncat kecil dan tetap mencengkram lengan Alin.

"Hati-hati di azab lo ngeliat begituan" ucap Alin malas dan Kaila tertawa.

"Masa ngeliat pemandangan indah begini malah diazab" timpal Kaila.

"Ya ampun Lin, lihat deh perutnya" ucap Kaila sambil menghela napasnya yang takjub.

"Badannya bagus banget. Ya Allah. Udah kayak model dan atlit" ucap Kaila sambil menelan ludahnya menatap tubuh topless Fajar.

Namun tidak sampai sedetik, Kaila panik saat matanya tidak bisa melihat tubuh berotot Fajar bahkan bukannya hanya tubuh Fajar yang tak bisa dilihatnya, seluruhnya menjadi gelap.

"Lin...kok gelap Lin?" tanya Kaila dan Alin tertawa kecil melirik pria yang menutup kedua mata Alin dengan kedua tangannya.

"Kan udah gue bilang hati-hati di azab. Tuh azab buat lo udah datang" timpal Alin yang masih tertawa.

Kaila mengernyit dan mulai meraba kedua tangannya yang menutupi matanya.

"Kedua mata indah kamu hanya boleh memandang saya"

Kaila mematung mendengar bisikan tersebut. Meski ragu, Kaila rasa ia bisa menebak pemilik suara tersebut.

"Dengarkan dan tanamkan baik-baik didalam pikiran dan hatimu" bisik pria itu dan Kai terdiam bagai terhipnotis.

"Apapun yang kamu lakukan saat ini, pada akhirnya kamu tetap akan menjadi milik saya. Apa pun yang kamu lihat saat ini, nantinya kamu hanya akan melihat saya. Siapapun yang kamu cintai saat ini, pada akhirnya seluruh rasamu hanya akan berlabuh pada saya" bisik pria itu lalu berlalu begitu saja meninggalkan Kaila.

Kaila berbalik dan menatap punggung Adzkan yang menjauh. Pria itu melangkah dengan langkah yang angkuh dan sombong dan Kaila terdiam melihat langkah Adzkan yang semakin menjauh.

"Abang lo gila ya?" tanya Kaila yang masih menatap punggung Adzkan.

"Bukannya gue udah pernah bilang ya kalau dikeluarga gue emang nggak ada yang waras?" timpal Alin dan Kaila memandang Alin dengan ngeri.

"Mas Adzkan itu kata mama 100% mirip papa. Bahkan kadang-kadang lebih parah dari papa" jelas Alin.

"Memang papa lo kayak gimana?" tanya Kaila dan Alin tersenyum jahil.

"Lo belum pernah ketemu sama papa gue ya yang kemungkinan besar bakal jadi papa mertua lo" timpal Alin dan Kaila cemberut.

"Ish! Amit-amit deh gue sama Mas lo itu" ucap Kaila sambil menggidikan bahunya ngeri.

Alin tertawa. "Jangan gitu lo. Mas gue itu sama persis kayak papa. Begitu masang target bakal langsung dikejar sampai dapat. Lebih parahnya lagi, para pria dikeluarga gue paling nggak suka buang-buang waktu. Hati-hati lo jangan-jangan besok langsung dilamar sama Mas Adzkan" timpal Alin menjahili Kaila.

"Seriusan?" tanya Kaila kaget dan Alin menjawab mantap.

"Yaps. Papa aja lulus S3 diumurnya yang masih begitu muda. 27 tahun atau 28 tahun gitu deh, gue lupa dan itu pun setiap ada kesempatan akselerasi kelas atau Semester Pendek untuk mengejar materi berikutnya biar bisa cepat wisuda selalu diambil sama Papa. Ya sama kayak Mas Adzkan. Makanya kata Mama, Mas Adzkan itu asli 100% duplikat papa. Jadi lo harus hati-hati. Mama gue aja belum wisuda udah langsung diajak nikah sama papa. Apalagi lo" timpal Alin dengan senangnya sementara wajah Kaila terlihat pucat. Umurnya baru 21 tahun dan mana mungkin Kaila siap menikah di umur 21 tahun.

"Lo nakutin gue ya?" timpal Kaila berusaha menolak kenyataan dari ucapan Alin.

Alin tersenyum manis menatap Kaila.

"Lo liat aja sendiri nanti dan buktikan sendiri gimana gilanya Mas Adzkan" timpal Alin yang membuat jantung Kaila berdetak kencang.

. . .

Gais....kenalin pemain dilapak ini. Mereka adalah :

Adzkana Evildianto.

Kaila Senja.

Fajar Prasetyo.

Alina Andini.

Wisnu Dermawan.

Udah pada tau kan siapa mereka ? 🤣🤭

REVISHIT (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang