Satu

98 13 0
                                    

Gemuruh suara klakson yang sedari tadi tak kunjung berhenti membuat Luxiana jengkel, selain suara klakson dari mobil lain yang menggangu, dia juga kesal karena kepanasan. Gimana ngga? Mobil yang dia gunakan atapnya terbuka membuat matahari langsung mengenai kulitnya yang putih mulus.

Luxiana berdiri dikursi mobil dan berteriak "Woi! Bisa buruan jalan ga si? Udah lampu ijo tuh!".

"Mobil depan mogok mba" ucap seorang bapak dari mobil didepannya.

Luxiana kembali duduk sambil berdecak kesal "Masih pagi udah buat emosi aja" ucapnya seraya melajukan mobilnya perlahan kejalur sebelah yang sudah lumayan lancar.

Setelah beberapa menit terjebak macet, Luxiana sampai kesekolahnya dengan gerbang sekolah sudah tertutup rapat tentunya "Pak, saya boleh masuk yaa? Baru telat 5 menit kok" katanya sedikit berteriak.

Gerbang perlahan terbuka menampilkan pak Edi si satpam sekolah paling rendah hati dan sabar "Aduh neng Luxi kenapa telat terus sih? Saya cape bukain gerbangnya" kata pak Edi sambil mendorong gerbang agar Luxi bisa masuk.

"Pak Edi... hari ini tuh suram bangett pokonya, makasiih yaa udah dibukain" Luxi memberikan senyumannya "daah pak Edi" setelah mengucapkan itu Luxi langsung melajukan mobilnya.

Luxi berjalan dikoridor sekolah dengan santai, rambut coklatnya yang panjang dibiarkan tergerai. Walaupun bel masuk sudah bebunyi sejak tadi, tapi masih ada murid yang berkeliaran di koridor, saat Luxi lewat beberapa laki-laki yang ada di koridor menggodanya. Namun, dia tidak perduli malah bejalan dengan wajah yang dibuat seangkuh mungkin.

"Pagi sayang" kata seseorang yang tiba-tiba berada di depannya bagaikan setan.

"Hah? Sorry? Ngomong sama gue?" Luxi menunjuk dirinya sendiri dengan tampang bingung.

Laki-laki itu memegang tangan Luxi "Kamu tau kan? aku gamau putus sama kamu".

Luxi tersenyum lalu melepaskan tangannya dari genggaman laki-laki itu "Rendi..lo tau kan siapa gue? Harusnya lo tau konsekuensinya sebelum memutuskan pacaran sama gue" Luxi menyingkirkan tubuh Rendi dan kembali berjalan.

Rendi hanya bisa terdiam mematung.

Itulah Luxiana cewe yang selalu bergonta-ganti pacar. Bukan karena jahat, lebih tepatnya Luxi mencari laki-laki yang tidak menyukainya karena dia cantik ataupun badannya yang aje gile bagus. Mencari laki-laki yang otaknya ngga dipenuhin sama dada dan selangkangan itu susah banget dan mustahil.

Dan Rendi adalah pacar ke-5 nya di bulan ini yang diputusin dengan waktu pacaran 6 hari. Hebat!.

***

"Yaampun Luxi, lo jahat banget si sama Rendi" kata Zela sambil meminum juz Alpukatnya.

Arzela Laura, sahabat Luxi yang super baik dan super tenang dengan kondisi apapun. Saking mengertinya dengan mainannya Luxi, Zela kadang suka kasian sama cowo-cowo yang udah jadi mantan Luxi-berakhir gabisa lepas dari Luxi. Tapi, mau gimana lagi sahabatnya itu emang lagi berusaha cari cinta sejati yang padahal mustahil juga buat didapet. Soalnya, udah 3 tahun sekolah disini Luxi ngga pernah awet barang 1 bulan aja pacaran sama laki-laki disekolahnya.

"I dont give a shit" jawab Luxi sambil menyuap mie ayam buatan mang didi yang super enak.

Di jam istirahat kaya gini semua orang dikantin matanya selalu terfokus pada Luxi dan Zela, bukan hanya laki-laki, kini perempuan juga ikut melihat Luxi dan Zela dengan tatapan sinis, iri dan mungkin juga siap membunuh. Tapi, itu semua tidak berpengaruh pada Luxi dan Zela, mereka malah asik makan tanpa perduli sekitar.

"Luxi, mau ngga jadi pacar gue?" kata seorang laki-laki yang tingkat kepercayaan dirinya tinggi banget.

Luxi menatap laki-laki itu dengan tatapan menilai, cowo brandal.

TRAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang