Bagian Kedua

65 2 0
                                    

Hola, rders 😊🙌

Selamat datang di tahap kedua 💫 Jangan lupa rders, nikmati perjalanannya

*CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, TEMPAT KEJADIAN ATAUPUN CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN DARI RDYNIM. SEMOGA RDERS MENGERTI*

🐼🐻🐻‍❄️

#[BAB KEDUA]

"SERANG!" teriak laki-laki itu dengan lantang yang kemudian koloni itu maju dengan langkah pasti kedepan, hingga pertempuran tak terelakkan.

Mereka berkelahi seperti orang yang sedang melampiaskan dendam yang sudah lama terkubur di masa lalu.

Laki-laki dengan jaket kulit hitam, jeans panjang hitam yang robek dilututnya, serta bandana scarf merah yang terikat di celananya, memukuli musuhnya dengan sangat brutal. Seseorang berjalan perlahan dengan pakaian yang gelap dan menutupi wajahnya dengan masker hitam sedang membawa sebuah benda silver mengkilat, tetapi kecil ukurannya.

"LANGIT AWAS!" teriakkan itu menggema diantara mereka dan membuat laki-laki berbandana putih memutar tubuhnya kebelakang dengan melayangkan kakinya.

Tepat sasaran, pisau lipat itu jatuh dari genggaman seseorang yang hendak menikamnya.

"Berengsek!" umpat laki-laki itu,

Karena pisau ditangan seseorang itu tidak berhasil menikam targetnya, ia memutar tubuhnya cepat lalu berlari pergi meninggalkan kerumunan itu.

"Pengecut! Jangan lari lo!" seruan itu keluar lagi dari laki-laki dengan bandana merah dicelananya, dia ikut mengejar seseorang itu. Belum selesai langkahnya untuk mengejar tiba-tiba, suara sirine mulai terdengar memecah fokus orang-orang yang tengah melampiaskan dendam itu.

"POLISI! CABUT! BUBAR SEMUA!" seru laki-laki itu.

***

"Nih, minum dulu, kalian ini kok gak kapok-kapok sih, heran emak itu" ujar seorang wanita yang mungkin berusia 40-an keatas atau mungkin 50an. Entahlah, tetapi dia datang dengan membawa nampan penuh dengan minuman dingin, mulai dari es teh, es teh jeruk, es jeruk, es kopi, dll.

"Yaelah mak, kayak gak tau anak muda aja" jawab salah satu laki-laki yang menerima nampan itu,

"Gak apa mak, kuat kita mah," jawab lagi dari salah satu kumpulan laki-laki itu.

Gerombolan laki-laki dengan wajah yang berbagai bentuk, mulai dari luka di wajah, luka lengannya, sudut bibirnya, dll, mereka semua adalah gerombolan laki-laki yang bersama laki-laki berbandana merah dicelana. Mereka semua sudah berpindah lokasi dari yang awalnya bertempur di jalanan kosong, sekarang di warung Mak Abah, begitu sebutannya. 

"Si bapak ketua kenapa dah tuh, tumben amat diam seribu bahasa dan hati kecil ku berbicara" celetuk seorang laki-laki yang duduknya berjarak dua orang dari laki-laki yang disebutnya 'bapak ketua',

"Baru ku sadari, cintaku bertepuk sebelah tangan" lanjut laki-laki disebelahnya sambil berkaca merapikan rambutnya, 

"Malah diterusin, lagi bete dia, kena amuk mampus lo" balas laki-laki lainnya,

"Udahlah, yang tadi gak usah lo pikirin, lo selamat dari tuh manusia aja dah syukur, Ngit" lanjutnya,

"Iya, ngit"

"Tapi, kalau dipikir, kira-kira siapa ya?"

"Halah, gak usah sok pemikir deh lo, nih makan gorengan aja lo" ujar salah satu kawan didekatnya sambil menyumpal mulut kawannya itu dengan gorengan,

Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang