Lima

34 8 0
                                    

Toko buku di tengah kota yang sibuk, menjadi tempat paling tenang. Membaca berbagai genre buku mulai dari thriller, horor sampai romantis pun akan terasa menyenangkan. Terlebih lagi toko buku ini tidak banyak pengunjung. Karna jaman sekarang orang lebih suka membaca melalui smartphone mereka.

Luxi berjalan dari rak satu ke rak yang lain, meninggalkan Hyuga yang sedang sibuk dirak novel dengan genre romantis.

Seperkian menit berlalu, dengan tampang kepo, Luxi menoleh kearah Hyuga.

"Hyuga" panggil Luxi.

Hyuga menghampirinya sambil berkata "Apa?".

Luxi mengambil secara acak buku dengan genre misteri, thriller "Lo harus baca ini" kata Luxi sambil memberikan bukunya dengan cara menempelkan buku itu ke dada Hyuga dengan gerakan cepat. Yaa, akui saja Luxi memang sedikit kasar.

"Lo udah pernah baca?" tanya Hyuga.

"Mm.." Luxi mengangguk meyakinkan, karena sebetulnya dia belum pernah membacanya "Oh ya, genre romantis ngga cocok buat lo".

"Kenapa?".

"Karena, lo terlalu kaku. Itu sebabnya buku kemarin ngga selesai-selesai lo baca" setelah mengatakan itu dia diam sejenak "Ah.. jangan bilang lo ngga pernah baca buku itu?" Luxi menyipitkan matanya, Hyuga yang ditatap seperti itu pun mengusap tengkuknya malu-malu "Hassh..cari perhatian" katanya seraya kembali berjalan melihat-lihat buku.

"Nggak ko, gue baca...ya walaupun sedikit. Gue Cuma penasaran doang" Hyuga berkata dibelakang Luxi dengan wajah sedikit memerah "Lagi pula itu punya nyokap gue".

"Ngga butuh klarifikasi, fokus aja cari buku yang mau lo baca".

Hyuga menatap Luxi dengan senyum tipis, ternyata Luxi bukan tipe cewe yang rewel dan banyak mau. Dugaannya tentang Luxi saat di rumah ternyata salah.

Waktu terus berjalan Luxi dan Hyuga sudah menemukan beberapa buku yang mereka suka, setelah membayarnya mereka keluar dari toko buku itu.

"Terlihat bahagia" ucap seseorang.

Luxi menoleh kearah sumber suara dengan wajah malas karena dia tau betul suara itu milik siapa "Kebetulan ketemu atau....lo mata-matain gue, Resti?".

Resti tersenyum "Ini tempat umum yang didatengin banyak orang, jadi ngga ada salahnya dong kalo tiba-tiba kita ketemu" katanya sambil menyentuh pundak Luxi.

Luxi menyingkirkan tangan Resti dengan menggoyangkan bahunya pertanda dia tidak suka jika perempuan itu menyentuhnya "Ah begitu. Oh ya...kita banyak urusan, permisi".

"Hey Hyuga, lo harus hati hati sama wanita penggoda itu. Mulutnya manis banget soalnya" katanya setelah Hyuga dan Luxi bejalan.

Hyuga berhenti dari jalannya menoleh kearah Luxi yang sedang menahan marahnya dengan menghembuskan nafas dan memejamkan matanya. Hyuga menghampiri Resti, Luxi yang menyadari itu pun dia langsung membalikan badannya.

"Resti, kayanya lo ngga bisa nilai orang dari apa yang lu denger dan dari apa yang lo lihat doang deh" ucap Hyuga dengan senyuman memaksa "Satu lagi dan perlu lo cantet, lo ngga boleh berteriak sesuatu yang lo ngga tau di tempat umum" setelah mengucapkan itu Hyuga menggandeng Luxi untuk pergi dari sana.

Motor milik Hyuga berjalan membelah jalanan kota dengan tenang, tanpa ada suara berisik dari Luxi. Hyuga melirik ke arah spion motornya, terlihat Luxi masih diam bergulat dengan pikirannya sendiri, tangan yang tadi memeluk Hyuga kini tidak lagi memeluknya. Sepertinya perkataan Resti tadi mengganggu pikiran perempuan itu, terlihat jelas. Karena, sejak tadi Luxi menghembuskan nafasnya berkali-kali, seperti sudah sangat lelah.

TRAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang