Pelajaran terakhir sudah usai, Nara, kedua sahabatnya serta Chan berjalan turun ke bawah untuk membeli makanan karena sekarang sedang jam istirahat les.
Runa dan Chan berada di depan Nara dan Caca. Dua onggok daging di depannya asik berbicara hingga melupakan dua sahabatnya itu.
"Sejak kapan mereka makin nempel?" Tanya Nara, Caca mengangkat bahunya pertanda tidak tahu. Runa tidak bercerita apapun tentang kedekatannya dengan Chan kepada Nara dan Caca.
Setelah mengisi perut, para murid SMA yang masih berkeliaran di lapangan langsung menuju ke kelas masing-masing saat mendengar bel masuk berbunyi.
Pak Arya selaku guru Bahasa Indonesia yang mengajar les hari ini sudah berada di dalam kelas saat Nara dan yang lainnya tiba di depan kelas.
Dengan senyum sabarnya pak Arya membiarkan mereka masuk ke dalam dan duduk di bangku tanpa hukuman ataupun omelan.
Runa menggotong barang barangnya ke meja di depan Nara dan Caca yang kebetulan kosong.
Selama les berlangsung hanya beberapa murid saja yang mendengarkan penjelasan Pak Arya di depan, Nara jadi iba sendiri melihatnya. Baru saja dirinya ingin ikut mendengarkan penjelasan sang guru di depan, Runa bergumam ingin mengatakan sesuatu.
"Gue ditembak sama Chan"
"Hah?" Ucap Nara kaget dengan nada suaranya yang agak dinaikkan membuat Pak Arya menoleh ke arahnya dan hanya dibalas dengan perkataan maaf dari bibirnya.
"Goblok" Umpat Runa.
"Bukan temen gue" Keluh Caca.
"Serius lo? Kapan?"
"Waktu DBL kemarin" Nara dan Caca sontak memepetkan dirinya ke meja depan demi mendengar cerita Runa dengan seksama.
"Ah parah lo nggak cerita. Gimana kejadiannya?"
"Kan DBL gue bareng sama Chan tuh, nah dia nembak gue pas kita di jalan pulang. Gue kaget njir tiba tiba ditembak gitu. Ya gue ngerasa sih dia mepetin gue cuma nggak nyangka aja secepat ini di tembak"
"Terus lo jawab apa? Tanya Caca.
"Belum gue jawab, gue minta waktu"
"Lo suka nggak sama dia? Perasaan lo ke dia gimana sekarang?"
"Ya suka sih udah, nggak tau udah sayang atau belumnya. Gue tuh lagi nggak mau pacaran tiba tiba di tembak"
"Lo ragu?" Tanya Caca lagi.
"Nggak, gue belum siap pacaran aja. Soalnya kan udah lama banget sejak terakhir kali gue pacaran"
"Masih gantung dong kek jemuran" Runa mengangguk lesu.
"Kalo menurut gue sih lo yakinin dulu perasaan lo gimana ke dia, kalo suka apalagi udah sayang ya udah terima"
"Bener tuh, lagian nggak papa kali pacaran lagi. Toh nggak selamanya pacaran itu waste your time kan? Selama hubungan baik baik aja, suasana hati juga baik"
"Doain gue ajalah"
"Hooh, eh kalo jadian jangan lupa pj lo"
"Ice cream, nggak harus yang mahal. Dua ribuan juga jadi" Tambah Caca
.
."Ih Nara Minggyu ganteng banget, nggak kuat" Oceh Caca pada Nara di sampingnya yang sedang asik mendengarkan lagu.
Caca terus saja memuji ketampanan biasnya itu dan sesekali tertawa. Dia sedang menonton variety show Seventeen ternyata.
"Runa sama Chan udah jadian belum sih" Omel Nara karena melihat keduanya baru saja masuk ke kelas, sepertinya dari kantin.
"Runa!" Teriak Nara dengan gestur tangan menyuruh Runa mendekat.
"Kenapa?"
"Gimana? Udah jadian?" Tanya Nara, karena Runa tak kunjung menjawab Caca mendongakkan kepalanya menatap cewek di depan mejanya dan Nara itu.
"Udah. Nggak ada pj" Katanya lalu kembali ke mejanya karena bel masuk sudah berdering.
"Taruna nusantara pelit!" Teriak Nara.
"Taruna nusantara bukannya nama SMA militer?" Tanya Caca yang dijawab anggukan Nara.
"Kok jadi Taruna Nusantara?"
"Nama dia akan ada Taruna nya ya udah jadi Taruna Nusantara"
"Apasih tijel"
Nara terus menatap ke Runa setelah ditatap balik gadis cerewet itu terus merengek minta dibelikan ice cream yang akhirnya diiyakan oleh Runa karena muak melihat Nara merengek.
"Gue udah, kalian kapan?" Tanya Runa jahil saat mereka sedang membeli ice cream.
"Sialan" Umpat keduanya.
.
.Stay health and stay at home all. Luv 💙
Me After You - April 2020
®Rainsnowflakes
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You
Teen FictionTentang kisah yang kembali dimulai setelah pertemuan saat itu 21 Oktober 2019