part 5 | yang "menolak dan menerima"

66 13 0
                                    

yu gimana kabarnya hari ini?







harusnya sih della udah balik ke tempat duduknya dari tadi, harusnya nih ya harusnya. tapi-tapi, liatin cowo di sebelahnya ini kesusahan bawa nampan yang kepenuhan kok jadinya malah gemes?

 
'Duk'

karena saking gemesnya dia, della ga sadar kalo dia jalan dan dengan 'ga sengaja nya' nyenggol bahu cowo tadi yang bikin lemon tea yang tadinya berdiri anteng di nampan jadi numpahin iphone sama baju si cowo.

"anjir? sumpa deh gue gatau, ga sengaja asli. gue ganti aja gimana? lemon tea lo? iphone lo? seragam lo deh sekalian ya?" della berucap panik. "gue nungguin kata maaf lo, bukan ganti rugi." melihat cowo di depannya mandang dia sinis, panik della jadi sedikit berkurang.

"yaiya gue minta maaf pake ganti rugi, gimana? kalo gamau diganti barang, uang?" alis cowo itu terangkat sebelah mendengar penuturan della yang terdengar simple. kening cowo itu berkerut, kemudian menatap dingin cewe di depan nya itu.

"dellanika sena, anak sepuluh farmasi lima, anak pengusaha kayu jati sama ibu dosen. am i right?" della udah spechless duluan denger biodata nya disebutin enteng sama cowo di depannya.

"cih, cewe kayak elo mana ngerti artinya uang." ucap cowo itu sebelum berlalu melewati Della.

"bangsat. cewe kaya gue gimana yang lo maksud?!" della setengah berteriak membuat cowok tadi hanya mengedikan bahunya, membuat della sudah sempurna meradang.

"wah. tau gitu gue seret celline kesini biar mampus tu orang digebukin." yok predikat manusia ter-sabar nya kasi ke della dulu, toh della udah ada itikad baik mau ganti kan? ah yauda lah ya, susah kalo nanggepin titisan dakjal.

"lama amat del, ditungguin dari tadi juga." alvi nepuk punggung della yang baru dateng, gatau aja kawanmu ini barusan ketemu makhluk astral lurr. "nungguin gue mau apaan?"

"mau main t o d kuy?"

"kuy!" semuanya serempak duduk rapi melingkar membuat della mau tak mau ikut main bersama, botol sudah siap untuk diputar. "gue duluan yang muter yah?" nata menoleh meminta persetujuan.

melihat semuanya mengangguk, nata memutar bola ditangan nya. semuanya antusias menebak dimana botol itu akan mengarah.

"sial."

cowo bernama danar itu hanya bisa menahan umpatan nya melihat ujung botol itu mengarah padanya.

"sianjer, doa gue kabul woyy. yok truth or dare dan?" nata berucap antusias. "cari aman aja deh ya gue, truth." semuanya nampak kecewa namun tetap berbisik- bisik merencanakan pertanyaan buat danar, hingga bisikan terakhir sampai ke nata, ia tampak sumringah.

"truth buat elo, diantara orang-orang ini ada yang lo sayang ngga? kalo ada ungkapin sekarang!" ucapan nata berakhir membuat danar melotot sempurna. inimah secara nggak langsung dia disuruh nembak cewe anjir.

"ah elah ngapasii, yang bener-bener aja dongg." danar yang merasa di sudutkan akhirnya ngalah. "ehm,"

"letta,"

"... gue sayang sama elo."

semua pandangan tertuju pada letta, gadis yang sedari tadi hanya diam melihat kelakuan teman-temannya menggila, namun apa ini? kenapa sekarang ia yang jadi gila waktu denger pengakuan danar?

"terima! terima!" letta udah spechless tahu bahwa perasaan nya terbalaskan hanya dapat mengangguk kecil membuat kerumunan di sudut kafe itu menjadi overload budak cinta.

"gue ke toilet bentar deh ya." nata undur diri. alvi yang menyadari keadaan pun hanya bisa menepuk pundak danar pelan, danar noleh natap alvi pake tatapan tanda tanya.

"paan?"

"lo kehilangan yang lebih berharga bro."






this part—

based on true story.
vote cintah.

Include You √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang